Ilustrasi pasien COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui
Lebih lanjut Hakam menjelaskan, seperti yang sudah terekspose di media sosial, LS dan FN yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan melakukan komunikasi melalui Whatsapp. FN memprovokasi LS agar tetap bisa bepergian meski positif COVID-19 serta tak perlu isolasi mandiri. Kemudian percakapan itu tersebar.
“Sebenarnya beberapa waktu lalu kami melalui Puskesmas Karanganyar sudah melakukan penanganan kepada keluarga FN dan LS. LS sendiri sebenarnya melakukan isolasi mandiri di rumah karena takut di rumdin. Pihak Puskesmas Karangnyar pun mengizinkan dengan pemantauan ketat," jelasnya.
Sementara, imbuh dia, untuk kondisi FN sendiri saat ini diizinkan melakukan isolasi mandiri di rumah karena masih merawat ibunya yang juga positif COVID-19 dan baru saja pulang dari rumah sakit.
"FN ini anak tunggal jadi tidak punya saudara yang bisa merawat ibunya. Pertimbangan dari sisi psikologisnya juga ibu kandung FN masih kurang stabil setelah mengetahui suaminya meninggal beberapa hari lalu, jadi butuh dukungan. Namun, masyarakat sudah tidak perlu khawatir lagi karena isolasi mandiri yang dijalani FN dalam pengawasan ketat oleh warga dan pemangku wilayah setempat," tandasnya.