Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251020-WA0050.jpg
Aksi demo para siswa SMAN 11 Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Intinya sih...

  • Siswa kecam tindakan kepsek

  • Kepala sekolah membuat keputusan sepihak yang merugikan para korban.

  • Para siswa curiga dengan perilaku kepsek

  • Kepala sekolah bersikap tertutup dan hanya memberikan ruang klarifikasi bagi Chiko secara tertutup di dalam ruangan.

  • DP3AKB klaim masih identifikasi editan video porno

  • Pihak DP3AKB Jateng masih mengidentifikasi dan mengumpulkan para korban dari kasus sebaran video porno.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Sejumlah siswa SMAN 11 Semarang meminta kepada sekolah (kepsek) Roro Tri Widyastuti agar segera bertindak tegas terhadap Chiko Radityatama Agung Putra yang menyebarluaskan editan video porno. 

Mereka memutuskan berunjuk rasa di halaman SMAN 11 tepat saat upacara bendera, Senin pagi (20/10/2025) yang diikuti Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah, Ema Rachmawati, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Syamsudin; serta jajaran Disdikbud Jateng. 

Sejumlah siswa kompak membentangkan spanduk bertuliskan Korban Butuh #Keadilan, Justice For SMA11 dan pesan bertuliskan Jangan Buta #UsutTuntas.

1. Siswa kecam tindakan kepsek

Aksi demo menuntut kepsek SMAN 11 bertanggung jawab kasus editan video porno. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Albani Telani, siswa kelas XII SMAN 11 Semarang mengecam tindakan Kepsek yang sepihak membuat keputusan karena telah merugikan para korban. 

"Kepala sekolah mengambil keputusan sepihak dengan menjadikan klarifikasi itu di dalam ruangan tertutup tanpa disaksikan pihak lain," tuturnya. 

2. Para siswa curiga dengan perilaku kepsek SMAN 11

Para siswa SMAN 11 membentangkan spanduk tuntutan di halaman sekolah mereka. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Menurut Albani, kepala sekolah bersikap tertutup karena memberikan ruang klarifikasi bagi Chiko secara tertutup di dalam ruangan, bukan secara terbuka sebagaimana kesepakatan awal.

Lebih jelas lagi ia menyebut hanya Komnas PPA yang disambut oleh kepala sekolah, sementara aparat, media, dan pihak lain tidak mendapat kesempatan bertemu.

"Yang disambut hanya Komnas PPA. Bagaimana dengan aparat dan media? Bahkan pers pun saat datang ke sini tidak diterima kepala sekolah. Kami hanya ingin kejelasan soal tanggung jawab kepala sekolah,” akunya. 

Albani menegaskan tuntutan para siswa agar pihak sekolah menjelaskan secara terbuka tanggung jawab mereka atas kasus Chiko.

Selain itu, mereka juga mendesak agar Chiko melakukan klarifikasi secara terbuka di hadapan publik sekolah.

“Teman-teman kecewa dengan tindakan Chiko. Karena itu, kami sudah menyiapkan petisi warga SMAN 11 Semarang agar klarifikasi Chiko dilakukan secara terbuka, sesuai kesepakatan awal. Kami juga kecewa karena kepala sekolah mengambil keputusan sepihak,” ujarnya.

3. DP3AKB klaim masih identifikasi editan video porno

ilustrasi video porno (IDN Times/Besse Fadhila)

Kepala DP3AKB Jateng, Ema Rachmawati mengaku masih identifikasi dan investigasi dari kasus sebaran video porno tersebut.

Pihaknya juga masih mengumpulkan para korban. "Tidak bisa cepat karena korban-korban yang kuliah masih midsemester jadi belum bisa ketemu, mereka minta waktu," ujarnya kepada IDN Times dari WhatsApp. 

Sampai sekarang ia berkata belum ada pihak SMA 11 yang mencoba menghubungi satu persatu alumni yang terindikasi jadi korban.

"Kita juga masih koordinasi dengan Disdik. Karena tidak semua korban mau hadir jadi masih kita sisir satu persatu," tuturnya. 

Editorial Team