Menguak Kesaktian 'Tapa Tanpa Busana' Ratu Kalinyamat, Menuntut Balas!

Petilasan dipercayai warga memiliki tuah

Semarang, IDN Times - Mencuatnya nama Ratu Kalinyamat yang diusulkan jadi pahlawan nasional membuat sebagian orang bertanya-tanya siapa sebenarnya Ratu Kalinyamat. Sama-sama berasal dari Jepara, nama Ratu Kalinyamat masih kalah populer ketimbang RA Kartini.

Tak hanya itu saja, sang ratu juga kurang dikenal masyarakat karena minimnya data yang membuat banyak orang menafsirkan Ratu Kalinyamat merupakan sosok mitos belaka.

Namun, jauh dari pusat kota Jepara, tepatnya di Dukuh Sonder, Desa Tulaan, terdapat sebuah lokasi yang dipercaya sebagai petilasan milik Ratu Kalinyamat. Tempatnya berupa bebatuan yang tersusun rapi dan terdapat mata air di sekitarnya. 

Ya, di situlah sang ratu pernah topo wudo sebagai bentuk keprihatinannya sepeninggal suaminya, Pangeran Hadirin. 

1. Saat bertapa, Ratu Kalinyamat tidak telanjang bulat. Tapi hanya mengganti busana ratunya menjadi pakaian biasa

Menguak Kesaktian 'Tapa Tanpa Busana' Ratu Kalinyamat, Menuntut Balas!kebudayaan.kemdikbud.go.id

Menurut Hadi Priyanto, seorang budayawan lokal di Jepara, lokasi pertapaan Ratu Kalinyamat di Desa Sonder, hingga saat ini masih bisa dilihat dengan jelas.

Kisah pertapaan sang ratu juga banyak disebut dalam kejadian Babat Perang Demak. Hadi bercerita bahwa saat bertapa di Desa Sonder, Ratu Kalinyamat yang punya nama asli Retna Kencana itu tak benar-benar bertelanjang bulat.

"Itu hanya ungkapan sanepo orang-orang Jawa kuno karena banyak masyarakat yang menafsirkan sendiri ritual topo wudo yang diartikan bertapa sambil melepaskan semua pakaiannya. Padahal, sesungguhnya yang terjadi bukan seperti itu," kata pria yang jadi Ketua Yayasan Kartini tersebut, saat berbincang dengan IDN Times, Senin (28/10).

Ia mengatakan, topo wudo yang dilakukan Ratu Kalinyamat bukan dengan bertelanjang. Melainkan meninggalkan semua atribut singgasananya sebagai ratu untuk berbaur dengan masyarakat desa setempat.

Baca Juga: Sosok Ratu Kalinyamat, Wanita Pemberani yang Diusulkan Jadi Pahlawan

2. Ritual topo wudo untuk menuntut balas dendam

Menguak Kesaktian 'Tapa Tanpa Busana' Ratu Kalinyamat, Menuntut Balas!lifehack.org

Ritual topo wudo yang dilakoni Ratu Kalinyamat, katanya bertujuan untuk menuntut keadilan atas kematian Pangeran Hadirin. 

Ratu Kalinyamat lalu memutuskan meninggalkan singgasana keratonnya untuk berpakaian layaknya warga biasa dengan penampilan rambutnya yang menjuntai ke bawah.

"Jadinya, topo wudo itu merupakan simbol seorang ratu yang menuntut keadilan atas kematian suaminya. 

Dikutip dari laman resmi situsbudaya.id, suami Ratu Kalinyamat dibunuh oleh Arya Penangsang sekitar pertengahan abad 19. 

3. Ratu Kalinyamat punya dendam kesumat kepada Aryo Penangsang

Menguak Kesaktian 'Tapa Tanpa Busana' Ratu Kalinyamat, Menuntut Balas!blog.ub.ac.id

Ratu Kalinyamat yang dilukiskan merupakan seorang perempuan cantik ini saat bertapa memohon pertolongan dari Tuhan agar bisa melampiaskan dendam kesumatnya terhadap Aryo Penangsang, seorang murid kesayangan Sunan Kudus. Dendamnya benar-benar menggumpal di dada karena suaminya, telah dibunuh secara keji.

Sang ratu bersumpah dengan mengungkapkan perkataan "ora pisan-pisan ingsun jengkar saka tapa ingsun yen durung iso kramas getihe lan kesed jambule Aryo penangsang,". Yang artinya dia tidak akan menghentikan laku tapanya jika belum bisa keramas rambut dengan darah Aryo Penangsang.

Topo wudo itu berakhir seiring dengan dendam Ratu Kalinyamat yang terbalaskan. Aryo Penangsang beberapa tahun kemudian terbunuh dalam satu pertempuran dengan Danang Sutowijo, di dekat sungai Kedung Srengenge.

Duel sengit antara keduanya membuatr Aryo Penangsang tewas dengan usus terburai oleh kerisnya sendiri.

"Oleh sebab itu, ritual topo wudo yang dilakukan Ratu Kalinyamat merupakan wujud pengabdian sekaligus rasa cintanya kepada Pangeran Hadirin," kata Hadi menambahkan.

4. Banyak perempuan yang percaya dengan mandi di lokasi petilasan bisa membuat tambah cantik

Menguak Kesaktian 'Tapa Tanpa Busana' Ratu Kalinyamat, Menuntut Balas!www.jejakpiknik.com

Sampai sekarang tempat pertapaan Ratu Kalinyamat yang kerap disebut Jambul Uwanen sering diadakan upacara sedekah bumi oleh warga Kecamatan Keling.

Saban malam Jumat Wage dipenuhi peziarah yang datang dari berbagai daerah. Para peziarah kebanyakan kaum hawa yang ingin cantik alami, seperti Ratu Kalinyamat rela mandi di sungai kecil yang ada di dekat petilasan dan dibarengi dengan semedi selama 40 hari.

Di lokasi itu pula, setiap perempuan yang berziarah bermunajat kepada Allah SWT. Mereka dengan sukarela mereka memberi bantuan sampai berjuta untuk membangun tempat petilasan Ratu Kalinyamat.

5. Ratu Kalinyamat diusulkan menjadi Pahlawan Nasional

Menguak Kesaktian 'Tapa Tanpa Busana' Ratu Kalinyamat, Menuntut Balas!IDK Times/Fariz Fardianto

Ratu Kalinyamat dilahirkan pada zaman era pemerintahan kerajaan Demak. Di zamannya Ratu Kalinyamat dikenal sebagai sosok yang disegani karena keberaniannya dalam memerangi penjajah di Nusantara. Dia juga berhasil menjadikan Jepara sebagai satu diantara kota pelabuhan terbesar di Pulau Jawa. 

Namun, banyak orang yang belum tahu tentang sosok Ratu Kalinyamat. Atas jasa-jasa dan keberaniannya dalam menghadapi para penjajah, nama Ratu Kalinyamat diusulan untuk menjadi Pahlawan Nasional. 

Salah satu yang mendukung untuk menjadikan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat. 

Selama berkuasa di Jepara, Ratu Kalinyamat berhasil membangun kekuatan laut yang besar dan kuat. Sang ratu juga menjadi pelopor pakta pertahanan kelautan dengan para penguasa Cirebon, Banteng, Palembang, Aceh, Malaka, serta Tidore.

"Apa yang dilakukan Ratu Kalinyamat mengesankan sosok yang sudah memiliki wawasan Nusantara sejatinya adalah negeri maritim. Banyak hal yang dilakukan Ratu Kalinyamat sudah sangat maju (maju), bagaimana mengembangkan ilmu industri itu menjadi industri yang terkoneksi,"katanya dalam keterangan resmi yang didapat IDN Times, Minggu (27/10).

6. Penetapan sebagai pahlawan nasional perlu kajian yang menyeluruh

Menguak Kesaktian 'Tapa Tanpa Busana' Ratu Kalinyamat, Menuntut Balas!IDN Times/Fariz Fardianto

Sementara, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekankan bahwa untuk menetapkan sebagai pahlawan nasional, butuh rekomendasi dari hasil kajian menyeluruh hingga level nasional. 

Ini, terangnya untuk mengetahui kebenaran yang perlu dipertanggungjawabkan. "Saya kira tidak perlu. Soal visi poros maritim juga perlu dibuktikan, kalau bener oke, kajian pakar perlu dikeluarkan atau diminta menjadikan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional," papar Ganjar.

Baca Juga: Gak Cuma Pulau Karimunjawa, 9 Wisata Memesona ini hanya ada di Jepara 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya