Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Arief Rahmat

Klaten, IDN Times - Viral di media sosial warga mengeluhkan kendaraan mereka mogok setelah mengisi BBM jenis pertalite di sebuah SPBU di Kecamatan Trucuk, Klaten. Dalam video tersebut warga yang menggunakan mobil maupun sepeda motor terlihat berada di sebuah SPBU dan menyebutkan dugaan adanya campuran air di BBM tersebut.

Polres Klaten langsung menindaklanjuti dengan menutup salah satu SPBU di Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dengan kode 44.572.29. SPBU itu kini ditutup sementara terkait dengan dugaan bahan bakar minyak (BBM) tercampur air.

Kasatreskrim Polres Klaten Iptu Taufik Frida Mustofa, Selasa (8/4/2025) mengatakan bahwa penutupan tersebut sebagai tindak lanjut dari laporan masyarakat terkait dengan BBM tercampur zat lain atau air yang mengakibatkan kendaraan mogok atau mati. "Kami cek di tempat pengisian tersebut dari noken tercampur zat lain dari BBM jenis pertalite," katanya dilansir dari Antara.

Selain itu, kata dia, ditemukan juga kendaraan mogok usai mengisi BBM di SPBU tersebut sehingga harus dibawa ke bengkel. Oleh karena itu, untuk melindungi konsumen dan masyarakat, pihaknya melakukan sterilisasi status quo di SPBU tersebut agar tidak melakukan penjualan stok BBM yang telah tercampur.

"Kami lakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kasus tersebut," kata Iptu Taufik. Saat ini SPBU pengisian khususnya token pengisian BBM jenis pertalite telah dipasang garis polisi untuk menghindari adanya korban lain, sekaligus bagian dari penyelidikan.

Sementara itu, salah satu konsumen bernama Hartana mengaku sering mengisi BBM di SPBU tersebut. "Setiap hari ngisi di sini, ya pertalite ya pertamax. Waktu itu saya isi pertalite mesinnya enggak beres. Waktu itu sudah jalan sekitar 3—4 km baru terasa," katanya.

Terbaru dia sempat mengisi pertamax di SPBU yang sama dan mesinnya juga terganggu. Diungkapkan bahwa kejadian tersebut dirasakan sejak 2 minggu terakhir. "Ya kalau memang ada kecurangan, lebih baik ditutup dahulu," katanya.

Editorial Team