10 Pecinta Budaya Dunia  Pelajari Ebeg Wangon 

Ikut dandan dan nari ebeg

Banyumas, IDN Times - Budaya jaran kepang yang ada di Desa Wangon, Banyumas menarik perhatian para pencinta budaya dari Rumania, Belgia, Prancis, dan mancanegara lain, Jumat(13/4/2024).

Mereka datang ke Desa Wangon setelah sebelumnya mempelajari dari berbagai literasi di internet. Para turis tersebut bahkan ikut berdandan dan menari layaknya ebeg desa Wangon.

Puluhan penonton antusias melihat penampilan para ebeg mancanegara, walaupun masih terlihat kaku, namun mereka sangat antusias mengikuti arahan seniman wangon.

Baca Juga: Destinasi Wisata di Banyumas, Lokasi Liburan Idul Fitri Seru

1. Dianggap warisan budaya tertua didunia

10 Pecinta Budaya Dunia  Pelajari Ebeg Wangon Lousia, produser dan kordinator yang ikut mengawal para pencinta budaya dunia untuk datang ke Desa Wangon, Banyumas, Jumat (12/4/2024).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Menurut Louisa , yang ikut mengantarkan para turis mancanegara tersebut banyak sekali warisan budaya Indonesia yang patut dibanggakan sehingga sebagai pewaris yang cinta budaya harapanannya bisa terus dikenal di luar negeri.

Louisa juga mengatakan dipilihnya Ebeg di Wangon karena menurut para pencinta budaya luar dianggapnya sebagai warisan budaya tertua. Hal itu setelah mereka melakukan riset dan penelitian.

"Mereka menganggapnya bahwa setelah melalukan riset baik itu dari laman pencarian seperti google ternyata menemukan warisan luhur dan tertua berada Wangon dengan ebegnya, "jelas Louisa.

2. Ada ritual dan doa sebelum menari

10 Pecinta Budaya Dunia  Pelajari Ebeg Wangon Pawang ebeg Pakumas Wangon bernama Budi ketika melakukan ritual dan doa sebelum tarian dimulai, Jumat (12/4/2024).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Lousia menambahkan para turis mengaku bersyukur karena warga di Desa Wangon sangat antusias dan menyambut dengan gembira, bahkan ikut membantu dengan menyiapkan pakaian dan dandanan ebeg hingga melatih menari, bahkan pihak desa dan kepolisian sangat membantu aktivitas mereka.

"Kami dan para pencinta budaya dari mancanegara sangat gembira karena mereka begitu antusias dan baik, terbukti dengan menyiapkan pakaian dan dandanan serta mengajari nari ebeg bahkan pihak kepolisian dan kepala desa sangat membantu,"katanya .

Disebutkan bahwa ada banyak tarian beragam di Indonesia, namun ebeg dianggapnya menarik karena sebelum menari ada ritual ritual dan doa yang dilakukan bahkan hingga adanya tarian diluar dugaan."Inilah yang menarik perhatian mereka,"ujarnya.

3. Asia Ekspress TV Rumania ikut mengeksplor

10 Pecinta Budaya Dunia  Pelajari Ebeg Wangon Crew tivi Asia Ekposs yang tertarik mendokumentasikan ebeg wangon, Banyumas, Jumat (12/4/2024).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Sementara Kepala desa Wangon, Supriyadi bahwa tidak ada persiapan khusus dalam menyambut para pencinta budaya dari mancanegara. Karena mereka hadir telah memiliki pengetahuan budaya Ebeg secara lisan.

Menurutnya kehadiran mereka ternyata juga ingin mengeksplor budaya Indonesia khususnya di Banyumas. Bahkan mereka membawa pula crew televisi luar negeri dari Prancis dan Rumania seperti Asia Ekspress sembari mendokumentasikan ebeg Wangon.

"Yang jelas kehadiran para bule tersebut berimbas budaya kita mendunia, terutama kehidupan ebeg baik jumlah dan komunitasnya bisa diketahui oleh masyarakat dunia,"katanya.

Momen yang digelar di Taman kota Baru desa Wangon mampu menyedot para wisatawan lokal untuk datang, bahkan para pemudik yang melintas pun dibuat penasaran kehadiran bule bule cantik dengan pakaian ebeg, hingga sempat memadatkan arus lalu lintas mudik.

4. Bule numpang mobil untuk survival

10 Pecinta Budaya Dunia  Pelajari Ebeg Wangon Usai menari ebeg dua wanita asing ini sedang berusaha menyetop mobil lewat untuk menumpang ke kota Kebumen, Jumat (12/4/2024).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Ada yang aneh usai menari ebeg, para bule hendak menuju ke kota Kebumen, namun mereka berusaha menumpang mobil yang lewat. padahal mereka disediakan kendaraan khusus pengangkut.

Menurut Rei Samosir, Kordinator dari Fixer yang juga ikut memandu hal itu dilakukan sebagai tantangan mereka ketika harus melakukan survival. Mereka ada yang berhasik mendapat tumpangan ada pula yang tidak, sehingga tetap ikut kendaraan rombongan.

Dari pantauan IDN Times, sebenarnya terdapat 10 kendaraan pengangkut yang standbye menunggu untuk melanjutkan perjalanan. Tentu saja hal ini membuat aneh warga yang menonton.

Baca Juga: Lembu Benggolo Farm, Wisata Murah Meriah di Lumbir Banyumas

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya