Tsabitah dan Simon saat ditemui di Gedung Dekanat Teknik Undip. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Simon menjelaskan saat tampil di Korsel, grup paduan suaranya harus bersaing ketat dengan kontestan dari tuan rumah, Singapura, Inggris, Amerika Serikat dan Filipina.
Akan tetapi dari lima negara yang tampil, pesaing terberatnya dari kontestan Filipina. "Karena yang dari Filipina itu bawa 10 tim sekaligus. Jadi rasanya mereka jadi kompetitor terberat selama di Korea," timpal Tsabitah.
Dalam penampilan di Korsel, para juri menilai kontestan yang tampil berdasarkan kesesuaian partitur, performa di panggung, artistik dan intonasi. "Semua lagu yang kita bawakan yang nyeleksi Mas Bagus sebagai pelatih kita," beber Tsabitah.
Ia mengingat perjuangan grup PSMT Undip untuk meraih juara di Korsel memang tak mudah. Dengan adanya pandemik selama 2,5 tahun lamanya membuat proses pertukaran ilmu nyaris mandek. Tsabitah mengaku beruntung karena ada sejumlah alumni PSMT yang terus memompa semangatnya untuk tetap tekun berlatih secara online maupun offline.
"Untungnya ada yang ngasih tahu gimana caranya nyari sponsor yang benar, terus ada yang nyemangatin biar kita tetap latihan terus. Karena pandemik kemarin kan ada jeda waktu latihan yang terputus," ungkapnya.
Ke depan, Tsabitah maupun Simon telah memasang target agar bisa tampil di ajang bergengsi bertajuk Bali Festival International. "Mudah-mudahan tahun 2023 bisa ikut Bali Festival International," tambahnya.