TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Songsong Piala Dunia U-20, Anak-anak di Semarang Pamer Atraksi Juggling

30 bocah ikut kontes juggling

ilustrasi Sepak Bola (IDN Times/Mardya Shakti)

Semarang, IDN Times - Guna menyongsong ajang Piala Dunia U-20, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), menggelar berbagai rangkaian acara untuk memeriahkan pesta olahraga sejagad tersebut. Di Semarang, Kemenpora menggelar kontes juggling yang diikuti puluhan anak-anak. 

1. Terdapat 30 anak yang ikut kontes juggling dengan memakai protokol kesehatan

ANTARA FOTO/Maulana Surya

Suryo Agung Wibowo, Kasubdit Pengembangan Olahraga Prestasi Daerah Deputy Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora mengaku kontes juggling diselenggakan dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat mengingat saat ini masih pandemik COVID-19. 

"Kita sudah mengonsep lomba juggling yang menampilkan peseta tanpa kontak fisik sama sekaligus. Dengan kondisi masih pandemik, dari total 310 peserta, yang datang offline di Hotel Patra Jasa ada sebanyak 30 orang," ujar mantan pelari nasional tersebut, Minggu (6/12/2020). 

Para peserta mayoritas masih berusia kisaran 11-15 tahun. Mereka datang dari berbagai wilayah di Ibukota Jateng. 

Menurutnya setiap peserta yang ikut lomba juggling telah diminta memakai protokol kesehatan mulai berjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun serta memakai masker selepas tampil di depan para juri.

"Saat kita menyosialisasikan Piala Dunia U-20 di 36 titik yang tersebar di enam wilayah calon tuan rumah, kita bisa melihat talenta masing-masing anak-anak yang tampil. Di Jawa Tengah kita mendatangi Kabupaten Boyolali, Purwodadi, Semarang, Solo dan Magelang. Dan talenta anak-anak Semarang tergolong cukup bagus," ujarnya. 

2. Mantan punggawa PSIS anggap kontes juggling bisa mengasah bakat anak-anak

Dok.IDN Times/istimewa

Sementara, eks pemain PSIS, M Irfan memuji kepiawaian anak-anak yang lihai mengolah si kulit bundar. "Bagi saya, kemampuan juggling yang mereka tunjukan cukup spesial. Nah, ajang seperti ini bisa dijadikan tolak ukur untuk mencari bibit unggul sebagai pembinaan atlet buat liga profesional. Mereka harus punya kemampuan dasarnya dulu sebelum mentalnya digembleng oleh para pelatih," jelasnya.

Baca Juga: Piala Dunia U-20 Dipastikan Tanpa Opening dan Closing Ceremony Meriah

Berita Terkini Lainnya