Pertendingan sepak bola Celebral Palsy APG XI di Solo. (Dok/INASPOC)
Di babak kedua tim tuan rumah meningkatkan serangan. Namun tim Thailand yang diracik pelatih Bannawat Posrioun berusaha mengimbangi dengan menerapkan serangan-serangan balik.
Pada menit 34, penyerang Iksan kembali mendapat umpan matang dari Yahya Muhaimi, namun lagi-lagi bola tandukannya melenceng dari gawang.
Di sisi lain, kiper Amin Rosyid beberapa kali harus melakukan upaya penyelamatan dari tendangan-tendangan keras yang dilepaskan pemain-pemain Thailand.
Indonesia menambah gol menit 39. Yahya Muhaimi melepaskan tendangan datar terarah yang mengoyak jala, setelah mendapat bola muntah dari kiper Jettarin.
Empat menit berikutnya, Merah Putih kembali menambah gol setelah sundulan Iksan sukses mendarat di jarring, setelah mendapatkan servis bola mati dari Yahya Hernanda, sehingga kedudukan menjadi 3-0.
Thailand berusaha keluar dari tekanan dan main lebih agresif. Menit 45, pemain pengganti, Sukhitkun Bunsing memperkecil ketertinggalan melalui sepakan bola datar yang gagal diantisipasi kiper Amin Rosyid, setelah terjadi kemelut.
Pada menit 56, Phonpipat Nampaksa juga mencetak gol bagi Thailand. Gol berawal dari kesalahan pemain belakang Indonesia yang gagal menghadapi pressing ketat pemain rival.
‘’Anak-anak bermain kurang tenang pada pertandingan perdana. Mestinya, kitab bisa cetak gol lebih banyak, jika mereka main lepas seperti saat latihan,’’ kata pelatih Timnas Sepak Bola CP Indonesia Anshar Ahmad.
Perubahan klasifikasi disabilitas beberapa pemain yang terjadi pada tiga hari lalu, menurutnya juga berpengaruh pada komposisi pemainnya.
‘’Maka kemudian kami membuat strategi baru,’’ tambah Anshar, diiyakan manajer tim dokter Ferry Kustono.