Semarang, IDN Times - Sejumlah warga yang tergabung dalam Forum Pemerhati Aset Kota Semarang was-was dengan kondisi saluran air bersih yang terhubung di Reservoir Siranda Jalan Diponegoro, Kecamatan Candisari yang rawan tercemar. Pasalnya, beberapa hari kemarin ditemukan sesosok bangkai mayat laki-laki yang diperkirakan kepolisian sudah ada sejak 31 Juli 2025.
Warga Semarang Khawatir Saluran Reservoir Siranda Tercemar Bau Mayat

Intinya sih...
Forum Pemerhati Aset menyoroti keteledoran PDAM dalam penanganan jenazah di Reservoir Siranda.
Reservoir Siranda merupakan obyek vital yang perlu dituntaskan penyelidikan kasus kematian seorang pria.
Penemuan mayat di Reservoir Siranda berpotensi mencemari jaringan air bersih dan memunculkan mosi tidak percaya terhadap PDAM Kota Semarang.
1. Forum Pemerhati Aset: Ini keteledoran
Subiyanto, Koordinator Forum Pemerhati Aset Kota Semarang menyoroti tindakan pihak PDAM yang cenderung teledor karena membiarkan sesosok jenazah berada di dalam Reservoir Siranda selama tiga minggu lamanya.
"Ini tentu sikap keteledoran atau bisa jadi dengan membiarkan jenazah disitu tiga minggu maka dia menggunakan anggaran untuk tidur saja," katanya, Rabu (20/8/2025).
2. Reservoir Siranda salah satu obyek vital Semarang
Pihaknya pun mendukung Polrestabes Semarang untuk menuntaskan penyelidikan kasus kematian seorang pria di Reservoir Siranda.
Namun di sisi lain pihaknya mendorong Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng untuk memperbaiki sistem tata kelola PDAM Kota Semarang dengan adanya kasus penemuan mayat tersebut.
"Saat ini kepolisian sudah melakukan penyelidikan terkait penemuan mayat di Reservoir Siranda. Kita dorong ke Walikota dan kepolisian untuk membentuk tim investigasi karena ada unsur kelalaian pada kasus mayat di Reservoir Siranda. Sebab Reservoir termasuk lokasi obyek vital yang dikelola negara yang ada anggarannya," terangnya.
3. Jaringan air bersih Reservoir Siranda berpotensi tercemar
Dari kasus penemuan mayat di Reservoir Siranda, pihaknya memperkirakan warga sekitar terganggu karena mengalami dampak psikis.
Untuk sisi higienis pihaknya juga khawatir bekas bangkai mayat di Reservoir Siranda akan mencemari jaringan air bersih yang terhubung di ruas Jalan Diponegoro, kampung-kampung di Siranda dan perkantoran di Jalan Pahlawan.
"Ada potensi tercemar. Ini sangat tidak manusiawi karena membiarkan mayat di Reservoir selama tiga minggu. Padahal ada dampak psikis, dampak higienis. Terutama banyak warga menganggap air bersih di Reservoir Siranda itu terkontaminasi bau mayat atau tidak," ungkapnya.
4. Pengelolaan obyek vital perlu dibuktikan
Oleh karenanya, pihaknya memunculkan mosi tidak percaya terhadap PDAM Kota Semarang atas penjelasan yang disebarluaskan ke media. Pengelolaan obyek vital, katanya perlu dibuktikan dengan kerja nyata.
"Ini harus dijelaskan oleh pihak PDAM. Kemudian pengelolaan obyek vital PDAM harus dibuktikan kerjanya. Maka kami tergerak membuat forum pemerhati aset untuk menggalakkan mosi tidak percaya," paparnya.
Jika keresahan warga diabaikan pihak PDAM, pihaknya akan menggunakan class action dengan melayangkan gugatan pidana atau perdata.
5. Polisi perdalam penyelidikan
Terpisah, Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Andika Dharma Sena mengatakan sejumlah saksi diperiksa berkaitan dengan penemuan mayat di Reservoir Siranda. Para saksi antara lain petugas keamanan, keluarga korban serta rekan-rekannya.
Penyidik juga berkoordinasi dengan dokter forensik untuk mencocokkan hasil autopsi. Dari keterangan saksi, korban sempat berada di sebuah tempat hiburan malam sebelum kejadian.
Di sana sempat terjadi perkelahian antara korban dan seorang pengunjung lain. Identitas orang tersebut telah diketahui polisi dan segera akan dimintai keterangan.
“Sudah ada beberapa saksi kami ambil keterangan, termasuk sekuriti, pihak keluarga korban dan salah satu rekannya,” ujar Andika.