Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
idntimes.com
Tanggul irigasi Belimbing Banjarnegara yang jebol pada mengancam gagal para petani di empat kecamatan, Kamis (23/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Intinya sih...

  • Warga panik, akses jalan terputus

  • Camat ingin segera lakukan perbaikan permanen

  • Sebelumnya sudah ada retakan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banjarnegara, IDN Times - Tanggul irigasi saluran Belimbing di Banjarnegara jebol pada Kamis (23/10/2025) sekitar pukul 07:00 WIB. Peristiwa ini bukan hanya menyebabkan aliran air terganggu, tetapi juga mengancam kehidupan para petani di empat kecamatan sekaligus Mandiraja, Klampok, Purwonegoro, dan Bawang.

Jebolnya tanggul selebar sekitar 35 meter itu akibat hujan sejak malam hingga pagi hari yang menyebabkan air tak lagi mengalir dengan normal, dan sebagian wilayah justru tergenang lumpur.

Akibat jebol, kedepan sedikitnya 5.680 hektar lahan pertanian kini terancam kekeringan Irigasi Belimbing merupakan salah satu jalur utama penyuplai air bagi areal persawahan di wilayah selatan Banjarnegara.

1. Warga panik, akses jalan terputus

Akibat jebol, jalan yang berada didekat tanggul juga terputus hingga akses warga pun terganggu, Kamis (23/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Wito, warga Dusun Diwek kelurahan Semarang, kecamatan Banjarnegara, yang tinggal berdekatan dengan lokasi kejadian, menceritakan detik detik saat tanggul jebol. "Saya kira gempa, tanah seperti bergetar, pas saya keluar rumah, air sudah meluap dan tanggul di sebelah rumah jebol,"ujar Wito dengan nada cemas.

Ditambahkan, bukan hanya sawah yang terdampak, jalan utama di atas saluran irigasi pun ikut ambles. Akibatnya, akses menuju Perumahan Harmoni terputus total. Warga di kompleks tersebut kini kesulitan keluar masuk karena jalan yang biasa mereka lalui tidak bisa dilintasi kendaraan.

"Anak anak sekolah harus memutar jauh, sementara warga yang bekerja juga terganggu karena jalur utama benar-benar terputus,"kata salah satu warga, Sri Wahyuni, yang setiap hari melewati jalan tersebut.

2. Camat ingin segera lakukan perbaikan permanen

Syahbudin, Camat kecamatan Banjarnegara sebut akan segera berkordinasi perbaikan permanen dengan daerah, Kamis (23/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Camat Banjarnegara, Syahbudin, bersama tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan Dinas Pekerjaan Umum turun langsung ke lokasi. Ia memastikan langkah penanganan darurat sudah dilakukan, termasuk upaya menutup tanggul sementara dengan karung tanah dan batu.

"Untuk sementara kami masih melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan Dinas PU serta pihak pengairan agar segera dilakukan langkah perbaikan permanen,"ungkap Syahbudin kepada IDN Times.

Syahbudin juga menegaskan pentingnya pemulihan pasokan air ke lahan pertanian, mengingat sebagian besar warga Banjarnegara bergantung pada sektor pertanian. "Kalau suplai air terlambat diperbaiki, dampaknya bisa panjang, ribuan petani akan kehilangan sumber penghidupan mereka," tambahnya.

3. Sebelumnya sudah ada retakan, kini warga berjibaku

Warga sebut sebelumnya sudah ada retakan kecil sebelum tanggul jebol, Kamis (23/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Pantauan IDN Times, hingga Kamis siang menunjukkan, puluhan petugas dan relawan masih berjibaku menutup bagian tanggul yang jebol dengan peralatan seadanya. Lumpur tebal dan arus air yang deras menyulitkan proses penanganan.

Menurut keterangan warga lainya, tanggul tersebut sudah lama mengalami retakan kecil yang terlihat sejak beberapa bulan terakhir, namun belum sempat diperbaiki karena keterbatasan anggaran.

Jika perbaikan tidak segera dilakukan, ribuan hektar sawah yang kini bergantung pada aliran dari saluran Belimbing akan mengalami kekeringan pada musim tanam mendatang. Para petani khawatir gagal panen bisa terjadi dalam waktu dekat jika suplai air tidak segera normal.

Selain dampak ekonomi, jebolnya tanggul juga membawa dampak sosial yang cukup besar. Aktivitas warga terganggu, anak anak kesulitan bersekolah, dan akses transportasi umum terputus

Editorial Team