Inovasi Mahasiswa Semarang, Limbah Kulit Buah Jadi Pengharum Ruangan

Ciptakan peluang usaha baru

Semarang, IDN Times - Kulit buah selama ini hanya berakhir menjadi sampah bagi sebagian orang. Namun, di tangan orang kreatif limbah tersebut tidak berakhir di tempat sampah tetapi bisa menjadi sesuatu yang bernilai guna. 

1. Mereka kumpulkan sampah kulit buah dari outlet jus buah

Inovasi Mahasiswa Semarang, Limbah Kulit Buah Jadi Pengharum RuanganInstagram.com/plastikdetoxbali

Seperti yang dilakukan tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS). Mereka mengelola limbah kulit buah dalam pembuatan eco enzym, yakni larutan zat organik kompleks diproduksi dari hasil fermentasi limbah organik, yang kaya manfaat.

Tim PMK-K yang diketuai Eka Nurafina dan beranggotakan Alifia Hasna Azzah Fillah, Handini, dan Sekar Dian Pawestri serta dalam bimbingan Dr Ling Maria Ulfah, SSi MPd itu mengumpulkan sampah kulit buah dari sejumlah outlet jus buah di Kota Semarang.

‘’Sejauh ini, limbah kulit buah tersebut hanya dibuang dan belum dimanfaatkan. Pada sisi lain, limbah kulit buah yang terbuang tersebut, jika tidak dikelola dengan baik, maka semakin lama akan berdampak negatif bagi lingkungan,’’ tutur Eka Nurafina pada IDN Times, Rabu (18/8/2021).

2. Olahan eco enzyme dibuat menjadi produk pengharum ruangan

Inovasi Mahasiswa Semarang, Limbah Kulit Buah Jadi Pengharum RuanganTim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) melakukan penelitian memanfaatkan limbah kulit buah untuk pembuatan ecos air. (dok.PMK-K UPGRIS)

Maka, lanjut dia, kami manfaatkan kulit buah itu untuk memproduksi ecos air, yakni produk air freshener atau pengharum udara dengan bahan dari essential oil yang berbasis eco enzyme. ‘’Nantinya, selain dapat mengurangi pencemaran limbah kulit buah yang terbuang sia-sia, ini juga bisa menjadi peluang usaha dari penjualan Ecos Air,” ujar mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi itu.

Hasil dari olahan eco enzyme itu dibuat menjadi produk pengharum ruangan atau air freshener yang ramah lingkungan. Selain itu, masih banyak sekali manfaat yang diperoleh dari produk tersebut seperti dapat membunuh kuman, bakteri dan virus. Sebab, mengandung asam asetat serta beberapa enzim seperti enzim lipase, tripsin dan amilase. Kemudian, juga dapat menghilangkan bau asap rokok.

Eka menjelaskan, untuk membuatnya pun terbilang cukup mudah hanya memerlukan bahan-bahan seperti sisa kulit buah yang masih segar seperti jeruk, apel, air, gula aren dan aromatic atau essential oil (coffee, peppermint, lavender, green tea atau jeruk). Sedangkan untuk alatnya ada pisau, toples besar berbahan plastik, baskom, sendok makan, timbangan digital, saringan, corong, botol kaca, alat pengukur pH dan spidol.

Baca Juga: Keren! Mahasiswa UKSW Salatiga Bikin Aplikasi Buat Promosikan Produk Lokal

3. Proses fermentasi membutuhkan waktu selama tiga bulan

Inovasi Mahasiswa Semarang, Limbah Kulit Buah Jadi Pengharum RuanganTim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) melakukan penelitian memanfaatkan limbah kulit buah untuk pembuatan ecos air. (dok.PMK-K UPGRIS)

“Proses pembuatan eco enzyme dilakukan dengan empat tahap. Proses tersebut diawali dengan menambahkan 10 bagian air kedalam toples yang terbuat dari plastik atau isi 60 persen air dari isi toples. Jika volume wadah 10 liter maka isi air maksimal 6 liter. Kemudian, menambahkan satu bagian gula aren --10 persen dari jumlah air-- atau sekitar 600 gram,” jelasnya.

Kemudian, anggota tim PMK-K, Allifa Hasna menerangkan, proses pembuatan dimulai dari memasukkan sisa kulit buah-buahan yang masih segar hingga mencapai 80 persen wadah
toples 10 liter yaitu sekitar 1800 gram.

“Aduk rata semua bahan hingga tercampur. Setelah itu toples ditutup, dan diberi tanggal pembuatan. Dalam proses fermentasi ini membutuhkan waktu selama 3 bulan. Jangan lupa buka tutup toples, setiap hari untuk mengeluarkan gas selama 1 bulan pertama. Setelah dibuka tentu ditutup kembali,” lanjutnya.

4. Saat fermentasi eco enzyme bisa ditambahkan bahan aromatic

Inovasi Mahasiswa Semarang, Limbah Kulit Buah Jadi Pengharum Ruanganunsplash.com/@primal_harmony

Setelah eco enzyme sudah siap, dilanjutkan proses pembuatan essential oil berbasis eco enzyme menjadi air freshener. Larutan essential oil berbasis eco enzyme yang sudah jadi, cukup ditambahkan air dengan perbandingan 1 : 1000 yaitu 1 ml larutan eco enzyme dicampurkan, kedalam 1000 ml air atau 0,5 ml larutan eco enzyme mencampurkan ke dalam 500 ml air .

“Masukkan larutan tersebut, kedalam botol semprot menggunakan pipet plastik, untuk membersihkan udara dari kuman dan bakteri serta dapat menghilangkan bau. Kemudian, pada saat fermentasi berusia dua bulan menambahkan 10 persen bahan aromatic (coffee, peppermint, lavender, green tea atau jeruk) ke dalam larutan eco enzyme melalui bantuan alat ataupun diaduk manual lalu fermentasi kembali selama satu bulan,’’ jelasnya.

Setelah tiga bulan larutan eco enzyme siap dipanen, dengan cara disaring sehingga limbah organik yang tersisa tersaring. Larutan ini, yang nantinya digunakan sebagai bahan pengharum ruangan.

5. Produk ecos air buatan mahasiswa UPGRIS dipasarkan secara online

Inovasi Mahasiswa Semarang, Limbah Kulit Buah Jadi Pengharum RuanganTim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) melakukan penelitian memanfaatkan limbah kulit buah untuk pembuatan ecos air. (dok.PMK-K UPGRIS)

“Sebelum dipanen pada hari ke 90 melakukan pengukuran pH terlebih dahulu pada eco enzyme guna memastikan kestandaran hasil fermentasi yang baik. eco enzyme yang baik mengandung pH dibawah 4.0 dan memiliki aroma asam segar khas fermentasi,” tandasnya.

Sementara, dosen pembimbing tim PKM-K UPGRIS, Dr Ling Maria Ulfah SSi MPd mengatakan, tim PKM-K Ecos Air yang menciptakan pengharum ruangan dari limbah kulit buah ini didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Mereka berhasil menciptakan inovasi terbaru sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Kemudian, produk air freshener ecos air ini juga dibuat dengan inovasi desain kemasan yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga layak jual. Selain, sebagai pengharum ruangan, ecos air memiliki keunggulan yang cukup banyak antara lain sebagai desinfektan dan pembersih barang-barang,’’ katanya.

Saat ini, produk tersebut sudah dipasarkan secara online seperti WhatsApp, Instagram, Shopee, dan Facebook. Dan jika pandemi sudah berakhir, ke depannya pemasaran produk ecos air ini akan diperluas promosi dan penjualannya agar dapat dikenal oleh masyarakat.

Baca Juga: Kreatif! Mahasiswa Purwokerto Buat Permen Anticorona dari Bawang Merah

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya