Dark Sky Week! Ini Dampak Polusi Cahaya bagi Makhluk Hidup

- Polusi cahaya dapat mengganggu kesehatan manusia dan hewan.
- Cahaya buatan pada malam hari mempengaruhi ritme sirkadian manusia dan produksi hormon melatonin.
- Hewan, termasuk burung dan penyu, terganggu oleh polusi cahaya dan mengalami dampak negatif.
Di kota-kota besar, langit malam jarang sekali benar-benar gelap. Cahaya lampu jalan, kendaraan, papan reklame, hingga gedung pencakar langit terus menyala sepanjang malam. Fenomena ini dikenal sebagai polusi cahaya, dan dampaknya jauh lebih serius daripada sekadar tidak bisa melihat bintang.
Polusi cahaya adalah kondisi di mana penggunaan cahaya buatan secara berlebihan atau tidak tepat menyebabkan langit malam menjadi terang. Meskipun keberadaan lampu bermanfaat untuk aktivitas manusia di malam hari, penggunaannya yang tidak bijak telah menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh manusia, tapi juga oleh hewan dan tumbuhan.
Inilah mengapa penting bagi kamu semua untuk lebih peduli, dan salah satu caranya adalah dengan mendukung peringatan Dark Sky Week, sebuah gerakan global untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya langit malam yang gelap.
Dark Sky Week adalah acara tahunan yang berlangsung setiap minggu bulan baru di bulan April, dan untuk tahun 2025, jatuh pada tanggal 21--28 April 2025. Keep scrolling!
1. Dampak polusi cahaya bagi kesehatan manusia

Cahaya buatan yang berlebihan pada malam hari dapat mengganggu ritme sirkadian manusia, yaitu jam biologis yang mengatur siklus tidur dan bangun. Ritme ini dipandu oleh cahaya dan kegelapan alami. Ketika malam hari menjadi terang karena cahaya buatan, produksi hormon melatonin dalam tubuh menurun. Melatonin berperan penting dalam mengatur tidur dan melindungi tubuh dari berbagai penyakit.
Penurunan kadar melatonin dapat menyebabkan sulit tidur, kelelahan kronis, gangguan mood, stres, hingga risiko penyakit serius seperti obesitas, diabetes, dan bahkan kanker. Paparan cahaya biru dari perangkat elektronik seperti ponsel dan komputer juga memperparah kondisi ini. Cahaya biru secara khusus telah terbukti sangat efektif menekan produksi melatonin.
Selain itu, orang yang tinggal di lingkungan dengan tingkat pencahayaan malam tinggi cenderung mengalami gangguan kesehatan mental. Tidur yang tidak berkualitas akibat cahaya berlebih dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. Bahkan, Asosiasi Medis Amerika (AMA) telah mengeluarkan pernyataan resmi mendukung upaya pengurangan polusi cahaya karena dampaknya terhadap kesehatan manusia.
2. Dampak polusi cahaya terhadap satwa liar

Polusi cahaya juga merusak kehidupan hewan, terutama spesies nokturnal yang bergantung pada kegelapan untuk beraktivitas. Banyak hewan yang mengalami kebingungan karena hilangnya orientasi malam alami.
Contohnya, burung yang bermigrasi pada malam hari menggunakan cahaya bintang dan bulan sebagai penunjuk arah. Namun, lampu-lampu kota mengacaukan navigasi mereka. Setiap tahun, jutaan burung bermigrasi mati karena menabrak gedung-gedung yang dipenuhi lampu.
Penyu laut juga menjadi korban polusi cahaya. Anak penyu yang menetas di pantai pada malam hari biasanya menggunakan cahaya alami cakrawala untuk menemukan jalan ke laut. Namun, lampu dari hotel dan bangunan pantai menarik mereka ke arah yang salah, menjauh dari laut. Akibatnya, banyak anak penyu mati karena kelelahan, dimangsa, atau tertabrak kendaraan.
3. Dampak polusi cahaya terhadap tumbuhan

Meskipun tidak bisa berpindah tempat seperti hewan, tumbuhan juga merasakan efek negatif dari polusi cahaya. Tumbuhan memiliki ritme sirkadian yang membantu mereka mengatur waktu berbunga, berbuah, dan menggugurkan daun. Cahaya buatan bisa mengacaukan siklus ini.
Pohon-pohon yang tumbuh di dekat lampu jalan, misalnya, sering kali mempertahankan daunnya lebih lama saat musim gugur dan mulai berbunga lebih awal di musim semi. Meskipun terlihat sepele, perubahan waktu ini bisa membuat mereka rentan terhadap kerusakan, karena mereka tidak mengikuti isyarat musim yang alami.
Lebih dari itu, pencahayaan buatan juga mengganggu hubungan antara tanaman dan penyerbuknya. Ketika penyerbuk seperti ngengat dan kelelawar tidak lagi tertarik pada tanaman karena terganggu cahaya, maka proses penyerbukan dan produksi buah akan terganggu. Ini berdampak langsung pada ketersediaan makanan bagi manusia dan hewan lainnya.
Tanaman juga bergantung pada interaksi dengan hewan dan mikroorganisme di tanah untuk siklus nutrisi. Ketika aktivitas hewan-hewan nokturnal seperti semut, tikus kecil, dan kumbang terganggu, proses alami pengolahan tanah dan penyebaran benih ikut terhambat. Ini bisa mengakibatkan berkurangnya keanekaragaman hayati dan perubahan ekosistem.
4. Kenapa harus peduli dan apa yang bisa kamu lakukan?

Polusi cahaya bukanlah masalah yang tidak bisa diselesaikan. Justru, ini adalah salah satu bentuk polusi yang bisa dikendalikan. Dengan langkah-langkah sederhana, kamu bisa mengurangi dampak negatifnya dan membantu memulihkan keseimbangan alam.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
- Gunakan lampu hanya saat diperlukan. Matikan lampu luar ruangan saat tidak digunakan.
- Pilih pencahayaan yang ramah lingkungan. Gunakan lampu dengan intensitas rendah dan arahkan ke bawah agar cahayanya tidak menyebar ke langit.
- Gunakan lampu dengan warna hangat. Hindari cahaya biru yang paling mengganggu ritme alami makhluk hidup.
- Edukasi orang di sekitarmu. Ajak keluarga, teman, dan komunitas untuk lebih peduli pada pentingnya langit malam yang gelap.
Dengan ikut serta dalam Dark Sky Week, kamu turut mendukung upaya global dalam mengurangi polusi cahaya. Langkah kecil seperti mematikan lampu selama satu jam atau berbagi informasi mengenai dampak cahaya buatan dapat memberikan dampak bagi kelestarian lingkungan. Jadi, yuk mulai dari sekarang, kurangi penggunaan cahaya buatan yang tidak perlu dan dukung Dark Sky Week!