Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_2050.jpeg
Wapres Gibran Rakabuming Raka. (IDN Times/Larasati Rey)

Intinya sih...

  • Usai kunjungan KA BIAS di Stasiun Solo Balapan, Wapres Gibran mengaku sumua asa skala prioritasnya, namun demikian Gibran mengaku lebih memilih untuk memprioritaskan penumpang yang lain.

  • Gibran kembali menyampaikan permintaan maaf kepada anggota dewan yang mengusulkan adanya gerbong rokok tersebut. Ia akan menampung usulan dan evaluasi dari masyarakat serta pengguna kereta api tersebut.

  • Sebagai pembantu presiden, Gibran memastikan program-program prioritas, visi-misi Presiden Prabowo Subianto berjalan dengan baik. Gibran mengaku pada tingkat daerah, Solo dan di kota-kota

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surakarta, IDN Times - Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka menanggapi usulan dari anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan mengusulkan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menyediakan satu gerbong kereta khusus untuk merokok pada kereta jarak jauh.

Gibran menegaskan jika semua ada skala prioritasnya dan pertimbangan lain sebelum mengabulkan usulan sejumlah anggota dewan tersebut.

1. Semua ada skala prioritasnya

Wapres Gibran Rakabuming Raka. (IDN Times/Larasati Rey)

Usai kunjungan KA BIAS di Stasiun Solo Balapan, Wapres Gibran mengaku sumua asa skala prioritasnya, namun demikian Gibran mengaku lebih memilih untuk memprioritaskan penumpang yang lain, yang lebih membutuhkan fasilitas publik.

"Kalau pendapat saya pribadi lebih baik diprioritaskan untuk, misalnya ibu hamil, ibu menyusui, balita, lansia, kaum difabel," ujar Gibran disela meninjau KA BIAS (Bandara Internasional Adi Soemarmo) di Stasiun Solo Balapan, Minggu (24/8/2025).

"Jadi, misalnya ada ruang laktasi di gerbongnya, mungkin toiletnya, kamar mandinya bisa dilebarkan sehingga ibu-ibu bisa mengganti popok bayi dengan lebih nyaman. Saya kira itu lebih prioritas. Sekali lagi, dalam perumusan sebuah kebijakan ada skala prioritasnya," lanjutnya menegaskan.

2. Minta maaf ke DPR

ilustrasi gerbong kereta khusus anak di Swiss (brightvibes.com)

Lebih lanjut, Gibran kembali menyampaikan permintaan maaf kepada anggota dewan yang mengusulkan adanya gerbong rokok tersebut. Ia akan menampung usulan dan evaluasi dari masyarakat serta pengguna kereta api tersebut.

"Tapi sekali lagi untuk bapak ibu anggota dewan yang terhormat masukan-masukannya. Evaluasinya kami tampung, evaluasi dari masyarakat, warga pengguna kereta api juga kami tampung demi kebaikan pelayanan KAI ke depan," jelasnya.

"Sekali lagi semua ada skala prioritasnya dan nanti silakan teman-teman media setelah door stop ini bisa menanyakan ke para penumpang. Apakah setuju dengan usulan para anggota dewan tadi? Apakah mungkin ada kebutuhan-kebutuhan lain yang mungkin lebih lebih prioritas?," ucap Gibran.

"Silakan, ini semua untuk kebaikan KAI ke depan, untuk kebaikan dan peningkatan pelayanan KAI ke depan. Dan sekali lagi saya mohon maaf pada Bapak Ibu anggota dewan yang terhormat. Masukannya tetap kami tampung. Tapi ada hal-hal yang lain yang lebih prioritas," sambungnya.

3. Daerah ada perda bebas asap rokok

Wapres Gibran Rakabuming Raka. (IDN Times/Larasati Rey)

Sebagai pembantu presiden, Gibran memastikan program-program prioritas, visi-misi Presiden Prabowo Subianto berjalan dengan baik. Gibran mengaku pada  tingkat daerah, Solo dan di kota-kota lain juga sudah memiliki Perda pembatasan iklan rokok.

"Jadi ya, sekali lagi, untuk bapak ibu anggota DPR yang terhormat, saya mohon maaf, ini masukannya kurang sinkron dengan program dari Bapak Presiden," tandasnya.

"Dan sudah ada SE (surat edaran), sudah ada undang-undangnya, sudah ada PP (peraturan pemerintah)-nya. Yang menyatakan bahwa yang namanya transportasi umum itu itu adalah kawasan bebas rokok," tutup Gibran.

Editorial Team