5 Fakta Kepodang Emas, Burung Kicau Cantik Maskot Fauna Jawa Tengah

Dikenal sebagai burung pesolek yang cantik

Burung Black Naped Oriele yang memiliki nama latin Oriolus chinensis dan dikenal secara umum oleh masyarakat pecinta burung berkicau di Indonesia dengan nama burung kepodang emas merupakan salah satu burung berkicau yang berasal dari family Oriolidae dan genus Oriolus.

Burung yang memiliki ukuran medium dengan panjang dari paruh hingga ujung ekor berkisar sekitar 25 cm ini cukup populer di kalangan para pecinta dan penghobi burung berkicau karena suara kicauannya yang merdu seperti suara seruling dan keindahan warna bulunya yang menjadi ciri khasnya.

Populasi burung indah ini dapat ditemui di banyak tempat di wilayah Asia termasuk Indonesia.

Untuk Indonesia sendiri, berdasarkan aturan yang tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup Nomor P.20 / MENLHK / SETJEN / KUM.1 / 6 / 2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.

Saat ini burung kepodang emas masih belum termasuk dalam daftar 557 jenis burung yang dilindungi berdasarkan peraturan tersebut sehingga masih bisa dipelihara oleh masyarakat umum.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai burung cantik yang terkenal dengan warna keemasannya ini? simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk!

Baca Juga: 9 Fakta Cekakak Jawa, si Burung Pengicau yang Pemalu

1. Burung kicau yang terkenal dengan keindahan warna bulunya

https://www.youtube.com/embed/NKIDmQGSUYk

Kepodang emas merupakan salah satu burung kicau yang juga terkenal dengan keindahan warna bulunya.

Dilansir Animalia-bio, secara umum burung kepodang emas memiliki warna bulu yang sebagian besar berwarna keemasan dengan perpaduan warna hitam di bagian sayap dan ekornya, ia juga memiliki paruh kuat berwarna merah muda.

Salah satu ciri khas utamanya adalah memiliki garis mata berwarna hitam seperti topeng yang menutupi matanya yang melebar dari area mata hingga ke bagian belakang lehernya. 

Antara burung jantan dan betina dewasanya hampir serupa secara fisik namun burung jantan dewasa memiliki bulu ekor bagian tengah dengan ujung berwarna kuning dan bulu di sisi sampingnya sebagian besar bewarna kuning.

Sementara betinanya memiliki bulu agak kehijauan atau berwarna zaitun. Burung kepodang emas remaja memiliki alur bergaris di bagian tubuh bawahnya, tengkuknya memiliki warna kehijauan dengan garis coklat.

Burung kepodang emas selalu tampil rapi sehingga dijuluki juga sebagai burung pesolek yang cantik. Dalam hal kicauan, burung kepodang jantan berkicau lebih merdu dan nyaring dibandingkan dengan burung betinanya.

2. Memiliki distribusi persebaran populasi yang luas

5 Fakta Kepodang Emas, Burung Kicau Cantik Maskot Fauna Jawa Tengahpotret burung kepodang emas yang sedang hinggap di dahan (commons.wikimedia.org/Natureatyourbackyard)

Burung kepodang emas memiliki persebaran atau distribusi populasi yang luas di Asia, spesies burung cantik tersebut dapat ditemui di banyak tempat di wilayah Asia.

Indianbirds melansir, sejumlah negara di Asia menjadi tempat persebaran populasinya seperti: China, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Taiwan, Rusia, India, Bangladesh, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Burung kepodang emas memiliki tingkat ketergantungan moderat terhadap keberadaan hutan. Normalnya mereka berhabitat di ketinggian 0 hingga 2.000 mdpl dan juga dapat hidup di ekosistem buatan.

Lebih lanjut, ekosistem alami mereka meliputi hutan bakau tropis dan subtropis, hutan cemara, hutan dataran rendah, hutan hujan basah dan hutan-hutan di wilayah pegunungan.

Sumber makanan mereka terutama berasal dari buah-buahan baik buah-buahan liar maupun buah-buahan perkebunan, buah beri dan buah ara.

Mereka juga diketahui mengonsumsi nektar dari bunga tertentu dan memangsa sejumlah serangga.

Ketika bereproduksi, betina akan membangun sarang dan meletakkan 2 hingga 3 buah telur di sarang yang kemudian akan dieraminya, telur tersebut akan menetas 14 hingga 16 hari kemudian. 

