Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret gunung Merbabu (unsplash.com/Philip Lindberg)
potret gunung Merbabu (unsplash.com/Philip Lindberg)

Intinya sih...

  • Aturan resmi: solo hiking di Gunung Merbabu sebenarnya tidak dianjurkan. Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) tidak melarang, tapi sangat tidak menganjurkan karena faktor keselamatan.

  • Alasan kenapa solo hiking di Merbabu berisiko tinggi. Risikonya meliputi cuaca ekstrem, minim bantuan, rawan tersesat, dan kemungkinan bertemu hewan liar.

  • Peraturan pendakian Merbabu yang wajib kamu tahu. Wajib daftar lewat sistem online booking, petugas basecamp akan menanyakan pengalaman mendaki, perlengkapan yang dibawa, dan rencana waktu naik-turun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Solo hiking atau mendaki gunung sendirian sekarang makin populer di kalangan pendaki muda. Banyak yang menganggap mendaki sendiri bisa jadi cara menenangkan diri, menikmati alam tanpa gangguan, atau bahkan sebagai tantangan pribadi. Tapi muncul satu pertanyaan penting: apakah boleh solo hiking gunung Merbabu?

Nah, sebelum kamu buru-buru packing dan berangkat, yuk pahami dulu aturan, risiko, dan tips pentingnya di bawah ini!

1. Aturan resmi: solo hiking di Gunung Merbabu sebenarnya tidak dianjurkan

gambar pemandangan di Gunung Merbabu (unsplash.com/Yub 12)

Secara resmi, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) tidak melarang secara mutlak pendaki mendaki sendirian, tapi mereka sangat tidak menganjurkan. Alasannya jelas: faktor keselamatan.

Gunung Merbabu memiliki jalur yang cukup panjang dan bisa berubah kondisi secara ekstrem, kabut tebal, suhu dingin, hingga arah trek yang kadang membingungkan. Kalau kamu sendirian dan terjadi hal buruk, misalnya tersesat atau cedera, proses evakuasinya bakal jauh lebih sulit.

2. Alasan kenapa solo hiking di Merbabu berisiko tinggi

Potret gunung Merapi dan Merbabu (pexels.com/Mike Panton)

Solo hiking memang terlihat keren dan menantang, tapi di lapangan risikonya gak main-main. Berikut beberapa bahaya yang sering dialami pendaki solo:

  • cuaca cepat berubah: kabut bisa datang tiba-tiba dan bikin kamu kehilangan arah.

  • minim bantuan: kalau kamu jatuh atau kelelahan, gak ada yang bisa langsung bantu.

  • rawan tersesat: beberapa jalur seperti Wekas atau Suwanting punya area terbuka luas yang mirip satu sama lain.

  • hewan liar: meski jarang, beberapa pendaki mengaku sempat mendengar suara hewan malam di jalur tertentu.

Jadi, walaupun kamu merasa sudah hafal jalur atau sering naik gunung, tetap aja risiko solo hiking di Merbabu gak bisa diremehkan.

3. Peraturan pendakian Merbabu yang wajib kamu tahu

Gunung Merapi dan Merbabu (pixabay.com/arttower)

Sebelum mendaki, kamu wajib daftar lewat sistem online booking di situs resmi Taman Nasional Gunung Merbabu (tngunungmerbabu.org). Dalam prosesnya, kamu perlu memasukkan identitas diri dan jumlah anggota tim.

Kalau kamu memilih mendaki sendirian, sistem masih bisa memprosesnya, tapi petugas basecamp biasanya akan menanyakan beberapa hal tambahan seperti:

  • pengalaman mendaki kamu sebelumnya,

  • perlengkapan yang dibawa, dan

  • rencana waktu naik-turun.

Mereka melakukan ini bukan untuk melarang, tapi memastikan kamu benar-benar siap menghadapi kondisi di lapangan.

4. Rekomendasi kalau kamu tetap ingin solo hiking

Jalur pendakian Gunung Merbabu (unsplash.com/Falaq Lazuardi)

Kalau kamu tetap ingin menikmati sensasi solo hiking, lakukan dengan cara yang lebih aman. Beberapa hal yang bisa kamu lakukan antara lain:

  • pilih jalur populer dan ramai seperti Selo, karena banyak pendaki lain di sana.

  • lapor ke petugas basecamp dan tinggalkan kontak darurat keluarga atau teman.

  • bawa perlengkapan lengkap, termasuk jaket tebal, headlamp, GPS, dan power bank.

  • hindari mendaki malam hari, apalagi saat cuaca mendung.

  • update posisi kamu secara berkala lewat pesan atau story agar orang lain tahu kamu aman.

Dengan begitu, kalau terjadi sesuatu, tim basecamp bisa lebih cepat melacak posisi kamu.

5. Waktu terbaik buat mendaki Merbabu

ilustrasi pendaki (pexels.com/Mas Anam)

Kalau kamu berencana naik gunung Merbabu, waktu terbaiknya adalah antara Juni sampai September, saat musim kemarau. Jalurnya lebih kering, pemandangan savana lebih luas, dan risiko badai atau hujan lebat lebih kecil.

Hindari musim penghujan (Oktober–Maret), karena jalur akan licin dan potensi longsor meningkat.

6. Alternatif: ikut open trip kalau belum yakin

Ilustrasi mendaki bersama guide lokal (pexels.com/Kamaji Ogino)

Buat kamu yang belum pernah mendaki Merbabu atau belum yakin mendaki sendirian, open trip bisa jadi pilihan terbaik. Banyak komunitas hiking dan operator perjalanan yang menawarkan paket open trip Merbabu dengan harga terjangkau.

Kamu tetap bisa menikmati pengalaman naik gunung dengan aman, karena ada guide berpengalaman dan rekan-rekan baru yang siap membantu.

Jadi, apakah boleh solo hiking gunung Merbabu? Jawabannya: boleh, tapi sangat tidak disarankan.

Gunung Merbabu bukan gunung kecil, dan tantangannya bisa jadi berat kalau kamu sendirian. Keselamatan tetap nomor satu. Kalau pun kamu ingin solo hiking, pastikan sudah punya pengalaman cukup, perlengkapan lengkap, dan izin dari petugas basecamp.

Menikmati alam memang penting, tapi pulang dengan selamat jauh lebih berarti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team