Sejarah Marmer Masjid Sheikh Zayed Solo: Dari Sekitar Pegunungan Alpen
Marmer Carrara digunakan pada pahatan Renaissance
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masjid Raya Sheikh Zayed yang berlokasi di Solo merupakan masjid hadiah dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed Bin Zayed Al-Nahyan untuk Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Masjid yang memiliki nuansa putih tersebut digadang-gadang sebagai replika masjid Sheikh Zayed Mosque yang ada di Abu Dhabi, UEA.
Tak hanya bernuansa putih, masjid yang dibangun dengan anggaran Rp280 miliar tersebut semakin terlihat megah dengan marmer yang didatangkan langsung dari Italia, baik pada bagian dinding maupun lantai masjid. Seperti ini marmer Masjid Raya Sheikh Zayed tampak berkilau.
Baca Juga: Masjid Somalangu: Syiar Islam Keturunan Rasulullah SAW di Selatan Jawa
1. Berasal dari negara produksi marmer terbesar di Dunia
Marmer yang dipasang di Masjid Raya Sheikh Zayed berasal dari marmer yang digali di Carrara, Provinsi Massa-Carrara, Lunigiana, yang kini menjadi bagian paling utara dari Tuscany, Italia.
"Marmer kita datangkan langsung dari Italia," ujar Senior Project Manager Pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed, Indra Jayakusuma, Senin (24/1/22).
Carrara merupakan salah satu kota di Italia yang berlokasi di sekitar pegunungan Alpen. Wilayah tersebut memiliki banyak sumber daya marmer yang menjadikannya pusat pertambangan terbesar marmer di dunia.
Setidaknya ada sekitar 650 situs tambang yang berada di lokasi tersebut, baik yang masih digunakan maupun yang sudah ditinggalkan. Marmer Carrara ini telah ditetapkan oleh International Union of Geological Sciences sebagai Sumber Daya Batu Warisan Global.
Baca Juga: Tinggal Finishing, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Buka September 2022