Simak Penjelasan BMKG soal Embun Es di Dieng

Fenomena alam yang terjadi setiap tahun

Semarang, IDN Times - Suhu dingin dan fenomena salju atau embun es terjadi di dataran tinggi Dieng dalam beberapa hari terakhir. Kejadian tersebut menarik perhatian wisatawan. Namun bagi sejumlah petani, mereka mengalami kerugian lantaran tanamannya rusak akibat suhu dingin dan embun es.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika angkat bicara terkait hal tersebut.

Baca Juga: Petani Dieng Merugi Akibat Embun Es

1. Terjadi setiap musim kemarau

Simak Penjelasan BMKG soal Embun Es di DiengDok. Aryadi Darwanto

Suhu dingin dan embun es yang terjadi di Dieng merupakan kejadian rutin setiap tahun. Kejadian tersebut terjadi setiap musim kemarau yang tahun ini puncaknya pada bulan Agustus-September 2019.

Fenomena tersebut terjadi saat musim kemarau yang sangat kering ditambah lembabnya udara dan cuaca yang cerah, tidak adanya awan, memicu radiasi panas bumi mudah untuk dilepas sehingga permukaan bumi menjadi lebih dingin dari biasanya.

"Karena di Dieng itu ketinggiannya tinggi, di atas 2000 mdpl (meter di atas permukaan laut–red) mengakibatkan suhu bertambah dingin. Permukaan tanah bisa mencapai di bawah nol derajat sehingga embun menjadi beku atau menjadi embun upas," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Tuban Wiyoso saat dihubungi IDN Times, Senin (24/6).

3. Kecil kemungkinan akibat perubahan iklim

Simak Penjelasan BMKG soal Embun Es di DiengDok. Aryadi Darwanto

Fenomena embun es telah terjadi sejak dua bulan lalu, tepatnya sejak Mei 2019. Pada bulan tersebut sudah terjadi sebanyak tiga kali. Di bulan ini, sampai 23 Juni 2019, sudah terjadi sembilan kali. Padahal tahun lalu, kejadian tersebut muncul pada bulan Juli-Agustus 2018.

Terkait majunya waktu kemunculan embun es, Tuban menyatakan bahwa kejadian tersebut akibat variabilitas iklim dari tahun ke tahun yang berbeda.

"Tahun ini Mei, tahun depan Juni, tahun sebelumnya Juli. Kalau perubahan iklim ya ada pengaruhnya tapi ini lebih ke variabilitas iklim. Nah, majunya (suhu dingin dan embun upas) di bulan Mei itu karena di wilayah Dieng sudah kering dan memasuki musim kemarau. Sudah tidak ada hujan, tidak ada awan, dan bersih. Sehingga radiasi panas bumi bumi mudah terbuang dan dingin," paparnya.

3. Dipengaruhi juga oleh angin Monsoon Australia

Simak Penjelasan BMKG soal Embun Es di DiengDok. Aryadi Darwanto

Monsoon atau Angin Musim Australia yang bersifat dingin dan kering mempengaruhi musim kemarau di Indonesia khususnya di Jawa. Dengan musim kemarau dan adanya hembusan angin dingin kering tersebut, akan membuat udara lebih cepat dingin, khususnya di daerah yg lebih tinggi atau pegunungan seperti di Dieng.

"Ya ada pengaruhnya," imbuh Tuban.

Tuban menghimbau kepada warga untuk mempersiapkan perlengkapan berupa baju atau jaket hangat. Khusus untuk para petani agar lebih intens menjaga tanaman, karena lebih mudah rusak dan layu.

Baca Juga: [FOTO] Keindahan Kawah Sileri di Dataran Tinggi Dieng, Sudah Kesana?

Topik:

  • Yogie Fadila
  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya