Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_0635.jpeg
SPPG Penumping, Laweyan, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Intinya sih...

  • Di Solo terdapat 15 dapur aktif dan lima dapur sedang proses persiapan, dengan ketatnya sistem MBG membuat kemungkinan adanya dapur fiktif hampir mustahil.

  • Setiap SPPG diawasi dengan ketat dan memiliki struktur organisasi yang jelas, serta SOP penanganan korban keracunan MBG adalah langsung dibawa ke rumah sakit.

  • Meski masih ada beberapa pekerjaan rumah dalam implementasi MBG, program prioritas ini lebih besar manfaatnya dan evaluasi tetap berjalan untuk mencegah terjadinya keracunan makanan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surakarta, IDN Times – Koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Kota Surakarta, Priyo Widyastoko, memastikan tidak ada dapur fiktif MBG di wilayah Solo. Saat ini, Solo memiliki total 65 dapur yang direncanakan beroperasi, dengan 15 dapur sudah aktif dan lima dapur lain sedang dalam tahap persiapan.

1. Lima dapur dalam proses persiapan

Koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Kota Solo, Priyo Widyastoko. (IDN Times/Larasati Rey)

Priyo menegaskan saat ini di Solo terdapat 15 dapur aktif, dan lima dapur sedang proses persiapan.

“Di Solo sejauh ini tidak ada [dapur fiktif]. Lima dapur sedang proses persiapan baik tenaga kerja maupun peralatan yang dibutuhkan. Bila semua sudah terpenuhi, dapur-dapur itu mesti menunggu pencairan dana dari Badan Gizi Nasional (BGN),” jelas Priyo, Senin (22/9/2025).

Priyo menegaskan ketatnya sistem MBG membuat kemungkinan adanya dapur fiktif hampir mustahil. “Soalnya dapur fiktif itu tidak terdaftar sebagai mitra BGN. Enggak bisa. Semua dapur yang berjalan selama ini sudah terdaftar,” tegasnya.

Ihwal dapur fiktif tersebut merupakan SPPG atau dapur yang masih dalam proses pembangunan. "Mungkin kalau menurut saya yang dikira dapur fiktif dapur yang masih proses pembangunan. Sistemnya setahu saya sangat ketat tidak mungkin ada dapur fiktif,"ungkapnya.

2. Diawasi dengan ketat

SPPG Penumping, Laweyan, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Ketua Yayasan Giri Kedaton, Catur Budi Santoso, salah satu mitra BGN di Solo Raya, juga menegaskan bahwa setiap SPPG memiliki struktur organisasi yang jelas, mulai dari kepala dapur dari Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), ahli gizi, hingga sarjana akuntansi.

“SPPI sudah dibekali buku panduan dan SOP. Jadi selama sesuai dengan SOP, dapur bisa meminimalisasi risiko seperti keracunan. Di Solo kan tidak ada kejadian seperti itu,” ujar Catur.

Catur juga menerangkan bahwa SOP penanganan korban keracunan MBG adalah langsung dibawa ke rumah sakit.

“SOP negara, memang harus segera ke rumah sakit. Tidak mungkin SOP negara cuma dikasih balsem,” tegasnya.

3. Evaluasi tetap berjalan

SPPG Penumping, Laweyan, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Meski begitu, ia mengakui masih ada beberapa pekerjaan rumah dalam implementasi MBG. Salah satunya adalah terus mencegah terjadinya keracunan makanan.

“Program prioritas ini lebih besar manfaatnya. Insyaallah perbaikan-perbaikan pasti dilakukan. Kami sebagai yayasan mitra juga mendampingi mulai dari usulan titik, proses pembangunan, sampai dapur berjalan,” pungkasnya.

Editorial Team