Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Salah satu jalan yang terputus aksesny akibat pergerakan tanah di Banjarnegara, Kamis (23/1/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Banjarnegara, IDN Times - Pengungsi di Desa Ratamba, Kecamatan Panawaran bertambah. Hal ini karena pergerakan tanah di Dusun Kalireng, Desa Ratamba, Kecamatan Penawaran masih sering terjadi. Para pengungsi khawatir pergerakan tanah tersebut membahayakan keselamatan nyawa mereka.

1. Jumlah pengungsi bertambah menjadi 18 kepala keluarga

Infografis data penanganan bencana tanah bergerak yang dilalukan oleh pemkab Banjarnegara, Kamis (24/1/2025).(IDN Times/BPBD Banjarnegara)

Hujan lebat yang terjadi pada Senin (20/1/2025), pukul 18.00 sampai 22.00 WIB, memicu terjadinya pergerakan tanah di Dusun Kalireng, Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran. Pergerakan tanah tersebut merusak beberapa rumah warga, satu musala, dan menyebabkan ruas jalan provinsi yang menghubungkan Karangkobar dengan Batur mengalami retak.

Akibat kejadian tersebut sebanyak 13 keluarga yang terdiri atas 41 jiwa mengungsi ke rumah-rumah saudara yang berada di lokasi aman dari pergerakan tanah.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo mengatakan ada tambahan lima keluarga yang mengungsi. Jumlah pengungsi bertambah dari sebelumnya 13 keluarga menjadi 18 keluarga.

"Lima keluarga yang baru mengungsi itu karena rumah mereka terancam pergerakan tanah. Mereka takut karena kondisi tanah masih labil," katanya.

2. Sebanyak 13 rumah mengalami rusak berat

Salah satu rumah warga Desa Ratamba yang mengalami kerusakan parah akibata tanah bergerak yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Selasa (21/1/2025).(IDN Times/Foto ; BPBD Banjarnagera))

Andri mengatakan BPBD mulai menginventarisasi dampak kerusakan rumah penduduk, bangunan, dan fasilitas umum lainnya yang dipicu oleh pergerakan tanah di Dusun Kalireng, Desa Ratamba.

"Sesuai hasil rapat tadi pagi, Pak Pj (Penjabat) Bupati Banjarnegara memerintahkan kami untuk menginventarisasi segala hal supaya langkah-langkah yang dilakukan tidak salah, termasuk berapa personel yang menangani rumah, berapa yang menangani fasilitas lainnya," katanya.

BPBD Kabupaten Banjarnegara juga telah berkirim surat ke Badan Geologi agar dilakukan kajian terhadap pergerakan tanah di Desa Ratamba. "Kami tunggu kajian yang dilakukan oleh Badan Geologi," kata Andri menegaskan.

Sementara dari data menyebutkan 13 rumah rusak berat adalah milik, Kisman, Tofik, Slamet, Hermawan, Indrianto, Rahardjo, Tarwito, Agus Purwanto, Adik Rohadi, Nisom, Aji Istiawan, Rochman, Ahmat Nur Khamim, Al-Kanan dan Wasriyah. Sedang dua rumah terancam (Berada di area lokasi kejadian) yakni milik, Syukur dan Samudi. Bangunan lain yang rusak adalah musala, Pondok Pesantren Terancam dan jalan Kabupaten Pejawaran - Batur amblas sepanjang sekitar 100 meter dan tidak dapat dilalui kendaraan roda 2 dan Roda 4.

3. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan tanah bergerak diingatkan selalu waspada

Eddy Wahono, pengamat lingkungan dan sosial Banyumas yang sebut perlunya kewaspadaan bila terjadi hujan secara terus menerus.(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Pengamat lingkungan Banyumas, Eddy Wahono menerangkan tanah bergerak adalah fenomena di mana tanah kehilangan kestabilannya dan mulai bergeser atau longsor. Ini biasanya terjadi karena kombinasi faktor seperti curah hujan tinggi, struktur tanah yang lemah, lereng curam, atau aktivitas manusia seperti penggalian.

Ditambahkan, untuk menghindari risiko akibat tanah bergerak tandanya biasanya akan muncul retakan di tanah, dinding, atau jalan pohon, tiang, atau bangunan tampak miring air permukaan mulai mengalir tidak seperti biasanya, atau muncul rembesan air dari lereng, dan longsoran kecil sudah mulai terjadi di sekitar area.

"Jika tinggal di daerah yang rawan tanah bergerak seperti di Ratamba dan sekitarnya, penting untuk selalu waspada terhadap perubahan lingkungan dengan cara waspada jika hujan deras berlangsung lama, dan jangan mendekati area lereng yang sudah terlihat tanda-tanda longsor, dan bila sampai terjadi siapkan jalur evakuasi yang aman jika terjadi pergerakan tanah, jadi jangan menunggu terlalu lama untuk mengungsi ketika ada tanda-tanda bahaya, dan yang terpenting adalah ada beberapa daerah yang harus dibuatkan penahan guguran,"pungkasnya.

 

Editorial Team