TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenang Prestasi Edy Paryono Bersama PSIS Semarang

Kenangan yang penuh sejarah tak terlupakan

Edy Paryono (instagram.com/psisfcofficial)

PSIS Semarang kehilangan salah satu pahlawan pada awal tahun 2024. Ia adalah Edy Paryono. Mantan kepala pelatih Tim Laskar Mahesa Jenar tersebut baru saja meninggal dunia pada Senin (26/2/2024).

"Keluarga besar PSIS Semarang berbelasungkawa atas berpulangnya Edy Paryono, mantan pelatih yang bawa PSIS meraih juara di tahun 1999," ucapan duka keluarga besar PSIS merujuk situs media sosial resmi klub.

Mendiang Edy Paryono sendiri merupakan sosok yang memiliki darah kental dengan PSIS. Bukan tanpa alasan, ia pernah membawa Tim Laskar Mahesa Jenar mendulang prestasi saat menjabat sebagai kepala pelatih. Untuk selengkapnya, coba intip sederet prestasi yang dipersembahkan sang pelatih untuk PSIS.

Membawa PSIS juara Divisi Utama Ligina V 1998/1999 saat dilanda kesulitan dan tragedi memilukan

Potret penyerahan trofi Ligina V 1998/1999 kepada pemain PSIS Semarang. (twitter.com/psisfcofficial)

Edy Paryono pernah mengukir sebuah prestasi menohok dalam buku sejarah PSIS Semarang. Ia membawa tim dengan warna kebesaran biru ini mendulang titel juara Divisi Utama Liga Indonesia V 1998/1999. Ketika itu, mereka jadi kampiun setelah menumbangkan perlawanan Persebaya Surabaya pada partai final.

Perjuangan mendiang Edy Paryono untuk membawa PSIS juara bisa dibilang penuh dengan lika-liku. Bahkan, mereka hanya menjadi tim kuda hitam pada era Ligina V 1998/1999. Pada babak penyisihan grup saja, Laskar Mahesa Jenar tergabung dalam Grup 4 yang berisikan klub-klub ternama, macam Persebaya Surabaya, Barito Putera, Gelora Dewata, dan Persema Malang. Untungnya, PSIS finis sebagai runner-up di bawah Persebaya ketika itu.

Ada satu cerita menarik. Edy Paryono merengkuh trofi Ligina V 1998/1999 saat persoalan finansial sedang melanda PSIS. Problematika ini terjadi ketika Laskar Mahesa Jenar akan mentas pada babak 10 besar kompetisi. Pada saat itu, beberapa pemain bahkan sampai mogok latihan. Namun, dengan segala upaya yang ada, PSIS tetap berjuang melewati babak 10 besar.

Hebatnya, Edy Paryono dengan magisnya berhasil membawa PSIS tampil cemerlang pada babak 10 besar di Ligina V 1998/1999. Mereka pun melaju ke babak semifinal dengan menantang Persija Jakarta. Tak disangka, PSIS menumbangkan Persija 1-0 di Stadion Utama Senayan, Jakarta.

Nahas, kemenangan PSIS itu mesti dibayar mahal dengan tewasnya sebelas suporter PSIS karena tertabrak kereta listrik jurusan Bogor-Jakarta pada 1 April 1999. Tragedi ini sempat menimbulkan penolakan dari Pemerintah DKI Jakarta untuk menggelar laga final di ibu kota. Namun, partai puncak akhirnya diselenggarakan di tempat netral di Stadion Klabat, Manado, Sulawesi Utara.

PSIS lagi-lagi bersua Persebaya pada partai final Ligina V 1998/1999. Dengan semangat juang dari arahan Edy Paryono, PSIS di luar prediksi keluar sebagai juara usai membekuk Tim Bajol Ijo dengan skor akhir 1-0. Tugiyo (legenda Purwodadi) menjadi bintang dalam kemenangan ini setelah mencetak satu-satunya gol dalam laga final yang dihelat pada 9 April 1999 tersebut.

Baca Juga: Profil Barnabas Sobor, Pemain PSIS Semarang asal Papua Aktif di Timnas

Sempat terdegradasi, tetapi Edy Paryono kembali mengantarkan PSIS juara Divisi Satu Ligina 2000/2001

Potret skuad PSIS Semarang saat menjuarai Divisi Satu Ligina 2000/2001. (twitter.com/ForzaPSIS)

Sayangnya, nasib buruk malah menimpa PSIS Semarang usai menjuarai Divisi Utama Ligina V 1998/1999. Performa mereka anjlok ketika menyongsong kompetisi pada musim 1999/2000. Bahkan, Tim Laskar Mahesa Jenar besutan Edy Paryono mesti turun kasta ke Divisi Satu Ligina pada musim berikutnya.

Selepas itu, PSIS pun berkiprah di Divisi Satu Ligina 2000/2001. Walau begitu, untungnya, Edy Paryono kembali menunjukkan kapasitasnya dengan membawa PSIS juara di Divisi Satu Ligina 2000/2001. Kesuksesan ini akhirnya membawa mereka promosi untuk tampil di Divisi Utama lagi pada musim 2001/2002.

Selain prestasi, Edy Paryono merupakan sosok pelatih yang kerap diberi kepercayaan lebih untuk menakhodai PSIS. Ia tercatat pernah membesut Tim Laskar Mahesa Jenar dalam 3 periode. Edy Paryono melakukannya pada periode 1995—2001, 2007—2008, dan 2011—2013.

Verified Writer

rizkilutfi

Writing is one of happines

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya