Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seizo Izumiya (kiri) saat memberi pencerahan teknik lebih mendalam karate saat ujian DAN, seminar, dan ujian penguji serta pelatih. (IDN Times/Cokie Sutrisno)

Banyumas, IDN Times - Senior karateka di Banyumas Raya yang mengikuti ujian DAN Japan Karate Association (JKA) berhasil lulus setelah mengikuti beberapa rangkaian uji yang dilakukan oleh tim penguji dewan guru dari Indonesia dan pengawasan langsung Managing Director asal Jepang Shihan Seizo Izumia yang digelar sejak Jumat-Minggu (24-26/2025) di gedung Kalimantan Bea Cukai Jakarta.

Mereka yang lulus adalah Zakaria Wawan naik ke DAN 3 JKA, sementara dua lainnya yakni Ishadi dan Sutrisno mengikuti sertikasi pelatih dan penguji juga dinyatakan lulus. Ketiganya adalah para Karateka yang tergabung dalam Akademi Seni-beladiri Karate Indonesia (ASKI). Dengan adanya gelar DAN dari JKA, kini di Banyumas Raya, ASKI telah memiliki dua karateka lisensi dari negara asal karate setelah sebelumnya disandang oleh Agyl Lastono.

Menurut Wawan, dirinya mengaku memiliki tekad untuk ujian JKA tidak lepas support dari pengrov ASKI Jateng terutama dari Wakil ketua umum Agyl Lastono."Saat kejurprov 2025 lalu di Salatiga saya didorong untuk ikut dengan diberikan rekomendasi, sehingga saya berupaya untuk mencapai hasil sesuai harapan, dan ternyata saya lulus,"jelasnya.

1. Seizo ingatkan filosofi dan asal usul karate

Senior managing director JKA Seizu Izumiya (kiri) didampingi penterjemah Rai Wibawa (kiri) ingatkan karateka di Indonesia untuk kembali mengingat asal usul beladiri karate.(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Sebelum digelar ujian JKA dan sertifikasi pelatih dan penguji nasional, pengurus pusat ASKI menggelar latihan teknik karate untuk 45 karateka senior dari 33 propinsi mulai dari DAN 2 hingga 7, bahkan beberapa mantan atlet andalan timnas karate Indonesia seperti Jenny Zeannet, Jhony Sihotang, Maya Firman, Agus Suwardi dan para dewan guru ikut meramaikan latihan yang diadakan di Dojo PP ASKI dan di Gedung Kalimantan Bea Cukai Jakarta.

Seizo Izumiya kepada IDN Times saat jeda latihan, Minggu (26/1/2025) menjelaskan managemen waktu dalam karate merupakan hal yang sangat berharga dan tanda bagi karateka dalam penerapan disiplin."Waktu bagi saya sangat berharga dan hal itu harus diterapkan dalam setiap latihan, bahkan saya ingin lebih lama melatih di Indonesia karena banyak yang terbuang,"katanya seperti yang diterjemahkan oleh Sensei Rai Wibawa.

Shihan Seizo juga mengingatkan agar para karateka di Indonesia untuk kembali mengingat asal usul dan filosofi karate dari negara asal hal karena memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai, filosofi, dan tujuan asli dari seni-beladiri karatedo.

*Karate bukan hanya sekadar olahraga atau teknik bertarung, tetapi juga memiliki aspek spiritual dan moral, seperti disiplin, penghormatan, dan pengendalian diri, selain itu membantu menghargai warisan budaya, serta menjaga kesetiaan pada prinsip-prinsip yang mendasari karate."Kita bisa lebih menghormati tradisi dan guru-guru yang telah mengembangkan karate hingga menjadi seperti sekarang ini," terangnya.

2. Mantan atlet Jenny Zeannet sebut bisa jadi program berkelanjutan

Mantan atlet nasional Jenny Zeannet akui pengembangan karate melalui seminar dan latihan langsung bersama JKA sangat bagus bagi perkembangan di dojo dojo.(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Sejumlah karateka senior usai latihan mengakui kegiatan menghadirkan pelatih langsung dari sumbernya merupakan hal positif bagi perkembangan beladiri karate di Indonesia. Belajar karate langsung dari sumbernya akan mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki teknik lebih cepat sehingga meningkatkan kemampuan lebih efisien.

Sekelas mantan atlet nasional seperti Jenny Zeannet Sondakh yang pernah memperkuat tim Asian Games 2006 di Doha Qatar pun tak ketinggalan terus memperdalam latihan, bahkan dirinya juga mengikuti sertifikasi pelatih dan penguji. Menurutnya Jepang adalah tempat lahirnya karate, sehingga belajar langsung dari para instruktur JKA yanng berpengalaman dan terlatih bisa mendapatkan pengajaran dengan kualitas yang sangat tinggi dan detail.

"Jepang sangat menghargai tradisi dan etika dalam berlatih karate, belajar langsung dengan Shihan Seizo Izumiya untuk merasakan dan mengapresiasi keaslian, keseriusan, serta rasa hormat yang tinggi terhadap seni beladiri ini, karena kita perlu setiap saat merefresh kembali agar filosofi hingga sekecil mungkin bisa diingat kembali,"terangnya.

Jenny juga berharap agar seminar, refresh dan ujian baik itu pelatih, penguji bis menjadi program jangka panjang supaya bisa menyalurkan ilmu ke dojo dojo atau twmpat latihan. "Harapan saya si semoga bisa jadi program jangka panjang ya, karena hal ini keren banget ilmunya," pungkas Jenny.

3. Bagian dari rangkaian rakernas PP ASKI

Ketua panitia Seminar Instructor Karate berlabel JKA, Syarif Hidayat yang juga kepala divisi teknis PP ASKI.(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Ketua panitia Seminar Instructor Karate berlabel JKA, Syarif Hidayat yang juga kepala divisi teknis PP ASKI mengatakan acara tersebut merupakan rangkaian dari puncak kegiatan rapat kerja nasional (Rakernas) yang diikuti oleh 19 pengrov mulai dari Sumatra hingga Papua yang digelar digedung Sabang Bea Cukai pada Senin (27/1/2025) yang dihadiri oleh Ketua Umum Syaifullah Nasution, Anggota Dewan Komisioner OJK Inarto Djajadi, para Dewan Guru ASKI.

Syarif juga menyebut rakernas rutin digelar setiap tahun sebagai ajang evaluasi selama tahun 2024 dan menegaskan program selama tahun 2025 baik penguatan organisasi maupun peningkatan prestasi. Disebutkan juga walau hanya 19 pengprov yang hadir namun telah memenuhi syarat 50+1 hingga bisa dilaksanakan dengan baik.

"Semua program yang berjalan sejak Jumat lalu adalah program tahunan, dan ini menjadi agenda penting sejauh mana perkembangan karate di setiap daerah, nanti dalam rakernas semua usulan akan disusun sebagai rencana 2025," katanya.

Editorial Team