TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terkenal Angker, Makam Nyi Ageng Serang Mengapung di Waduk Kedung Ombo

Peziarah datang untuk penglarisan, awet muda, enteng jodoh

Waduk Kedung Ombo. www.surakarta.pro

Membentang melewati tiga kabupaten di Jawa Tengah, Waduk Kedung Ombo sedang ramai dibicarakan masyarakat luas. Betapa tidak, waduk kebanggaan pemerintahan Orde Baru tersebut baru saja memakan korban setelah sebuah perahu wisata berpenumpang 20 orang terbalik saat mengarungi permukaan waduk. 

Sejatinya bukan sekali itu saja korban jiwa berjatuhan di Waduk Kedung Ombo. Sejumlah warga setempat menuturkan sejak dulu banyak kejadian tenggelamnya para pemancing yang sedang berada di Waduk Kedung Ombo. 

Baca Juga: Rambut di Dekat Kapal Terbalik Kedung Ombo Ternyata Jasad Anak-anak

1. Ada 13 desa dan empat kecamatan yang ditenggelamkan di Waduk Kedung Ombo

Tim SAR menggotong kantong jenazah korban perahu terbalik di Kedung Ombo. Dok Humas Basarnas Semarang

Suwanto, Kepala Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali mengaku waduk tersebut sebenarnya memiliki permukaan air yang sangat tenang. Waduk Kedung Ombo selama ini juga diandalkan penduduk sekitar untuk mengairi sawah tatkala musim kemarau tiba. 

"Kedung Ombo kan sering direhab. Saya yang lahir dan besar di Wonoharjo memang tahu betul ketika zaman Orde Baru dulu, Waduk Kedung Ombo ini dibangun dengan menenggelamkan desa-desa sekitar sini. Total proyek pembangunan Kedung Ombo menyasar 13 desa, empat kecamatan dan tiga kabupaten mulai Boyolali, Grobogan dan Sragen," kata Antok sapaan karibnya, ketika berbincang dengan IDN Times melalui sambungan telepon, Minggu (16/5/2021). 

2. Ada kuburan kuno para leluhur dan keluarga Kerajaan Mataram di dasar waduk

Ilustrasi peziara di kuburan kamboja Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ketika 13 desa ditenggelamkan untuk dibangun Waduk Kedung Ombo, Antok bilang masyarakat kerap memprotes kebijakan Orde Baru. Sebab, di area 13 desa itu terdapat pula sejumlah makam leluhur milik warga serta kompleks pekuburan kuno yang berasal dari Kerajaan Mataram di Yogyakarta. 

Antok mengingat, kala itu ada belasan makam senopati Kerajaan Mataram yang terpaksa dipindahkan ke kompleks pemakaman Raja Yogyakarta di Imogiri. Bahkan ada beberapa makam abdi dalem, pengikut setia Sultan Agung hingga keturunan Hamengkubuwono yang digusur akibat pembangunan Waduk Kedung Ombo. 

"Salah satu makam yang tergusur ya kuburannya Raden Masinah atau yang bernama Nyi Ageng Serang. Nyi Ageng Serang masih trah langsung dari Sultan Agung. Pas makamnya ikut dipindahkan ke Imogiri, warga Desa Wonoharjo tetap mempercayai bahwa jasadnya masih di Kedung Ombo. Maka kita dulunya sepakat membuatkan makam terapung milik Nyi Ageng Serang di Pulau Ngrombo. Letaknya sampai sekarang masih ada mengambang di tengah-tengah Waduk Kedung Ombo," akunya. 

3. Makam Nyi Ageng Serang sering didatangi warga untuk minta penglarisan dan awet muda

Sumber: http://202.152.135.5/)

Antok berkata masyarakat masih sering nguri-uri (red: melestarikan budaya) di makam Nyi Ageng Serang dengan rutin berdoa saat malam Jumat Kliwon tiba. Warga lokal, luar daerah maupun mancanegara silih berganti berdatangan ke makam Nyi Ageng Serang untuk bermunajat semalam suntuk.

Warga yang mendapat berkah dari keberadaan makam pahlawan nasional tersebut kerap menyewakan perahunya dengan memasang tarif ala kadarnya.

"Kita gak matok harga berapa berapa, yang penting diberi seikhlasnya sama pezirah. Kadang dapatnya Rp20 ribu, kadang bisa lebih. Soalnya akses satu-satunya ke makamnya Nyi Ageng Serang yang cuma naik perahu," ujar bapak tiga anak tersebut. 

Diakuinya bahwa meski lokasinya mengambang, makam Nyi Ageng Serang terkenal memiliki tuah magis yang kuat. Tak jarang para pezirah yang berdoa di dalam makam Nyi Ageng Serang sering dikabulkan hajatnya. 

"Terutama yang banyak berdoa di makamnya Nyi Ageng Serang itu ya orang-orang yang pengin dapat penglarisan, kepengin dilancarkan usahanya. Tapi ada juga yang percaya berdoa di makamnya Nyi Ageng Serang bisa bikin awet muda sampai enteng jodoh," ucap lelaki berusia 43 tahun ini. 

Baca Juga: Anak-anak Jadi Korban, Daftar Penumpang Tenggelam di Waduk Kedung Ombo

4. Banyak warga bertapa di makam Nyi Ageng Serang sampai Subuh

Ilustrasi berdoa (pirentes.com)

Setiap warga yang ingin terkabul hajatnya kerap bersemedi di dalam makam sampai menjelang Subuh. Saat ini, kondisi makam Nyi Ageng Serang tersebut separuh bagiannya telah terendam air waduk. Tapi jika waduk mengering maka seluruh makamnya terlihat menyembul seutuhnya. 

Tak cuma itu saja, menurutnya Waduk Kedung Ombo pun terkenal wingit alias angker lantaran banyaknya bekas makam warga yang terbenam di dasar waduk.

"Yang saya tahu, kuburan-kuburan para senopati Kerajaan Mataram masih tersisa di dalam waduk. Usianya mungkin sudah ribuan tahun lamanya sebelum warga menempati lahan di area sekitaran Kedung Ombo," jelasnya. 

5. Perhutani sediakan lahan untuk obyek wisata Hutan Kedung Cinta

Ilustrasi Hutan (IDN Times/Sunariyah)

Sementara itu, dari data yang dilansir dari laman jatengprov.co.id, Waduk Kedung Ombo telah mengalami sejumlah perbaikan pada akses jalan masuknya. Revitalisasi dikerjakan pada jalan sepanjang 23.475 kilometer dari Monggot Grobogan--Waduk Kedung Ombo (WKO) Juwangi dan kini jalannya sudah mulus beraspal.

Waduk Kedung Ombo memiliki luas 6.576 hektare dan lokasi waduk di Desa Wonoharjo Kecamatan Kemusu disebutkan memang potensial dikembangkan untuk sektor wisata air. Bahkan pihak Perum Perhutani melalui Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Telawa menyediakan wahana wisata hutan Kedung Cinta pada 2016 lalu. 

Baca Juga: Gara-gara Selfie, Perahu Wisata Terbalik di Waduk Kedung Ombo, 3 Raib

https://www.youtube.com/embed/jXjCAmiJcAM
Berita Terkini Lainnya