Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250930-WA0038.jpg
Rektorat Unnes tampak dari atas. (IDN Times/Dok Humas Unnes)

Intinya sih...

  • Prof Adit peneliti dampak pencemaran logam berat

  • Bikin inovasi produk radikal bebas dari cangkang udang dan kepiting

  • Pakar akuntansi syariah juga jadi guru besar

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengukuhkan tujuh guru besar dengan bidang keilmuan yang unik. Pihak rektorat Unnes menyebutkan ketujuh guru besar itu rekam jejak keilmuan seperti fungsional bidang penelitian akuntansi keuangan IsIam, penelitian seni pertunjukan pesisir.

Kemudian juga ada pakar pendidikan jasmani, pakar pendidikan kepelatihan atletik, pakar material fungsional dan pakar toksikologi. 

1. Prof Adit teliti dampak pencemaran logam berat

Pembersihan sungai dari sampah di sungai Semarang. (dok. Pemkot Semarang)

Prof Aditya Marianti, seorang guru besar FMIPA bidang toksikologi menjadi salah satu pakar yang dikukuhkan oleh Unnes. Aditya merupakan peneliti logam berat. 

Sedari awal meniti karir, dirinya getol meneliti bahaya logam berat yang mencemari sungai, tanah, udara dan tubuh manusia. Ancaman ini nyata dari lingkungan Sungai Babon di Semarang, penambangan emas di Sulawesi Tengah, hingga pencemaran sungai Citarum di Jawa Barat.  

Pencemaran juga terjadi di lingkungan kerja. Seperti terdeteksi di peleburan logam kuningan kawasan Juwana Pati, dan peleburan aki bekas di Pasarean kabupaten Tegal. "Racun logam berat mengendap dalam tubuh, merusak sel, organ, bahkan memicu kanker," kata doktor ilmu lingkungan Undip ini dalam keterangan yang dikutip IDN Times, Selasa (30/9/2025). 

2. Bikin inovasi produk radikal bebas dari cangkang udang dan kepiting

Pekerja menunjukkan kepiting cangkang lunak (IDN Times/Doni Hermawan)

Dari penelitian panjangnya, lahirlah sebuah inovasi: kitosan dan nanokitosan, senyawa alami yang berasal dari cangkang udang dan kepiting. 

Material cangkang udang diperkecil hingga skala nano, kitosan ini mampu mengikat logam berat sekaligus melawan radikal bebas. 

Hasil penelitiannya membuktikan nanokitosan efektif menurunkan kadar timbal, memperbaiki kerusakan organ, dan aman digunakan jangka panjang.

3. Pakar akuntansi syariah juga jadi guru besar

Akuntansi Keuangan Lanjutan

Sedangkan bagi Prof Asrori, ketertarikannya pada bidang akuntansi keuangan syariah melahirkan puluhan artikel ilmiah yang terbit di jurnal internasional. 

Latar belakang Prof Asrori yang fokus meneliti keuangan syariah bisa dimanfaatkan meningkatkan kinerja bank syariah Indonesia. 

“Sinergi antara manajemen risiko, kinerja keuangan, dan peran dewan pengawas syariah adalah variabel kunci bagi peningkatan kinerja islami bank syariah,” ungkapnya. 

4. Prof Rahmat teliti jenitri untuk penggunaan kampas rem kereta api

Petugas karantina tumbuhan saat menunjukkan kalung Jenitri yang siap ekspor. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Selain itu, Prof Rahmat Doni Widodo juga dikukuhkan sebagai profesor applied materials atau bahan terapan. Ia guru Besar bidang applied materials Fakultas Teknik Unnes yang terus menyalakan semangat keilmuan di ruang kuliah maupun laboratorium. 

Salah satu terobosannya adalah pengembangan kampas rem kereta api non-asbes berbasis biji jenitri yang punya nama latin elaeocarpus ganitrus.

Inovasi unik ini lahir dari resiko bahaya asbes bagi kesehatan dan lingkungan, sekaligus kebutuhan Indonesia akan kampas rem kereta api yang lebih aman, tahan panas, ekonomis, dan ramah lingkungan.

Hasil riset menunjukkan material komposit memakai biji jenitri mampu bekerja pada suhu tinggi, tidak mudah terbakar dengan kadar suhu panas sampai 400 derajat celcius. 

Di sisi lain pemakaian biji jenitri untuk kampas rem kereta memiliki koefisien gesek stabil sesuai standar industri. 

"Saya percaya, penelitian ini bukan hanya menjawab kebutuhan teknis, tetapi juga membawa dampak besar bagi industri, lingkungan, dan masa depan transportasi Indonesia,” katanya. 

Di bidang inilah Prof Rahmat mendedikasikan ilmunya. Dengan 26 penelitian, 38 publikasi, dan 24 hak kekayaan intelektual dalam lima tahun terakhir. 

5. Unnes kukuhkan para peneliti jadi guru besar

Patung garuda yang terpasang di Unnes. (IDN Times/Dok Humas Unnes)

Adapun para peneliti lainnya yang dikukuhkan sebagai guru besar di Unnes yakni Prof Agus Cahyono pakar Seni Pertunjukan Pesisiran, Prof Mugiyo Hartono pakar Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Prof Rumini pakar Pendidikan Kepelatihan Atletik dan Prof Widhi Mahatmanti pakar Material Fungsional.

Editorial Team