6 Fakta Menarik Macan Tutul Jawa, Kucing Besar Terakhir di Pulau Jawa

Populasi macan tutul jawa terus menurun

Indonesia menjadi surga bagi berbagai hewan eksotis, mulai dari reptil, burung, ikan, sampai mamalia. Namun semakin berkembangnya zaman hewan-hewan tersebut mulai tersingkirkan. Salah satunya adalah macan tutul jawa (Panthera pardus melas) yang populasinya terus menurun.

Dahulu Pulau Jawa punya dua spesies kucing besar, harimau jawa (Panthera pardus sondaica) dan macan tutul jawa (Panthera pardus melas). Tapi sejak 1976 Si Raja Rimba Berloreng tak pernah terlihat lagi.

Menyisakan macan tutul jawa sebagai kucing besar terakhir di Pulau Jawa. Macan tutul jawa sendiri juga mengalami ancaman kepunahan jika tidak diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat. Supaya hal tersebut tidak terjadi simak beberapa fakta tentang macan tutul jawa di artikel ini!

Baca Juga: 8 Fakta Menarik Macan Tutul Amur, Predator Puncak yang Penyendiri! 

1. Populasinya terus menurun

6 Fakta Menarik Macan Tutul Jawa, Kucing Besar Terakhir di Pulau JawaTradisi rampokan membuat populasi macan tutul jawa menurun (commons.wikimedia.org/Whitesachem)

Menurut data IUCN Red List, macan tutul jawa masuk ke kategori endangered atau terancam. Hanya tersisa sekitar 319 individu dewasa dan populasinya terus berkurang. Dulu macan tutul jawa tersebar hampir di seluruh daratan Pulau Jawa.

Sayangnya, kini penyebarannya terbatas di daerah gunung dan daerah hutan terpencil. Gunung Muria dan Nusakambangan menjadi beberapa tempat terakhir yang dihuni kucing besar ini.

Perburuan liar dan kerusakan habitat jadi penyebab utama menyusutnya poplasi kucing satu ini. Masyarakat juga menganggapnya sebagai ancaman dan hama, karenanya tak jarang macan tutul jawa dibunuh.

Upaya konservasi terus dilakukan, salah satunya dengan memasukan macan tutul jawa sebagai hewan dilindungi. Hal tersebut tertulis dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.

2. Kucing besar terakhir di Pulau Jawa

6 Fakta Menarik Macan Tutul Jawa, Kucing Besar Terakhir di Pulau JawaMacan tutul jawa (commons.wikimedia.org/Anaxibia)

Setelah kepunahan harimau jawa, macan tutul jawa jadi satu-satunya kucing besar di Pulau Jawa. Macan tutul jawa mengambil peran harimau jawa sebagai predator puncak di habitatnya.

Menghilangnya harimau jawa juga membuat kucing bertutul ini kehilangan predator alaminya. Otomatis semua hewan yang dulunya jadi mangsa harimau jawa sekarang sepenuhnya jadi miliki kucing besar ini.

Ukuran macan tutul jawa juga tak sebesar harimau. Dilansir A-Z Animals, tingginya sekitar 1 meter, panjangnya mencapai 1.6 meter dan berat maksimalnya mencapai 69 kg. Dengan tubuh seperti itu hewan ini sangat lincah bahkan mampu memanjat pohon. Berkebalikan dengan harimau yang besar, kuat dan selalu berada di daratan.

3. Dapat ditemukan di dataran tinggi dan rendah

6 Fakta Menarik Macan Tutul Jawa, Kucing Besar Terakhir di Pulau JawaMacan tutul jawa (instagram.com/wildaid)

Dilansir artikel di Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, macan tutul sangat mudah beradaptasi.

Hutan, savana, padang rumput, semak, setengah gurun, rawa, pegunungan,  hutan gugur, hutan konifer, sampai sekitar pemukiman dapat dihuni oleh hewan satu ini. Namun sekarang macan tutul jawa hanya menghuni hutan jati, hutan pinus dan hutan campuran entah di dataran tinggi atau rendah.

Mereka tersebar luas dari daerah paling barat sampai timur Pulau Jawa. Uniknya hewan ini juga merupakan hewan endemik Pulau Jawa. Sayangnya hanya ada sebagian kecil tempat yang mendukung kehidupan macan ini.

Salah satunya adalah Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan beberapa gunung di Jawa Tengah. Penyebaran macan tutul jawa saat ini terbatas pada gunung atau hutan-hutan belantara.

4. Tak jarang masuk pemukiman

6 Fakta Menarik Macan Tutul Jawa, Kucing Besar Terakhir di Pulau JawaMacan tutul jawa (instagram.com/c.j.b.photography)

Karena habitatnya yang tergusur manusia, tak jarang kucing besar ini masuk ke pemukiman. Tentunya hal ini membahayakan macan tutul dan juga warga. Berbagai sumber menyebut macan tutul jawa terkadang masuk ke pemukiman dan memakan ternak warga.

Macan tutul jawa tercatat pernah masuk pemukiman di daerah Purwakarta, Jepara, Cianjur, dan Subang. Untungnya petugas yang berwenang cekatan dalam menangani hal tersebut. Semua macan tutul yang tertangkap juga dilepasliarkan ke habitatnya.

5. Pemanjat yang ulung

6 Fakta Menarik Macan Tutul Jawa, Kucing Besar Terakhir di Pulau JawaMacan tutul jawa di atas batang kayu (instagram.com/c.j.b.photography)

Memanjat pohon menjadi kemampuan unik kucing besar ini. Sebenarnya para ilmuwan masih belum mengetahui secara pasti bagaimana ia bisa memanjat, jelas Safari Ventures. 

Yang jelas mereka melakukannya karena beberapa hal, diantaranya menghindari predator, beristirahat dan makan. Macan tutul jawa sering membawa mangsa ke atas pohon dan memakannya di sana. Hal ini akan mengurangi risiko terjadinya perkelahian akibat memperebutkan makanan.

6. Merupakan hewan nokturnal dan penyendiri

6 Fakta Menarik Macan Tutul Jawa, Kucing Besar Terakhir di Pulau JawaMacan tutul jawa (instagram.com/capturedbyanique)

Tak banyak yang diketahui mengenai kebiasaan dan gaya hidup macan tutul jawa. Tapi secara umum hewan ini adalah hewan soliter atau penyendiri. Mereka tidak hidup berkelompok bahkan terkesan menghindari sesama macan tutul, jelas Animalia. 

Macan tutul jawa juga termasuk hewan nokturnal. Malam hari menjadi waktu favorit mereka untuk mencari mangsa. Burung, rusa, babi hutan, monyet, kera, dan ayam menjadi makanan utama kucing ini.

Macan tutul jawa juga punya varian lain yang berwarna hitam dan disebut macan kumbang. Karena merupakan mutasi genetik populasi macan kumbang ini lebih sedikit. Dengan warna hitamnya macan kumbang punya kamuflase yang sangat baik di malam hari.

Sebagai kucing besar terakhir di Pulau Jawa, kondisi hewan ini sangat memprihantinkan. Aktivitas manusia yang berlebih membuat populasi kucing ini tak sebanyak dulu. Lebih mirisnya lagi banyak orang yang tidak peduli terhadap keberlangsungan hidup macan tutul jawa. Supaya tidak bernasib sama dengan harimau jawa kita harus mendukung upaya konservasi macan tutul asli Pulau Jawa ini.

Baca Juga: 8 Fakta Macan Dahan Sunda, si Misterius yang Pandai Memanjat

Arzha Ali Rahmat Photo Community Writer Arzha Ali Rahmat

Mahasiswa Unnes yang suka ular.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Bandot Arywono
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya