Kegiatan Penemuan Kasus Aktif (Active Case Finding/ACF) untuk skrining kasus Tuberkulosis (TBC) di Kota Semarang. (IDN Times/Dhana Kencana)
Salah satu inisiatif kunci yang menunjukkan hasil signifikan adalah Penemuan Kasus Aktif (Active Case Finding/ACF). Program tersebut berupaya secara proaktif untuk menemukan individu dengan TBC yang belum terdiagnosis atau belum mencari pengobatan.
Berbeda dengan penemuan kasus pasif di mana pasien datang ke fasilitas kesehatan karena gejala, ACF melibatkan skrining sistematis di komunitas atau kelompok berisiko tinggi, seperti kontak serumah pasien TBC.
"Dengan menjemput bola, kami berharap dapat menemukan pasien TBC yang tersembunyi. Saat mereka segera diobati, risiko penularan ke orang lain bisa ditekan seminimal mungkin," kata Ketua Tim Kerja Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) Dinas Kesehatan Kota Semarang, Anggun Dessita Wandastuti, kepada IDN Times Kamis (22/5/2025).
Pada tahun 2025, program ACF di Kota Semarang mendapat bantuan satu unit X-ray portabel dari Uni Emirat Arab (UEA). Alat itu dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang menjadikannya sebagai terobosan signifikan dalam skrining TBC.
Menurut Anggun, alat portabel tersebut jauh lebih ringkas dibandingkan X-ray statis di rumah sakit, karena memiliki radiasi yang minimal dan dapat digunakan di berbagai lokasi—bahkan di ruangan biasa dengan jarak aman minimal dua meter.
Keunggulan lainnya adalah hasil pemeriksaan dapat langsung keluar dalam format digital (Portable Document File/PDF), tanpa perlu dicetak, dan secara otomatis terhubung dengan Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB), sistem pemantauan nasional.
"Dulu, di tahun 2024, kami harus menyewa mobil khusus berpelindung radiasi, dan interpretasi hasil X-ray sepenuhnya bergantung pada dokter radiologi. Kini, dengan AI, hasilnya bisa langsung diketahui. Jika diperlukan konsultasi lebih lanjut, barulah dokter radiologi dihubungi," ungkap Anggun, menyoroti efisiensi dan kecepatan yang ditawarkan teknologi baru itu.