Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Duel Srikandi dan Mustokoweni Berebut Jimat Kalimasada di Kota Lama

Penampilan Srikandi dan Mustokoweni memukau penonton di Kota Lama. IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Tepukan riuh penonton bergemuruh tatkala Srikandi bertempur untuk memperebutkan jimat Kalimasada. Di saat bersamaan, muncullah Dewi Mustokoweni.

Pertempuran sengit terjadi saat keduanya bertemu. Dengan berlatar belakang gedung-gedung tua di Kota Lama, Semarang, sendratari wayang orang tersebut jadi suguhan apik dalam rangkaian acara bertajuk Kalimasada Murca untuk menyambut Hari Jadi Kota Semarang ke-473.

1. Semuanya berawal dari hilangnya pusaka Pandawa Kalimasada

Sejumlah penari saat memainkan atraksi wayang putri di Kota Lama. IDN Times/Fariz Fardianto

Kalimasada Murca berarti hilangnya pusaka pandawa Kalimasada. Srikandi dan Mustokoweni lalu membawa pasukannya masing-masing untuk berduel memperebutkan jimat Kalimasada. 

Lakon ini cukup populer di kalangan pecinta wayang orang.

2. Sendratari wayang orang diharapkan bisa mendekatkan diri kepada Millennial

Srikandi dan Mustokoweni saat berebut jimate Kalimasada. IDN Times/Fariz Fardianto

KRAy Hendrayani, selaku ketua pergelaran mengatakan ini jadi momentum yang tepat untuk mendekatkan wayang orang bagi kalangan Millennial. Ia mengaku selama ini antusiasme masyarakat di Jakarta dan Bandung cukup besar. Makanya ia ingin membawa pergelaran serupa ke beberapa provinsi di Indonesia.

"Tujuannya memang memperkenalkan seni wayang orang sehingga bisa menjadi populer di tengah masyarakat. Dan tahun ini Kota Semarang yang menjadi target kami untuk mendekatkan diri kepada Millennial. Harapannya dapat menjangkau komunitas baru sekaligus melestarikan kesenian wayang orang kepada khalayak yang lebih luas," katanya dal keterangan yang didapat IDN Times, Minggu (1/3).

3. SPWO akan gelar sendratari wayang orang untuk menyemarakkan HUT Semarang

Pentas SHOW jadi kegiatan untuk menyemarakan HUT Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Ia bilang para pemain wayang yang tergabung dalam Sahabat Pecinta Wayang Orang (SPWO) bakal tampil lagi pada 21 Maret 2020 mendatang di Semarang. 

Sebagai daya pikatnya, seluruh wayangnya akan diperankan oleh pemain perempuan. Termasuk tokoh Bima, Prabu Bumiloka, Butha, Cakil, Janoko, Kresno dan masih banyak lagi. Ini, katanya sebagai pelestarian seni tradisi lintas gender yang belakangan mulai kurang populer.

“Dari para perempuan ini, kami harapkan cinta budaya tradisi kemudian akan menular kepada para generasi muda, yang semestinya masih memiliki semangat dan energi yang lebih besar dari pada kami, kaum ibu,” imbuhnya.

Ia ingin meraih kesuksesan seperti penampilan wayang orang di Gedung Kesenian Jakarta medik Maret 2019 silam. Karenanya nanti akan ada pertunjukan 60 orang penari dan 20 pangrawit.

4. Wanita punya peran besar untuk melestarikan budaya Indonesia

Dokumen Pribadi

Kepala Disbudpar Kota Semarang, Indriyasari menuturkan penampilan pemain wayang orang putri nantinya bisa menginspirasi kaum hawa agar turut melestarikan warisan budaya Indonesia.

"Perempuan memiliki potensi besar dalam pembangunan dan kebudayaan. Fungsi ganda yang dijalankan sebagai ibu atau wanita karir, serta perannya dalam bersosialisasi sangat penting. Termasuk aktif memelihara seni budaya dan warisan bangsa," ujar Iin.

Pihaknya juga akan menggelar acara wayang orang dengan atraksi on the street, bincang budaya tradisi wayang orang, pameran dan lomba fotografi wayang orang, serta bazaar kearifan lokal kota Semarang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Bandot Arywono
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us