E-sport Jadi Cabor Prestasi, Tapi Masih Terganjal Restu Orang Tua
Atlet esport butuh pengakuan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Olahraga elektronik alias esport telah ditetapkan sebagai cabor prestasi di Indonesia. Namun, menurut Nicodemus D Nugrah Widiutomo, Sekretaris Umum Pengurus Besar Esports Indonesia (PBEI) Jateng, saat ini terdapat tugas yang harus dihadapi para atlet esport yang tersebar di seluruh kabupaten/kota.
"Pemerintah sudah dukung penuh esport untuk dikembangkan lebih besar lagi. Cuma memang kendalanya sekarang harus menghadapi dari pola pikir para orang tua. Karena selama ini orang tua kan menganggap kalau nge-game menghabiskan waktu. Nah, kita lagi gencar menyosialisasikan ke semua masyarakat kalau esport tidak semengerikan yang dibayangkan orang tua," katanya kepada IDN Times, Jumat (28/8/2020).
Baca Juga: 7 Kampus Ini Punya Program eSport, Kamu Tertarik Masuk yang Mana?
1. PBEI Jateng gencar sosialisasikan trik main game agar tidak kecanduan
Ia menyebut bahwa sosialisasi kini menyasar ke sejumlah sekolahan yang ada di Semarang. Ia ingin berbagi trik agar tidak kecanduan saat bermain game.
Menurutnya kecanduan game lebih pada persoalan pola asuh yang salah terhadap masing-masing anak.
"Makanya, kita lagi gencar-gencarnya ngasih tahu ke sekolah-sekolah, ke komunitas orang tua kalau ada acaranya lho biar main esport tapi gak kecanduan game. Karena kasus kecanduan game itu ada pada salah asuh terhadap anak mereka. Kita kasih edukasi ke anak-anak sekolah dan parenting juga," jelasnya.
Baca Juga: Universitas Dian Nuswantoro Buka Program eSport Untuk Mahasiswa Baru