Awalnya Lahan Tidur, Daringan Kesongo Kini Jadi Jujugan Favorit Wisatawan

Bisa jadi inspirasi buat daerah lain, nih

Semarang, IDN Times - Lahan tidur yang kerap dicuekin warga sebenarnya bisa diubah menjadi sumber pundi-pundi cuan. Buktinya, warga Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang berhasil menyulap lahan tidur di daerahnya untuk dijadikan sebuah obyek wisata yang unik. 

Ya, Daringan Kesongo Kultur nama obyek wisata tersebut. Letaknya di tepi Rawa Pening menjadikan Daringan Kesongo menjadi tempat wisata yang mampu menyedot para wisatawan. 

Baca Juga: 5 Kisah Misteri di Wisata Rawa Pening, Suasananya Bikin Merinding

1. Wisata Daringan Kesongo tawarkan panorama alam yang ciamik dan Sego Sawah

Awalnya Lahan Tidur, Daringan Kesongo Kini Jadi Jujugan Favorit WisatawanDaringan Kesongo Kultur. (IDN Times/bt)

Spot wisata yang ditawarkan di Daringan Kesongo mulai dari hamparan sawah yang membentang luas, aktivitas para petani dan petambak Rawa Pening yang membuat panorama alam di lokasi Daringan Kesongo yang aduhai.

Ditambah lagi dengan aneka suguhan makanan ndeso seperti Sego Sawah.

Sego Sawah yang dimaksud berupa nasi yang disajikan dalam rantang dan cobek beralas daun. Wisatawan bisa dengan mudahnya mendapatkan aneka lauk pauk gudangan, sambal tempe bosok maupun sambal belut. 

"Lauknya macam-macam. Sangat lezat dinikmati karena suasananya juga mendukung. Mulai makananya dan lauknya yang dimakan petani setiap harinya," kata Supriyadi, Kepala Desa Kesongo, Senin (29/8/2022). 

2. Semula dibangun pakai BUMDes Rp24,4 juta

Awalnya Lahan Tidur, Daringan Kesongo Kini Jadi Jujugan Favorit WisatawanDaringan Kesongo Kultur. (IDN Times/bt)

Ia mengaku Daringan Kesongo semula dibangun memakai dana BUMDes. Modalnya sekitar Rp24,4 juta. Lalu ada tambahan modal lagi Rp150 juta untuk biaya mempercantik lokasi wisata tersebut. 

"Ada juga patungan dari beberapa orang," tambahnya. 

3. Sempat pakai aturan ketat pandemik COVID-19

Awalnya Lahan Tidur, Daringan Kesongo Kini Jadi Jujugan Favorit WisatawanIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Ketika mulai dibuka saat pandemik COVID-19 bulan Agustus 2021, keberadaan Daringan Kesongo bak oase di pasang yang gersang. Ketika banyak orang terdampak pandemik, Daringan Kesongo bisa menjadi pelecut ekonomi warga Kesongo. 

Saat pertama kali, ia memang terbentur aturan ketat pandemik COVID-19. "Kita sangat ketat saat itu karena berhubungan dengan aturan PPKM. Jadi meski viral di media sosial kita mematuhi aturan, tidak serta merta menerima pengunjung," akunya. 

4. Gaet anak sekolah yang kepengen belajar pengelolaan lingkunga

Awalnya Lahan Tidur, Daringan Kesongo Kini Jadi Jujugan Favorit WisatawanIlustrasi siswa SMPN dan orang tuanya. (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Untuk ke depannya, Desa Kesongo berpeluang menjadi sentra eduwisata dan ecowisata. Apalagi, Daringan Kesongo Kultur berawal dari Festival Rawa Pening dan Kongres Sampah.

Total lahan di area Daringan Kesongo Kultur seluas 8.800 meter persegi. Dalam waktu dekat akan dibangun lagi spot wisata tambahan sehingga bisa terhubung dengan spot wisata lainnya. 

"Jadi memang kita menyasar kunjungan instasi, sekolah, pemerintah desa dan lembaga lain yang ingin belajar bersama mengenai tata kelola lingkungan. Misal sampah diolah menjadi kompos atau pakan maggot. Termasuk aquaponic," tegasnya.

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya