Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
idntimes.com
Aktivis cuci pasir disekitar sungai Sapi Banjarnegara yang diduga menjadi pemicu air menjadi keruh hingga warga tak bisa memanfaatkan airnya, Selasa (7/10/2025.(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Intinya sih...

  • Air Sungai tak Lagi bisa digunakan untuk kebutuhan Sehari hariSedikitnya lima desa terdampak pencemaran ini, yakni Desa Petir, Kaliajir, Karanganyar, Merden, dan Jalatunda. Warga mengaku air sungai yang sebelumnya dimanfaatkan untuk mencuci dan mengairi sawah kini sudah tak layak pakai.

  • Aktivitas cuci pasir diduga jadi sumber pencemaran airBerdasarkan laporan warga, kegiatan pencucian pasir di Desa Petir sudah berlangsung lebih dari tiga tahun. Aktivitas tersebut menggunakan mesin penyedot yang membuang limbah lumpur langsung ke sungai.

  • Pemerintah diminta bertindakMenanggapi keluhan warga, pemerintah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banjarnegara, IDN Times - Warga di sepanjang aliran Sungai Sapi, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, resah akibat kondisi air yang kini berubah keruh, cokelat pekat, dan berbau lumpur.

Mereka menduga, pencemaran tersebut disebabkan oleh aktivitas pencucian pasir menggunakan mesin penyedot di wilayah hulu sungai, tepatnya di Desa Petir, Kecamatan Purwanegara.

1. Air Sungai tak Lagi bisa digunakan untuk kebutuhan Sehari hari

Kondisi air sungai Sapi yang nampak keruh pekat terlihat dari atas jembatan, Selasa (7/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Sedikitnya lima desa terdampak pencemaran ini, yakni Desa Petir, Kaliajir, Karanganyar, Merden, dan Jalatunda. Warga mengaku air sungai yang sebelumnya dimanfaatkan untuk mencuci dan mengairi sawah kini sudah tak layak pakai.

"Airnya sekarang cokelat pekat dan berbau lumpur, padahal dulu masih bisa dipakai untuk menyiram tanaman," keluh Samud, warga Desa Petir, Selasa (7/10/2025).

Kondisi ini makin parah saat musim kemarau tiba. Hal itu juga dibenarkan Kepala Desa Jalatunda, Satam, mengatakan warga di desanya kini kesulitan air bersih. "Kalau musim kemarau, air sungai sangat keruh. Warga yang biasa mencuci di sungai tidak bisa lagi memanfaatkan airnya," ujarnya.

2. Aktivitas cuci pasir diduga jadi sumber pencemaran air

Warga di sekitar sungai sapi merasa sedih melihat kondisi air yang dulu jernih kini tak bisa diharapkan, Selasa (7/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Berdasarkan laporan warga, kegiatan pencucian pasir di Desa Petir sudah berlangsung lebih dari tiga tahun. Aktivitas tersebut menggunakan mesin penyedot yang membuang limbah lumpur langsung ke sungai, menyebabkan endapan tinggi di dasar sungai dan menurunkan kualitas air.

Selain menimbulkan bau tak sedap, warga khawatir pencemaran ini akan merusak ekosistem sungai dan mengganggu pertanian di sepanjang aliran Sungai Sapi.

"Kalau dibiarkan, bisa jadi ikan mati dan air makin sulit mengalir ke sawah,"kata salah satu warga lainnya yang enggan disebut namanya.

3. Pemerintah diminta bertindak

Pemdes setempat berharap pemerintah yang berwenang bisa mengatasi persoalan yang mencemari air sungai sapi, Selasa (7/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Menanggapi keluhan warga, pemerintah desa bersama Forkopimcam Purwanegara telah melakukan pertemuan di Desa Merden dan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarnegara untuk melakukan pengecekan lapangan.

Warga berharap pemerintah segera menertibkan aktivitas pencucian pasir yang dianggap merusak lingkungan. "Kami ingin sungai kembali bersih seperti dulu, supaya bisa digunakan lagi untuk kebutuhan warga,"ujar Satam.

Ditambahkannya, jika dibiarkan tanpa pengawasan ketat, pencemaran Sungai Sapi dikhawatirkan akan menjadi masalah tahunan yang terus berulang setiap musim kemarau.

Editorial Team