3. Diketahui memiliki 20 subspesies

5 Fakta Kepodang Emas, Burung Kicau Cantik Maskot Fauna Jawa Tengahselain kicauannya yang merdu, burung kepodang emas juga dikenal sebagai burung pesolek yang cantik (commons.wikimedia.org/cuatrok77)

Menurut laman Singaporebirds, burung kepodang emas memiliki 20 subspesies yang diakui. Subspesies merujuk kepada kelompok-kelompok khusus di dalam spesies yang memiliki karakteristik tertentu yang membedakan satu sama lainnya.

Contoh sederhananya dalam binatang besar seperti harimau (Panthera tigris), sekilas harimau di seluruh dunia terlihat sama namun jika diteliti terdapat perbedaan di antara harimau Benggala (Panthera tigris tigris) dengan harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) seperti pola lorengnya, morfologi fisik maupun genetiknya, itu yang dinamakan subspesies.

Begitu pula dengan burung kepodang emas yang memiliki banyak subspesies ini, terdapat subspesiesnya yang bermigrasi seperti Oriolus chinensis diffusus.

Sekitar sepuluh subspesies Kepodang emas dapat ditemui di alam Indonesia, beberapa di antaranya adalah: Oriolus chinensis maculatus (terdapat di Sumatra, Belitung, Bangka, Kepulauan Nias, Jawa, Bali dan Kalimantan), Oriolus chinensis mundus (terdapat di Pulau Simeulue dan Nias), Oriolus chinensis richmondi (terdapat di Kepulauan Siberut), Oriolus chinensis sangirensis (terdapat di Kepulauan Sangihe, Sulawesi).

4. Menjadi maskot fauna Provinsi Jawa Tengah

5 Fakta Kepodang Emas, Burung Kicau Cantik Maskot Fauna Jawa Tengahpotret burung kepodang emas di alam (pexels.com/Mohd hasan)

Di Indonesia, burung kepodang emas saat ini menjadi maskot fauna Provinsi Jawa Tengah. Sejumlah informasi menuliskan kepodang emas merupakan fauna yang sangat dikenal di dalam kebudayaan dan tradisi masyarakat suku Jawa.

Burung dengan warna cantik dan kicauan merdu ini kerap dipelihara oleh masyarakat suku Jawa. Secara filosofis warna kuning emasnya dipercayai oleh masyarakat Jawa sebagai perlambang kemakmuran keselarasan dan budi pekerti atau akhlak yang baik . 

Selain itu sebagaimana dituliskan dalam laman Javaisbeautiful, burung kepodang emas masih sering digunakan dalam tradisi mitoni, yaitu tradisi memperingati bulan ke-7 kehamilan untuk anak pertama dalam budaya Jawa.

Terdapat mitos bahwa wanita hamil yang memakan daging burung kepodang emas akan melahirkan anak yang ganteng atau cantik.

Mungkin mitos tersebut berasal dari kebiasaan burung kepodang emas yang membuat sarangnya dengan teliti dan rapi serta kebiasaannya membersihkan bulunya sehingga warna kuning emasnya terlihat menawan dan cantik.

5. Secara global status konservasinya tidak sedang terancam punah

5 Fakta Kepodang Emas, Burung Kicau Cantik Maskot Fauna Jawa Tengahsecara global jumlah burung kepodang emas di alam masih banyak dan tidak sedang terancam punah (commons.wikimedia.org/J.M.Garg)

Terdapat sejumlah informasi dan fakta yang memberitakan bahwa mulai terdapat penurunan secara cepat jumlah populasi burung kepodang emas yang berhabitat di sejumlah tempat di Indonesia seperti di Pulau Jawa, sehingga perlu dibuat undang-undang untuk melindunginya dari kepunahan, namun secara global populasi burung kepodang emas ini dinilai masih aman.

Dilansir IUCN Red List (The International Union for Conservation of Nature), status konservasi untuk populasi burung kepodang emas ini adalah "Least Concern"  yang artinya jumlahnya masih banyak di alam baik secara sebaran dan kriteria ukuran populasinya sehingga tidak sedang terancam untuk punah.

Meskipun secara global burung cantik ini masih banyak terdapat di alam namun perkembangan dunia modern yang pesat di masa depan jika tidak diikuti dengan program-program pelestarian alam bisa saja mengancam habitat hidupnya di kemudian hari seperti yang banyak terjadi pada spesies satwa yang terancam punah saat ini.

Menjadi tanggung jawab kita semua untuk turut serta menjaga kelestarian alam dan semua kekayaan flora dan faunanya.

Bukankah sangat menyenangkan mendengarkan kicauan merdu burung di alam yang lestari dan indah, betul?

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Saker Falcon, Salah Satu Burung Tercepat di Dunia

Dodi Wijoseno Photo Community Writer Dodi Wijoseno

Penyuka Sejarah, mountain hiking dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya