Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kontingen taekwondo bersama pengurus NPC Sumut usai penyerahan medali Peparnas 2024 (dok.NPC Sumut)

Intinya sih...

  • NPC Indonesia membuka program "Mendobrak Batas" di 38 provinsi untuk mencari bibit-bibit atlet muda.
  • Program jangka panjang ini bertujuan mengejar prestasi di Paralimpiade Los Angeles 2028 dengan pemusatan latihan di Solo.
  • Program menyasar atlet muda usia maksimal 23 tahun, dengan tiga kategori hambatan fisik, intelektual, dan penglihatan.

Surakarta, IDN Times - National Paralympic Committee (NPC) Indonesia membuka program "Mendobrak Batas" di 38 provinsi di Indonesia.

Program yang bertujuan untuk mencari bibit-bibit atlet muda yang nantinya menjalani pemusatan latihan di Kota Solo. Program tersebut akan dimulai pada bulan Maret 2025.

1. Regenerasi atlet dan mempertahankan prestasi

Ketua NPC Indonesia, Senny Marbun (tengah) saat memberikan keterangan pers. (IDN Times/Larasati Rey)

Usai sukses mengukir prestasi yang gemilang di Paralimpiade Paris 2024 dengan raihan 14 medali, dan tiga kali beruntun berhasil menjadi juara umum ajang ASEAN Para Games edisi 2017, 2022 dan 2023. NPC Indonesia membuka program jangka panjang, termasuk mengejar prestasi di Paralimpiade Los Angeles 2028. Makanya, program "Mendobrak Batas" diluncurkan agar pencarian atlet muda potensial bisa lebih maksimal.

Ketua Umum NPC Indonesia, Senny Marbun, berharap banyak dari pencarian atlet muda ke seluruh penjuru Tanah Air. Regenerasi atlet harus berjalan lebih maksimal agar prestasi jangka panjang dapat dihasilkan.

"Indonesia ini negara besar. Tidak semestinya Indonesia hanya mendapatkan satu atau dua medali emas di Paralimpiade.  Makanya kita harus berani turun ke daerah. Kalau kita tidak berani turun ke daerah, saya rasa kita tidak mungkin mendapatkan materi yang berkualitas tinggi," kata Senny Marbun, Selasa (7/1/2025).

Program "Mendobrak Batas" yang digelar mulai bulan Maret hingga Desember 2025 menyasar atlet muda dengan usia maksimal 23 tahun. Setiap provinsi diberi target hingga 100 atlet untuk dipantau oleh tim ahli dari NPC Indonesia.

2. Kategori altet yang bisa ikut program NPC

Atlet atletik asal Sumatera Utara, Mian Sirait (kiri) bertanding dalam Final Putra 45-46 1500m Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/10/2024). Mian meraih medali emas dengan catatan waktu 5 menit 05.96 detik. (PB PEPARNAS XVII/Rasyidin Panggabean)

Adapun atlet yang ingin mengikuti program NPC Indonesia ada tiga kategori, yakni hambatan fisik (50 persen), hambatan intelektual (25 persen) dan hambatan penglihatan (25 persen). Sebanyak 100 atlet terpilih dari program "Mendobrak Batas" akan menjalani pemusatan latihan di Kota Solo.

"Kita akan memantau atlet sesuai potensi yang dimilikinya. Setelah itu akan kita bawa ke Solo untuk pemusatan latihan selama tiga bulan. Kita akan lihat kemampuannya, apakah prestasinya memungkinkan untuk kita bina. Lalu kita juga lihat bagaimana kemauan dan bagaimana mentalitasnya," kata Senny.

Program ini juga bagian dari upaya NPC Indonesia untuk memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat difabel di seluruh Indonesia. Senny Marbun yakin ada banyak potensi muda yang bisa mengharumkan nama Indonesia, sama seperti Leani Ratri Oktila dkk. yang sudah bertahun-tahun jadi andalan.

"Melalui ajang Peparnas, kita sudah menjaring banyak atlet. Tetapi kita perlu turun ke daerah untuk lebih maksimal lagi. Paling tidak kita memberikan perhatian kepada mereka. Masyarakat difabel di daerah yang belum tersentuh kita ajak untuk ikut berkiprah mengharumkan nama negara di kancah internasional. Saya yakin mereka bisa," imbuhnya.

3. Mencari bibit-bibit atlet baru

Petenis Sumut Reza Aulia (kanan) berpasangan dengan Adi Saputra mengembalikan bola ke arah lawan pada laga perebutan medali perunggu final ganda putra tenis kursi roda Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII di lapangan tenis Manahan Solo, Jawa Tengah, Kamis (10/10/2024). Adi-Reza berhasil meraih medali perunggu. (PB PEPARNAS XVII/Dwi Prasetya)

Sementara itu, wakil sekretaris jenderal (Wasekjen) NPC Indonesia, Rima Ferdianto, menjelaskan program "Mendobrak Batas" ini sangat penting agar atlet di daerah-daerah lebih terarah sesuai potensinya.

Menurutnya, dari pengamatan pada ajang Peparnas XVII 2024 lalu ada banyak atlet muda yang mendalami olahraga tidak sesuai potensinya. Nantinya ada tim ahli yang diterjunkan ke daerah-daerah untuk melihat bakat setiap atlet dan diarahkan untuk mendalami cabang olahraga sesuai potensinya.

"Kalau dari awal dibina di cabang olahraga yang sesuai potensinya, maka atlet tersebut pasti akan jauh lebih bagus. Makanya kita ingin memaksimalkan hal tersebut melalui program ini," kata Rima.

Kuota untuk atlet yang dikirimkan ke Kota Solo juga ditentukan agar atlet dari hambatan tertentu tidak menumpuk. Selama ini, NPC daerah kerap hanya berfokus pada hambatan intelektual dan hambatan penglihatan.

"Terkadang daerah hanya merekrut yang hambatannya intelektual 100 persen atau hambatan penglihatannya 100 persen yang mudah dicari di Sekolah Luar Biasa. Padahal yang menjadi andalan kita adalah atlet dengan hambatan fisik. Makanya kita berikan kuota agar pengurus daerah rajin terjun untuk menjemput atlet dengan hambatan sesuai kuota tersebut," pungkasnya.

Editorial Team