5 Fakta Serangga sebagai Sumber Makanan, Bisakah Menggantikan Daging?

Kadar protein tinggi dan ramah emisi gas rumah kaca!

Konsumsi daging merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh. Selain rasanya yang enak, nutrisi seperti protein, lemak dan zat besi juga bisa didapat. Namun tidak semua orang bisa mengonsumsinya karena harganya cukup mahal, khususnya bagi mereka dengan kondisi ekonomi rendah. Oleh sebab itu muncul alternatif makanan yang lebih terjangkau dan memiliki nutrisi sebanding bahkan melebihi daging yaitu makanan dari serangga. 

Melansir WebMD, praktik konsumsi serangga sudah banyak dilakukan di berbagai negara seperti Asia, Afrika dan Amerika Latin. Bahkan di Bangkok terdapat 164 jenis serangga yang dijadikan makanan. Diantara serangga yang sering dijadikan makanan adalah belalang, jangkrik, dan mealworm. Namun bagaimana sebenarnya fakta dari serangga yang dijadikan makanan ini? Apakah worth it untuk dijadikan sumber makanan atau mungkin bisa menggantikan daging yang selama ini kita konsumsi? Cek faktanya berikut ini, ya!

1. Serangga punya nutrisi tinggi, kadar proteinnya melebihi daging

5 Fakta Serangga sebagai Sumber Makanan, Bisakah Menggantikan Daging?ilustrasi daging panggang(pexels.com/Ali Smith)

Melansir FAO, edible insects atau serangga-serangga yang dapat dikonsumsi mempunyai nutrisi yang cukup banyak, yaitu protein, serat, asam lemak bermanfaat dan mikro nutrisi seperti zat besi, zink, mangan, dan magnesium. Namun tidak semua serangga mempunyai kadar nutrisi yang sama, tergantung jenis spesiesnya. Misalnya belalang dan jangkrik, ulat dengan kumbang atau bahkan antar jenis spesies belalang.

Dilansir Runtastic, serangga dapat menjadi sumber protein yang efisien daripada daging. Berdasarkan riset yang dipublikasikan European Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa serangga mempunyai kadar protein 9,96 sampai 35,2 gram per 100 gramnya. Sedangkan pada berbagai macam daging kisaran poteinnya hanya 16,8-20,6 gram. Di dalam riset tersebut juga menunjukkan bahwa kadar protein antara jangkrik atau cricket dan sapi hampir sama, yaitu 20,1 gram untuk cricket dan 20,6 gram untuk sapi. 

2. Konsumsi serangga dapat ikut andil mengurangi emisi karbon dunia

5 Fakta Serangga sebagai Sumber Makanan, Bisakah Menggantikan Daging?ilustrasi peternakan sapi (pexels.com/Mark Stebn)

Faktanya peternakan seperti sapi, kambing, dan unggas serta hewan ternak lainnya dapat berdampak negatif untuk lingkungan. Terutama pada tiga aspek yaitu, lahan, air dan emisi gas ruma kaca. Dilansir Downtoearth, secara global peternakan menyumbangkan emisi gas rumah kaca sebesar 14,5% dan menjadi kontributor utama deforestasi, penurunan biodiversitas serta kontaminasi air.

Oleh sebab itu butuh alternatif sumber makanan yang dampak negatifnya lebih rendah. Salah satunya adalah sumber makanan dari serangga. Selain kaya akan nutrisi, mengonsumsi edible insect dapat berdampak positif untuk lingkungan sebab konsumsi daging dari peternakan akan semakin berkurang. Melansir FAO, secara umum membudidayakan serangga untuk dijadikan makanan akan berdampak pada berkurangnya penggunaan air, lahan dan tingkat emisi gas rumah kaca. 

Baca Juga: 5 Spesies Baru Begonia asal Indonesia, Kamu Harus Tahu!

