Sejarah Pasar Gang Baru Semarang, Pasar Tertua dan Saksi Geger Pecinan

Jadi lokasi Perayaan Ji Kau Meh di Pasar Imlek Semawis 2023

Semarang, IDN Times - Kota Semarang menyimpan sejarah dari berbagai zaman. Salah satu tempat yang menjadi saksi sejarah, yaitu Pasar Gang Baru di Kawasan Pecinan Semarang. 

1. Muncul saat Geger Pecinan tahun 1740

Sejarah Pasar Gang Baru Semarang, Pasar Tertua dan Saksi Geger PecinanSuasana Pasar Gang Baru di kawasan Pecinan Kota Semarang (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Mengutip unggahan Instagram @harjantohalim, Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis), Harjanto Halim menuturkan, pasar tradisional yang berada di sebuah lorong bernama Gang Baru itu muncul saat ada peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1740.

Pada waktu itu terjadi pembunuhan massal terhadap lebih dari 10 ribuan orang keturunan Tionghoa oleh VOC di Batavia atau sekarang Jakarta.

Peristiwa itu berdampak pada etnis Tionghoa di berbagai daerah, termasuk Semarang. Pergerakan etnis Tionghoa dibatasi, diawasi, dan ditempatkan dalam satu kawasan, yaitu kawasan Pecinan Semarang.

Baca Juga: Buka Lagi, Warga Lepas Rindu di Waroeng Semawis Pecinan Semarang

2. Sudah berusia lebih dari 200 tahun

Sejarah Pasar Gang Baru Semarang, Pasar Tertua dan Saksi Geger PecinanSuasana Pasar Gang Baru di kawasan Pecinan Kota Semarang (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Akibat dari kejadian itu, warga Tionghoa yang tinggal di Pecinan Semarang mengalami  kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka. Akhirnya, mereka mengundang warga pribumi untuk berjualan di Gang Baru. 

‘’Orang Tionghoa di Semarang karena tinggal di pecinan mereka butuh pasokan barang segar, seperti sayur maupun daging. Maka, dibentuk dan dijadikan pasar di Gang Baru itu,’’ ungkapnya.

Akhirnya, terbentuklah pasar tradisional di sepanjang lorong Gang Baru sejak tahun 1740. Kini pasar yang berlokasi di Kelurahan Kranggan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang itu sudah berusia 283 tahun dan termasuk pasar tertua di Indonesia. 

3. Warga Tionghoa berjualan dari rumah

Sejarah Pasar Gang Baru Semarang, Pasar Tertua dan Saksi Geger PecinanSuasana Pasar Gang Baru di kawasan Pecinan Kota Semarang (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

‘’Ya, jadi Pasar Gang Baru ini termasuk pasar yang paling tua. Kemudian, yang paling luar biasa Pasar Gang Baru ini kayak miniatur Indonesia. Pedagangnya banyak dari berbagai kalangan, nggak cuma Chinese lho, banyak orang Jawa dan etnis lainnya juga,’’ kata Harjanto. 

Berdasarkan IDN Times, seperti pasar tradisional lainnya, Pasar Gang Baru menjual berbagai kebutuhan masyarakat seperti, sayur, buah, daging, alat rumah tangga, baju dan lainnya. Hanya saja pasar ini memiliki perbedaan dan keunikan tersendiri dibandingkan pasar tradisional umumnya. 

Keunikan Pasar Gang Baru, yaitu pasar ini tidak memiliki bangunan layaknya pasar tradisional. Warga Tionghoa yang tinggal di Gang Baru turut berjualan di dalam kios, toko dan rumah mereka. Sedangkan, pedagang lain berjualan dengan menggelar barang dagangan di sepanjang Gang Baru. Mereka berjualan sejak pagi hari hingga siang hari. Selain itu, pasar ini hanya libur dua kali dalam satu tahun, yaitu ketika Hari Raya Imlek dan Cap Go Meh. 

4. Ada jasa Bibi Gendong

Sejarah Pasar Gang Baru Semarang, Pasar Tertua dan Saksi Geger PecinanSuasana Pasar Gang Baru di kawasan Pecinan Kota Semarang (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Kemudian, satu lagi yang menarik dari Pasar Gang Baru, adanya jasa kuli gendong perempuan atau disebut Bibi Gendhong di pasar tersebut. Mereka bekerja membawakan barang belanjaan pembeli dan menerima tips sukarela sesuai bobot barang belanjaan.

Pasar Gang Baru hingga sekarang menjadi jujugan para ibu rumah tangga, pemilik restoran, dan pelaku usaha di Kota Semarang. Mereka memilih berbelanja di Pasar Gang Baru karena menjual bahan pangan yang berkualitas dan kadang tidak dijual di pasar lainnya.

Sementara, pada perayaan Imlek tahun 2023 ini Pasar Gang Baru dihidupkan kembali menjadi lokasi perayaan Ji Kau Meh pada malam Imlek, Jumat (20/1/2023). Kopi Semawis akan membagikan terong susu sebagai simbol keberlimpahan dan rezeki secara gratis kepada pengunjung yang datang.

Baca Juga: 7 Jajanan Khas Pecinan Semarang yang Wajib Dicicipi, Dijamin Nagih!

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya