Ilustrasi pasar tradisional. (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
Tradisi Syawalan setelah Lebaran di Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal selalu menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat di sana. Pada perayaan tersebut banyak lapak penjual musiman yang berjejer di tepi jalan untuk berjualan layaknya pasar tiban. Mereka berjualan mulai mainan dari tanah liat, hiasan bunga, perabotan, pakaian, kuliner, aksesori, sepatu, jam tangan, dan sebagainya.
Para pedagang ini memenuhi di beberapa titik lokasi keramaian seperti di Alun-alun Kaliwungu, Masjid Al-Muttaqin, di sepanjang Jalan KH Asyari, Jalan Pangeran Djuminah, sampai di Pasar Sore atau Gladak. Lalu titik keramaian lainnya, juga tampak di sekitar lokasi makam Desa Kutoharjo, Kaliwungu sebagai tempat wisata religi.
Sebab pada tradisi Syawalan di Kendal para peziarah berduyun-duyun datang untuk melakukan berziarah di makam para ulama dan tokoh agama, salah satunya ke makam Kiai Asyari atau Kiai Guru. Namun, pada masa pandemik seperti sekarang tradisi Syawalan di Kendal dilaksanakan secara sederhana alias tidak ada perayaan. Para peziarah yang datang juga dibatasi.