Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
banjir, banjir semarang, kolam retensi, rumah pompa
Pemerintah Kota Semarang berupaya untuk mempercepat penanganan banjir di sejumlah lokasi dengan peremajaan sistem pompa dan pengerukan kolam retensi. (dok. Pemkot Semarang)

Intinya sih...

  • Pemerintah Kota Semarang mempercepat penanganan banjir dengan peremajaan sistem pompa.

  • Pengerukan kolam retensi dilakukan untuk mengatasi banjir di kawasan rawan.

  • Langkah ini diambil untuk meminimalisir dampak banjir di Ibu Kota Jawa Tengah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang berupaya untuk mempercepat penanganan banjir di sejumlah lokasi di Ibu Kota Jawa Tengah. Langkah yang dilakukan dengan peremajaan sistem pompa dan pengerukan kolam retensi di kawasan rawan banjir. 

1. Peremajaan di Rumah Pompa Sringin

Pemerintah Kota Semarang berupaya untuk mempercepat penanganan banjir di sejumlah lokasi dengan peremajaan sistem pompa dan pengerukan kolam retensi. (dok. Pemkot Semarang)

Upaya ini dilakukan agar kapasitas pembuangan air meningkat, terutama di wilayah yang sering terdampak banjir seperti Genuksari, Trimulyo, dan Gebanganom.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Suwarto mengatakan, saat ini proses peremajaan pompa di Rumah Pompa Tenggang sudah berjalan dengan baik. Dari total enam unit pompa berkapasitas 2.000 liter per detik (LPS), tiga unit telah terpasang dan beroperasi normal.

“Total nanti semuanya enam pompa dengan kapasitas 2.000 LPS per unit. Tiga sudah terpasang, tiga lainnya masih proses, tetapi sebagian masih bisa dioperasikan. Jadi total kapasitas nantinya mencapai 12.000 LPS,” katanya, Kamis (13/11/2025).

Peremajaan pompa juga dilakukan di Rumah Pompa Sringin. Dari lima unit pompa, empat telah selesai diganti, dan satu lainnya ditargetkan rampung dalam waktu dekat.

"Seluruh pekerjaan ditargetkan selesai pada November 2025," ungkap Suwarto.

2. Pemkot percepat pengerukan sedimen di kolam retensi

Pemerintah Kota Semarang berupaya untuk mempercepat penanganan banjir di sejumlah lokasi dengan peremajaan sistem pompa dan pengerukan kolam retensi. (dok. Pemkot Semarang)

Selain itu, Pemkot Semarang juga mempercepat proses pengerukan sedimen di kolam retensi Muktiharjo yang dijadwalkan dilakukan secara swakelola pada tahun 2026. Langkah ini untuk memastikan daya tampung air tetap optimal selama musim hujan.

“Di Muktiharjo nanti kami lakukan pengerukan sedimen agar kapasitas retensi tidak berkurang. Ini bagian dari strategi jangka panjang kami dalam menjaga sistem pengendalian banjir,” terangnya.

Selanjutnya, DPU Kota Semarang juga tengah menyiapkan peremajaan pompa di Rumah Pompa Waru dan Muktiharjo Kidul. Beberapa unit pompa lama yang sempat rusak kini sudah berfungsi kembali, namun tetap akan diganti agar lebih andal.

“Di Waru dan Muktiharjo Kidul kapasitasnya juga akan disamakan, masing-masing dua unit dengan kapasitas 2.000 LPS. Ada yang sudah bisa operasi sementara, sambil menunggu unit baru datang,” ujar Suwarto.

3. Kementerian PUPR siapkan sistem pengendali air yang komprehensif

Pemerintah Kota Semarang berupaya untuk mempercepat penanganan banjir di sejumlah lokasi dengan peremajaan sistem pompa dan pengerukan kolam retensi. (dok. Pemkot Semarang)

Upaya penanganan banjir di Kota Semarang ini juga mendapat dukungan langsung dari pemerintah pusat. Pada kunjungan beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Diana Kusumastuti menyampaikan, jika pihaknya sedang menyiapkan rumah pompa dan sistem pengendali air yang komprehensif.

‘’Harapannya, seluruh pekerjaan bisa selesai pada akhir tahun ini agar penanganan banjir semakin efektif,” ujarnya.

Kementerian PUPR memastikan bahwa peremajaan dan integrasi sistem pompa ini merupakan bagian dari solusi terpadu untuk menanggulangi banjir di wilayah Pantura, khususnya Kota Semarang.

“Kami berharap dengan sistem ini, persoalan banjir di Semarang bisa teratasi secara menyeluruh,” pungkas Diana.

Editorial Team