Ilustrasi Sampah Medis (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Hadirnya inovasi ini diketuai langsung oleh Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Kerja Sama, Bisnis, dan Informasi SV UNS, Dr. Eng. Herman Saputro, S.Pd., M.Pd., M.T. dengan bekerja sama bersama mitra besar PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA).
“Produk ini merupakan bagian dari adopsi atau difusi, hilirisasi, komersialisasi produk, purwarupa, teknologi, kebijakan (termasuk mini-plant, teaching factory, teaching industry) untuk memenuhi kebutuhan mitra. Pada tahun 2020 hasil limbah metal scrap yang dihasilkan oleh PT. BUMA sebanyak 1.018 ton. Permasalahan limbah pertambangan tersebut semakin meningkat seiring dengan bertambahnya wilayah operasi BUMA yaitu di 11 wilayah di pulau Kalimantan. Permasalahan tersebut mendorong PT. BUMA menggandeng UNS untuk bekerja sama menangani masalah limbah metal scrap yang jumlahnya diperkirakan mencapai 2.500 Ton di tahun 2023,” jelas Dr. Herman Saputro.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Bisnis dan Informasi, Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M.Si. menuturkan bahwa Program Matching Fund Kedaireka tidak hanya sebatas pembuatan produk inovasi semata. Namun demikian terdapat tujuan pendidikan jangka panjang, sesuai dengan roadmap program studi pendidikan D3 Teknik Mesin UNS.
“Masing-masing bantuan yang diberikan tentu saja untuk pengembangan Prodi dari mulai peningkatan fasilitas pembelajaran, peningkatan kompetensi pengajar, peningkatan skill mahasiswa, dan peningkatan mutu pembelajaran. Harapannya Prodi semakin mampu meningkatkan kualitas belajar, khususnya praktik, sehingga lulusan yang diserap oleh industri atau perusahaan semakin percaya dengan kualitas lulusan perguruan tinggi jenjang vokasi,” tutup Prof. Sajidan.