Ini Profil Microlibrary Warak Kayu Semarang, Bangunan Terbaik Dunia 

Wajib pakai kaus kaki saat berkunjung

Semarang, IDN Times - Sebuah karya anak bangsa Indonesia baru-baru ini berhasil menorehkan prestasi di kancah internasional. Microlibrary Warak Kayu yang berada di Taman Kasmaran Kota Semarang Jawa Tengah berhasil meraih penghargaan sebagai Building of The Year Award 2021.

1. Microlibrary Warak Kayu masuk 15 pemenang bangunan terbaik di dunia

Ini Profil Microlibrary Warak Kayu Semarang, Bangunan Terbaik Dunia Microlibrary Warak Kayu Semarang. IDN Times/Anggun Puspitoningrum

Perpustakaan mikro berbahan kayu ini menjadi satu di antara 15 pemenang bangunan terbaik yang tersebar di seluruh dunia. Microlibrary ini merupakan rancangan dari suami istri Florian Heinzelmann dan Daliana Suryawinata, pendiri dari Suryawinata Heinzelmann Architecture and Urbanism (SHAU) Indonesia. Pembangunan perpustakaan kayu itu pun berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, mulai dari yayasan donatur, pemerintah hingga komunitas.

Adapun, kabar baik dari pencapaian Microlibrary Warak Kayu itu terunggah di akun Instagram SHAU @shauarchitects pada tanggal 19 Februari 2021.

‘’Good news! Because of your endless support

Microlibrary Warak Kayu is among 15 Winners of Archdaily Building of the Year Award 2021!

Archdaily mentioned that 'Microlibrary Warak Kayu by SHAU Indonesia has demonstrated their ability to make real, positive change where it is needed.'

We can't thank you enough!

Thank you Indonesia, thank you all kind voters who made this possible!

Thank you @arkatamaisvara & @kayulapisindonesia for the generosity and quality FSC wood, thank you @harvey_center and @pauline_boedianto for the community engagement! Thank you Pak @hendrarprihadi & the city of Semarang for the site and support! Thank you @rah.contractor and also @kiearch.

Florian & Daliana & the whole SHAU team.’’

2. Perpustakaan berbahan kayu ini resmi diluncurkan pada tahun 2020

Ini Profil Microlibrary Warak Kayu Semarang, Bangunan Terbaik Dunia Microlibrary Warak Kayu Semarang. IDN Times/Anggun Puspitoningrum

Keunikan dari Microlibrary Warak Kayu ini memang sudah mencuri perhatian sejak peluncurannya pada pertengahan tahun 2021. Bahkan bagi Ibu Kota Jawa Tengah, area publik sekaligus spot yang instagramable ini menjadi daya tarik serta destinasi baru bagi masyarakat yang lewat di Jalan Dokter Sutomo Semarang.

IDN Times berkesempatan untuk berkunjung ke perpustakaan tersebut dan bertemu dengan pengelola Microlibrary Warak Kayu dari Harvey Center, Kamis (18/3/2021). Ada sejumlah fakta yang dituturkan oleh Yoana Theolia Angie Yessica sebagai koordinator. 

Yessy begitu perempuan itu disapa mengatakan, bangunan yang berfungsi sebagai perpustakaan umum itu didesain dengan sistem konstruksi Zollinger. Sehingga, menjadikan bentuknya menyerupai sisik kulit Warak yang merupakan hewan mitologi khas Kota Semarang. 

Baca Juga: Riwayat Congyang, Miras Khas Semarang yang Dipercaya Sembuhkan Masuk Angin

3. Microlibrary Warak Kayu dibuat untuk meningkatkan minat baca masyarakat

Ini Profil Microlibrary Warak Kayu Semarang, Bangunan Terbaik Dunia Microlibrary Warak Kayu Semarang. IDN Times/Anggun Puspitoningrum

‘’Pembuatan microlibrary ini dicetuskan oleh SHAU Architect. Mereka ingin berkontribusi kepada masyarakat melalui ilmu arsitektur. Kemudian, dibangunlah perpustakaan Warak Kayu ini. Namun, sebelumnya SHAU juga sudah membangun microlibrary dengan nama Bima di Bandung,’’ ungkapnya. 

Alasan SHAU membangun perpustakaan-perpustakaan itu adalah untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Sebab, dewasa ini minat baca masyarakat turun, disamping juga kurangnya fasilitas membaca. ‘’Dengan desain yang menarik dan tempat yang nyaman harapannya masyarakat mau datang kesana untuk membaca buku atau sekadar foto-foto,’’ tuturnya. 

Pembangunan Microlibrary Warak Kayu ini mulai dilaksanakan pada tahun 2019 dan diresmikan 2020. Ada sejumlah pihak terlibat di antaranya Arkatama Isvara Foundation. Yayasan sebagai yayasan donatur yang mendanai pembangunan, menyediakan buku hingga perawatan perpustakaan. 

Kemudian, SHAU sebagai arsitektur bangunan, PT Kayu Lapis Indonesia memasok kayu-kayu hasil olahan limbah pabrik yang sudah tidak terpakai, Pemerintah Kota Semarang yang menyediakan lahan dan Harvey Center kelompok derma yang beranggotakan anak-anak muda sebagai pengelola. 

4. Bangunan dirancang dengan konsep ramah lingkungan

Ini Profil Microlibrary Warak Kayu Semarang, Bangunan Terbaik Dunia Microlibrary Warak Kayu Semarang. IDN Times/Anggun Puspitoningrum

Bangunan dengan luas 60 meter persegi itu dirancang dengan konsep ramah lingkungan. Sebab, di dalam perpustakaan yang berada di lantai dua itu tidak menggunakan pendingin ruangan (AC), namun tetap sejuk karena udara bisa masuk melalui dinding berventilasi udara.

‘’Semua disini alami baik dari sirkulasi udara maupun pencahayaan. Dari segi pencahayaan, meskipun tetap menginstalasi listrik tapi tetap untuk penerangan tetap mengandalkan sinar matahari. Lampu hanya dinyalakan jika ruangan gelap karena mendung atau hujan. Sirkulasi udara juga sudah didesain dengan baik sesuai arah mata angin,’’ kata Yessy.

Terkait perawatan rutin di perpustakaan, debu-debu hanya perlu dibersihkan dengan kain lap atau kemoceng. Secara berkala saat perpustakaan dibuka dan ditutup akan ada pembersihan dengan desinfektan dan secara rutin juga dilakukan fogging untuk sterilisasi dengan cairan yang tidak merusak kayu.

5. Pengunjung wajib menggunakan kaus kaki saat di perpustakaan

Ini Profil Microlibrary Warak Kayu Semarang, Bangunan Terbaik Dunia Microlibrary Warak Kayu Semarang. IDN Times/Anggun Puspitoningrum

‘’Upaya ini untuk merawat agar bangunan kayu ini tidak cepat rusak. Selain itu, kami juga membuat aturan bagi pengunjung agar memakai kaus kaki saat datang ke perpustakaan. Sebab, keringat pada kaki bisa merusak lantai kayu,’’ jelasnya.

Sejak Microlibrary Warak Kayu dibuka, antusias masyarakat untuk datang kesana cukup tinggi. Tidak hanya masyarakat Kota Semarang, para mahasiswa yang berkuliah di Fakultas Arsitektur dan Teknik Sipil dari luar kota juga banyak yang datang untuk melihat serta mempelajari struktur bangunan hingga jenis kayu yang digunakan pada bangunan perpustakaan.

Selanjutnya diketahui, perpustakaan mikro ini buka setiap hari Senin sampai Sabtu pada pukul 08.30-12.00 WIB dan 13.00-15.30 WIB. Ada sejumlah aturan yang berlaku di perpustakaan yang memiliki 2.000 koleksi buku itu antara lain pengunjung wajib memakai masker, mencuci tangan sebelum masuk ke perpustakaan, wajib menggunakan kaus kaki.

6. Selama pandemik jumlah pengunjung dibatasi hanya 10 orang

Ini Profil Microlibrary Warak Kayu Semarang, Bangunan Terbaik Dunia Microlibrary Warak Kayu Semarang. IDN Times/Anggun Puspitoningrum

Kemudian, menyimpan barang bawaan di loker yang sudah disediakan, dilarang membawa makanan dan minuman, wajib mengisi data pengunjung atau menunjukkan kartu anggota perpustakaan, dan wajib menjaga ketenangan.

Pustakawan Microlibrary Warak Kayu, Ariella mengatakan, selama pandemik pihaknya juga membatasi jumlah pengunjung yang berada di dalam perpustakaan. ‘’Sebenarnya, kapasitas pengunjung bisa 20-30 orang, tapi karena pandemik kami batasi hanya 10 orang yang boleh berada di dalam perpustakaan. Jika ada yang datang saat jumlah pengunjung maksimal bisa menunggu di bawah terlebih dahulu hingga ada pengunjung yang keluar,’’ katanya.

Menurut dia, perpustakaan Warak Kayu ini cukup menarik pengunjung untuk datang. Jumlah kunjungan per hari bisa 5-10 pengunjung. Sedangkan, saat akhir pekan bisa dua kali lipatnya yang datang. ‘’Ya, kalau seminggu minimal bisa 50 pengunjung yang datang,’’ tuturnya.

Baca Juga: Open Slot, Cara Fotografer Cewek di Semarang Survive saat Pandemik

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya