KGPAA Mangkoenagoro X di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)
Langkah transisi energi di istana yang menjadi lokasi resepsi pernikahan putra bungsu Presiden RI, Joko "Jokowi" Widodo, Kaesang Pangarep dan Erina Gudono belum lama ini itu tidak lepas dari peran Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario (KGPAA) Mangkoenagoro X. Raja yang baru saja naik tahta pada 12 Maret 2022 lalu itu merupakan anak muda berusia milenial. Ia melakukan terobosan dengan merevitalisasi dan membuka Pura Mangkunegaran menjadi ruang publik, sehingga bisa dikunjungi oleh masyarakat umum untuk belajar budaya Jawa.
Revitalisasi itu juga terkait penataan pencahayaan dengan memberikan sentuhan dan warna baru bagi Pura Mangkunegaran, tidak hanya secara estetika namun juga memperhatikan keamanan suplai dan instalasi listrik diperbarui. Sehingga, melalui upaya ini ia mau pengunjung merasa nyaman, aman, dan merasakan energi bersih saat singgah di cagar budaya tersebut.
KGPAA Mangkoenagoro X mengatakan, transisi energi ini sudah direncanakan jauh hari dan menjadi satu langkah yang sangat baik apalagi mendapat respons serta dukungan dari PLN. Sebab, pencahayaan Pura Mangkunegaran ini penting sekali karena menyangkut penerangan dan keamanan.
‘’Bagi saya pribadi, pencahayaan itu juga menandakan kehidupan. Ini sejalan dengan apa yang kita lakukan, agar Mangkunegaran bisa lebih hidup, membawa kehangatan dan kenyamanan serta dampak positif bagi masyarakat luas,’’ tuturnya saat ditemui IDN Times, Senin (19/12/2022).
Pura Mangkunegaran merupakan cagar budaya pertama di Indonesia serta satu-satunya kawasan di Kota Surakarta yang telah menjalankan program transisi energi bersih dan menerima sertifikat energi terbarukan (REC) dari PLN. Adapun, daya listrik dari energi terbarukan yang mengalir di Pura Mangkunegaran mencapai 285.000 VA.
Pria berusia 25 tahun yang memiliki nama asli Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo itu menjelaskan alasan pihaknya memanfaatkan EBT, yakni untuk mengurangi dampak lingkungan dan menjawab permasalahan pemanasan global.
‘’Jadi, kami ingin listrik yang disalurkan ke Pura Mangkunegaran ini sumbernya dari energi bersih. Kenapa kami lakukan ini? karena tempat ini sebagai pusat budaya yang harus bisa berkembang dan mampu beradaptasi dengan modernisasi tanpa meninggalkan akar sejarah yang menjadi pondasi merawat budaya,’’ jelas putra bungsu Mangkoenagoro IX itu.
Maka, dengan memperhatikan isu-isu atau permasalahan yang ada di era saat ini dan menjawab masalah-masalah tersebut, Mangkoenagoro X berdiskusi dengan PLN tentang bagaimana Pura Mangkunegaran bisa membawa dampak positif, khususnya untuk lingkungan.
‘’Ini salah satu upaya kami di Mangkunegaran untuk menjawab masalah lingkungan yang terjadi dewasa ini. Sekaligus bisa menjadi percontohan bagi masyarakat maupun industri untuk bersama-sama mendukung transisi energi bersih di Tanah Air,” katanya.