3. Serangga masih ditangkap di alam dan jika dibudidayakan tidak membutuhkan tempat yang luas

5 Fakta Serangga sebagai Sumber Makanan, Bisakah Menggantikan Daging?Ilustrasi belalang di alam (pexels.com/Ray Bilcliff)

Mengonsumsi serangga tidaklah sepenuhnya aman. Sebab kebanyakan serangga yang dikonsumsi di berbagai belahan dunia masih ditangkap dari alam, khususnya serangga yang ditangkap di areal pertanian, seperti belalang. Dilansir WebMD, serangga yang dikonsumsi bisa saja mengandung logam berat dan bisa terkontaminasi dengan zat racun seperti pestisida dan akhirnya tidak aman untuk dikonsumsi. Oleh sebab itu jika serangga memang akan dijadikan sebagai sumber makanan manusia, maka sebaiknya dibudidayakan. Selain lebih aman, juga bisa membuat nutrisi yang ada pada serangga lebih baik.

Ada dua kelebihan budidaya serangga dibandingkan hewan ternak lainnya. Pertama, budidaya serangga tidak membutuhkan tempat yang luas karena ukuran serangga kecil. Kedua, pakan yang digunakan juga tidak sebanyak hewan ternak lainnya. Hal tersebut karena serangga dikenal sebagai hewan yang sangat efisien dalam memproses makanan yang dikonsumsi. Oleh sebab itulah, serangga benar-benar hanya membutuhkan sedikit makanan dibandingkan dengan hewan lainnya.

4. Konsumsi serangga sudah tidak asing bagi sebagian penduduk dunia

5 Fakta Serangga sebagai Sumber Makanan, Bisakah Menggantikan Daging?ilustrasi penjual belalang goreng di pasar (flickr.com/Johan Fantenberg)

Di berbagai belahan dunia serangga telah menjadi bagian dari makanan manusia. Bahkan diperkirakan 2 juta manusia mengonsumsi serangga. Kebiasaan konsumsi tersebut bukan saja karena nutrisi yang terkandung pada serangga. Namun juga dihubungkan dengan berbagai praktik sosial dan kebudayaan serta kepercayaan. Dilansir Terminix, tujuh negara yang biasa mengonsumsi serangga adalah Meksiko, Brazil, Ghana, Thailand, Belanda, Cina dan Amerika Serikat. Bahkan di Indonesia kususnya di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta sering dijumpai penjual belalang goreng.

Selain digoreng, sajian serangga untuk dimakan juga beragam. Contonya serangga dijadikan cemilan, toping pada makanan, dihaluskan kemudian dijadikan tepung, sampai dimakan langsung juga banyak dijumpai. Khususnya untuk daerah-daerah pedalaman ketika ketersedian sumber makanan terbatas. Maka dari itu serangga bukanlah hal asing untuk dijadikan sumber makanan, sebab di berbagai belahan dunia sudah sangat familier.

5. Bisa menjadi alternatif pemenuhan dan perbaikan gizi masyarakat dunia

5 Fakta Serangga sebagai Sumber Makanan, Bisakah Menggantikan Daging?ilustrasi anak-anak mencari air (pexels.com/Mads Terkelsen)

Serangga sebagai sumber makanan sudah banyak dipromosikan oleh berbagai lembaga dunia, contohnya seperti Food and Agriculture Organization (FAO) serta lembaga-lembaga tinggi lainnya. Salah satu alasannya adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia yang tentu akan semakin menipis karena populasi manusia yang terus meningkat.

Selain itu, serangga yang kaya akan nutrisi seperti protein dan zat besi bisa menjadi alternatif pemenuhan gizi bagi negara-negara yang status gizi masyarakatnya masih rendah. Banyak negara-negara miskin yang masyarakatnya masih mengalami busung lapar, malnutrisi, dan stunting. Oleh sebab itu dengan adanya sumber makanan yang mudah didapat dan dibudidayakan ini, harapannya kedepan bisa menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Nah, dapat disimpulkan serangga yang dijadikan sumber makanan berpotensi memberikan sejumlah manfaat seperti nutrisi, lingkungan, dan sosial ekonomi. Namun agar berhasil menjadi sumber makanan yang baik juga harus memperhatikan keamanannya. Maka jika semuanya sudah sesuai, serangga akan sangat bisa menggantikan daging ke depannya. Setuju?  

Baca Juga: 9 Fakta Tanaman Bibir Merah, Jadi Obat untuk Berbagai Gejala Penyakit

Norman Wijaya Photo Community Writer Norman Wijaya

Semakin kreatif dan informatif! @norman_wijaya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya