Foto Raja dan permaisuri Keraton Agung Sejagat turut diamankan petugas. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Tak cuma itu saja, kata Iskandar, Totok dan Fanny yang menasbihkan diri jadi raja dan permaisuri Keraton Agung Sejagat juga kerap mengajak pengikutnya untuk melakukan ritual di sebuah kolam.
Lebih lanjut, ia berkata ritual itu sudah dijalani dua kali. Setiap pengikut Keraton Agung Sejagat diwajibkan kungkum ke dalam kolam dengan bermandikan bunga.
"Pengikut Keraton lalu diminta mandi di dalam kolam yang dianggap suci. Itu dilakukan setiap weton Kliwon. Mulai Kamis Kliwon, Jumat Kliwon, Selasa Kliwon. Intinya ada ritual mandi mensucikan diri," katanya.
Kolam itu terbagi dua bagian. Satu kolam khusus pengikut laki-laki. Sedangkan satunya diisi pengikut perempuan.
Para pengikut Keraton Agung Sejagat juga diminta membakar dupa. Dari penyelidikan yang dilakukan terhadap Totok maupun Fanni, keduanya menganggap batu dan kolam itu peninggalan sebuah kerajaan Mataram.
"Jadi ada urut-urutannya, mereka melakukan ritual di kolam suci, membakar dupa dan dilanjutkan ke batu yang dianggap mereka bersejarah," pungkasnya.