Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang memastikan pelaksanaan libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) bagi siswa berlangsung tanpa beban akademik berlebihan. Kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut langsung dari Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 14 Tahun 2025 tentang kegiatan murid selama libur Nataru.
Siswa di Semarang Tak Boleh Dibebani PR dan Tugas Berlebihan Saat Libur Nataru

Intinya sih...
Pemerintah Kota Semarang memastikan libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 bagi siswa tanpa beban akademik berlebihan.
Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 14 Tahun 2025.
Tujuannya adalah agar siswa dapat menikmati liburan dengan tenang tanpa harus terbebani oleh PR dan tugas sekolah.
1. Pastikan sekolah tidak membebani siswa dengan pekerjaan rumah
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mengatakan, pihaknya melalui Dinas Pendidikan telah merespons imbauan tersebut secara konkret dan terukur.
“Pemerintah Kota Semarang sudah menindaklanjuti arahan pemerintah pusat. Kami pastikan sekolah tidak membebani murid dengan pekerjaan rumah atau proyek yang berlebihan selama libur Natal dan Tahun Baru,” ungkapnya, Sabtu (27/12/2025).
Ia menjelaskan, tindak lanjut tersebut dituangkan dalam Surat Edaran Dinas Pendidikan Kota Semarang Nomor B/28169/400.3/XII/2025.
Dalam edaran itu ditegaskan bahwa penugasan kepada siswa—apabila diberikan—harus bersifat sederhana, menyenangkan, dan dapat dilakukan bersama keluarga.
“Kalau pun ada aktivitas, itu sifatnya ringan, menyenangkan, dan tidak menimbulkan beban akademik maupun finansial. Libur sekolah harus menjadi ruang anak untuk beristirahat dan tumbuh secara sehat,” tegasnya.
2. Liburan dengan kegiatan edukatif dan menyenangkan
Agustina juga menyampaikan, bahwa Surat Edaran Disdik Kota Semarang telah diterbitkan pada 19 Desember 2025 dan disosialisasikan kepada seluruh satuan pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, hingga PKBM dan SKB.
Sosialisasi dilakukan melalui sekolah masing-masing untuk diteruskan kepada orang tua atau wali murid.
“Kami memastikan informasi ini sampai ke sekolah dan orang tua. Jadi tidak ada kebingungan di lapangan terkait jadwal libur maupun ketentuan selama masa liburan,” katanya.
Lebih lanjut, Agustina menekankan pentingnya pengisian waktu libur dengan aktivitas yang edukatif dan menyenangkan
Dinas Pendidikan telah memberikan panduan agar sekolah dan orang tua mengarahkan anak pada kegiatan yang mendorong literasi, kreativitas, dan kesehatan fisik.
3. Tingkatkan kewaspadaan terhadap risiko keselamatan anak
“Kami mendorong aktivitas seperti membaca buku bersama, kegiatan literasi dan numerasi yang ringan, seni, permainan yang melatih logika dan kerja sama, olahraga, serta kegiatan budaya sesuai minat anak. Semua itu tanpa menambah beban akademik,” jelasnya.
Menghadapi libur sekolah yang bertepatan dengan puncak musim hujan, para orang tua dan sekolah juga diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko keselamatan anak. Ia menekankan pentingnya edukasi kebencanaan sejak dini.
“Kami mengimbau orang tua dan sekolah memberikan edukasi Satuan Pendidikan Aman Bencana. Anak perlu tahu jalur evakuasi, nomor layanan darurat, dan memahami risiko saat beraktivitas di luar rumah, terutama di musim hujan,” katanya.
Selain faktor cuaca, Agustina juga menyoroti potensi keramaian dan mobilitas tinggi selama perayaan Natal dan Tahun Baru. Ia meminta orang tua meningkatkan pengawasan anak, terutama di ruang publik.
“Keramaian saat Nataru perlu diantisipasi. Orang tua harus memastikan anak tidak terpisah dari keluarga, memahami keselamatan berlalu lintas, dan menggunakan gawai serta internet secara bijak,” tegasnya.
4. Peran orang tua jadi kunci keberhasilan liburan
Untuk memastikan keamanan dan kenyamanan selama libur Nataru, Agustina menyatakan bahwa Dinas Pendidikan mendorong sekolah berkoordinasi dengan perangkat daerah dan unsur masyarakat.
Koordinasi ini mencakup pengamanan aset sekolah, keselamatan siswa, hingga penyediaan kanal pelaporan jika terjadi keadaan darurat. “Kolaborasi lintas sektor penting agar masa libur berjalan aman dan kondusif,” ujarnya.
Agustina berharap peran orang tua menjadi kunci utama keberhasilan kebijakan libur sekolah ini. Ia mengajak orang tua menjadikan liburan sebagai momen berkualitas bersama anak.
“Libur akhir tahun adalah kesempatan membangun komunikasi positif, menanamkan nilai karakter, menjaga rutinitas dasar anak, dan mengarahkan mereka pada aktivitas yang aman, sehat, dan bermakna. Dengan begitu, liburan benar-benar memberi dampak positif bagi perkembangan karakter dan kognitif siswa,” pungkasnya.