3 Hal Seru ini Bisa Kamu Lakukan di Pura Mangkungeraan Saat Pandemik

Mulai membuat jamu hingga belajar menari

Solo, IDN Times - Pura Mangkunegaran telah membuka lokasi pariwisata kembali mulai Agustus 2020, setelah sebelumnya sempat ditutup akibat pandemi COVID-19.

Pembukaan wisata herritage di Kota Solo, Jawa Tengah tersebut dibarengi dengan penerapan aturan protokol CHSE atau Cleanliness, Healthy, Safety, dan Environment sustainbility. Penerapan tersebut bertujuan agar para wisatawan lebih aman dan terlindungi selama berkunjung ke Pura Mangkunegaran.

Baca Juga: Dibuka Kembali, Ini Jam Buka dan Operasional Museum Keraton Solo

1. Belajar membuat jamu Kunir Asem

3 Hal Seru ini Bisa Kamu Lakukan di Pura Mangkungeraan Saat PandemikWorkshop membuat jamu 'Kunir Asem' di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah. IDNTimes/Larasati Rey

Sebagai salah satu pusat peradaan Jawa, Pura Mangkunegaran sudah dikenal dengan beragam minuman tradisional atau biasa disebut jamu. Memiliki aroma yang khas dan berkhasiat bagi tubuh, minuman tradisional dari bahan baku rempah-rempah kini bisa dipelajari melalui kegiatan workshop di Pura Mangkunegaran.

Sekretaris Kemantren Langenharjo, Citra Wahyu Arsiani mengatakan workshop pembuatan jamu ini mulai di inisiasi pada saat pandemi COVID-19 ini. Dimana banyak pengujung yang tertarik untuk mengetahu cara membuat jamu khas di Pura Mangkunegaran yakni Kunir Asem.

“Dalam workshop jamu, kita ajak wisatawan membuat jamu kulai dari tahap awal masih rempah kemudian diracik, diraput, disaring, dan direbus hingga siap saji bisa dinikmati,” jelasnya Rabu (18/11/20).

Jamu Kunir Asem sendiri sudah berkembanh sejak KGPAA Mangkunegaran I. Minuman tersebut terbuat dari bahan rempah kunir dan asem yang terkenal di Kota Solo.

2. Belajar tari tradisonal

3 Hal Seru ini Bisa Kamu Lakukan di Pura Mangkungeraan Saat PandemikWorkshop belajar menari di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah. IDNTimes/Larasati Rey

Selain membuat jamu, Pura Mangkunegaran juga memiliki kesenian tarian khas yang biasa ditarikan dalam acara-acara adat. Wisatawan juga bisa mengikuti workshop belajar tarian tradisional.

Tarian yang diajarkan adalah Tari Gambyong Retno Kusumo yang ditarikan oleh wanita dan Tari Bondo Boyo yang ditarikan oleh laki-laki.

Tari Gambyong Retno Kusumo sendiri merupakan tarian yang diciptakan pada masa KGPAA Mangkunegaran VIII, tarian tersebut bercerita tentang seorang gadis yang menginjak dewasa tengah berhias diri laksana bunga yang harum dan bersinar bagaikan emas yang berkemilau. Tarian tersebut biasanya disajikan untuk penyambutan tamu.

Sedangkan Tari Bondo Boyo merupakan tarian pada masa Mangkunegaran IV, tarian ini merupakan salah satu jenis tari wireng atau tari keprajuritan. Bondo Boyo merupakan tari yang memiliki unsur floret Belanda, yakni pedang untuk bermain anggar. Dari unsur tersebut membuat adanya akulturasi budaya Jawa dengan pernak pernik keprajuritan Belanda.

3. Mengunjungi museum Pura Mangkunegaran

3 Hal Seru ini Bisa Kamu Lakukan di Pura Mangkungeraan Saat PandemikPenari di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah. IDNTimes/Larasati Rey

Selain bisa mengikuti workshop, berkunjung ke Pura Mangkunegaran tak lupa untuk mengunjungi museum Pura Mangkunegaran. Di dalam museum tersebut terdapat banyak benda peninggalan kerajaan yang yang dikumpulkan sejak tahun 1926. Museum Puro Mangkunegaran dibuka untuk umum pada tahun 1968 dan dikelola oleh Pariwisata Mangkunegaran, hingga sekarang benda-benda peninggalan masih masih terawat hingga sekarang.

Barang-barang bersejarah tersebut diletakkan di dalam etalase kaca sesuai dengan jenis dan fungsinya, diantaranya perhiasan milik raja dan permaisuri yang terbuat dari emas berupa anting, cincin, kalung, subang, gelang tangan, gelang bahu, jam, rantai, badong, dan perlengkapan menari. Selain itu, terdapat koleksi senjata seperti pedang, keris, tombak, dan perlengkapan berburu.

Museum Puro Mangkunegaran dibuka setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Jumat dan Sabtu jam 08.30-14.30 WIB serta hari Kamis dan Minggu jam 08.30-14.00 WIB. Tiket masuk museum untuk wisatawan domestik sebesar Rp 20.000/orang dan wisatawan mancanegara sebesar Rp 40.000/orang (belum termasuk pemandu). Setiap pengunjung museum akan ditemani oleh seorang pemandu (guide) berkeliling bangunan-bangunan utama yakni Pendopo Ageng, Pringgitan, Dalem Ageng, Keputren, dan Pracimosono.

 

Baca Juga: 5 Spot Wisata Asyik di Solo Lokasinya Tak Jauh dari Keraton Surakarta

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya