Venue para tenis meja di De Tjolomadoe. (IDN Times/Larasati Rey)
Selain meninjau venue, para bulu tangkis, Menpora dan rombongan juga meninjau venue pertandingan para tenis meja di De Tjolomadoe, Karanganyar. Berbeda dengan venue sebelumnya, di venue tenis meja sendiri Menpora menemukan beberapa fasilitas yang harus diperbaiki dan juga ditambah, diantaranya soal kualitas udara, dan juga toilet serta akses disabilitas disana.
"Ada tujuh meja baik yang dibabak semi final dan finalnya juga yang di disini (Sarkara Hall), memang kesiapannya kalau yang para bulu tangkis kan memang sudah ready ya. Tapi ya ini memang kita harus tambah lagi dari AC nya, dari karpet nya tetapi Mas Wali tadi sudah menyampaikan itu gak ada masalah. Dan nanti juga untuk toilet yang ramah difabel itu juga Mas Wali sudah sampaikan akan ditambah dengan yang portable," ungkapnya.
Tak hanya menyoroti soal kesiapan venue, Menpora juga memuji gendung De Tjolomadoe yang dinilai memiliki sejarah dan herittage. Menurutnya, penggunaaan De Tjolomadoe sebagai salah satu venue pertandingan sekaligus untuk mengenalkan kepada para atlet dari berbagai negara terkait sejarah dan lokasi wisata di Indonesia khususnya di Solo.
"Saya kira gak ada masalah ya ini bukan hanya event olahraga tetapi selalu setiap negara menyelenggarakan itu disamping itu juga ada kulturalnya kemudian kulinernya. kemudian hal-hal yang membuat para peserta datang dari beberapa negara itu mereka merasa nyaman," ungkapnya.
"Saya sudah sampaikan ke Mas Wali kita harus buat mereka nyaman housepitality nya dan ini satu bagian terintegrasi," pungkasnya.