5 Fakta Seputar Warna Pink, dari Kolonialisme sampai Barbie

Kamu suka warna pink?

Sudah nonton film Barbie? Film yang dibintangi Margot Robbie dan Ryan Gosling ini membawa tren Barbiecore viral. Barbiecore adalah tren fashion dengan warna-warna cerah, khususnya warna pink, seperti warna yang identik dengan Barbie. 

Walaupun saat ini kita lebih mengenal warna pink sebagai warna-nya Barbie dan sekaligus melambangkan feminim, sebenarnya warna pink memilki sejarah yang panjang. Faktanya, pink bahkan pernah menjadi warna yang melambangkan kekuasaan. Yuk, simak sejarah warna pink di bawah ini.

1. Warna pink sudah dikenal sejak jaman pra-sejarah

5 Fakta Seputar Warna Pink, dari Kolonialisme sampai Barbieilustrasi perempuan pemburu (smithsonianmag.com/UC Davis

Dilansir dari website National Geographic, manusia pra-sejarah yang tinggal di Pegunungan Andes, Peru sekitar 9000 tahun yang lalu, telah menggunakan warna pink dalam peralatan berburu. Warna pink yang dimaksud berasal dari oker, batuan yang mengandung zat besi teroksidasi. Untuk mendapatkan warna pink, batuan oker dihancurkan menjadi bubuk yang kemudian dilarutkan ke dalam air. Selanjutnya, cairan berwarna pink ini bisa digunakan untuk mewarnai pakaian, kulit, ataupun perlengkapan berburu. Selain itu, pewarna oker juga biasa dipakai oleh manusia prasejarah untuk membuat lukisan-lukisan di dinding gua.

2. Memasuki abad ke-15, warna pink mulai dikenal untuk pewarna pakaian

5 Fakta Seputar Warna Pink, dari Kolonialisme sampai Barbiekain yang telah diwarnai dengan ekstrak pohon kayu Brazil (naturaldyes.ca)

Dilansir dari website HubPages, memasuki masa Renaissance, masyarakat Eropa mulai tertarik untuk menggunakan pewarna alami untuk pakaian-pakaian mereka. Pada masa ini, era penjelajahan pun juga dimulai. Mereka mulai mencari pewarna-pewarna alami dari belahan dunia lain. 

Salah satu pewarna alami yang mereka temukan adalah pigmen pink yang berasal dari pohon Brazilwood  atau kayu Brazil (Caesalpinia sappan). Kalau di Indonesia, pohon ini dikenal dengan nama pohon secang. Pada jaman itu, pohon kayu Brazil sangat banyak ditemukan di wilayah Brazil. Akan tetapi, semenjak eksploitasi besar-besaran yang dilakukan penjelajah Portugis, populasi pohon ini semakin berkurang dan bahkan saat ini sudah hampir punah. 

Baca Juga: 5 Fakta RMS Queen Mary, Kapal yang Lebih Besar dari Titanic

3. Warna pink mulai dilirik menjadi bagian dari fashion

5 Fakta Seputar Warna Pink, dari Kolonialisme sampai BarbiePompadour at Her Toilette karya François Boucher (apollo-magazine.com/Harvard Art Museums)

Dilansir dari theconversation.com, penggunaan warna pink untuk aksesoris fashion dimulai pada abad ke-18. Banyak bangsawan Eropa suka menggunakan pakaian, aksesoris, ataupun riasan wajah dengan nuansa warna pink. Salah satu yang terkenal adalah Madame de Pompadour, selir dari Raja Louis XV. Dalam salah satu lukisannya, Madame de Pompadour terlihat mengenakan gaun dan cape dengan aksen warna pink, serta membubuhkan riasan pipi yang juga berwarna pink. 

Pada jaman ini, sebenarnya warna pink tidak hanya terbatas untuk fashion kaum perempuan. Para laki-laki juga suka menggunakan aksen warna pink. Pink dianggap sebagai warna yang melambangkan kekuatan dan kemakmuran, hanya orang-orang kaya yang bisa mengenakan aksesoris berwarna pink. Pewarna pink saat itu sangat mahal karena bahan-bahannya hanya bisa didapatkan melalui penjelajahan ke Asia Selatan dan Amerika Selatan. 

4. Pasca Perang Dunia II, pink mulai diasosiasikan dengan jenis kelamin perempuan

5 Fakta Seputar Warna Pink, dari Kolonialisme sampai BarbieMamie Eisenhower mengenakan gaun warna pink. (apartmenttherapy.com/US National Archives)

Ketika Perang Dunia II terjadi, laki-laki dan perempuan sama-sama dituntut untuk bekerja. Laki-laki sebagai tentara, dan perempuan bekerja di pabrik logistik perang atau sebagai paramedis. Baik laki-laki dan perempuan, sama-sama menggunakan fashion dengan nuansa yang netral. 

Warna pink mulai diasosiasikan dengan perempuan terjadi pasca perang dunia II, tepatnya di tahun 1953 saat Mamie Eisenhower, istri Dwight D. Eisenhower, menghadiri pelantikan suaminya sebagai Presiden Amerika Serikat yang ke-34. Di acara tersebut, Mamie Eisenhower mengenakan gaun pink dengan motif rhinestone. Perempuan memakai gaun berwarna pink, bisa dikatakan tidak lazim di jaman peperangan, karena perempuan terbiasa memakai baju-baju potongan simpel dengan warna netral. Apa yang dilakukan Mamie seolah membuat statement kalau "buat para perempuan, perang sudah berakhir, maka kembalilah ke rumah dan fokus pada urusan rumah tangga".

5. Pink semakin identik dengan perempuan setelah menjadi warna khas Barbie

5 Fakta Seputar Warna Pink, dari Kolonialisme sampai BarbieMainan Barbie (nypost.com/Amazon)

Barbie, pertama kali dibuat pada tahun 1959, oleh seorang co-founder Mattel, bernama Ruth Handler. Awalnya, Barbie tidak identik dengan warna pink. Dikutip dari website Time, boneka Barbie datang dengan misi mengajak remaja perempuan supaya bisa berimajinasi dengan cita-cita yang ingin mereka raih. Kita bisa mengganti aksesoris Barbie sesuai profesi atau pekerjaan yang kita inginkan, entah jadi perawat, astronot, ataupun seorang insinyur. Itu sebabnya, barbie didesain agar kita bisa melepas-pakai pakaiannya dengan mudah.

Mulai tahun 1970-an, Mattel mulai menargetkan anak-anak sebagai target pasar Barbie. Sejak saat itu dipiihlah warna pink sebagai nuansa utama dari Barbie. Bahkan warna pink yang identik dengan Barbie ini sudah dipatenkan dengan nama Barbie Pink.

Begitulah sejarah warna pink dari sejak jaman pra-sejarah hingga sekarang. Semoga informasi ini menambah pengetahuan kamu ya.

Baca Juga: Fakta Sains Vaksin HPV, Pencegah Kanker Serviks Wanita

Nisa Istiqomah Photo Community Writer Nisa Istiqomah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya