Satu-satunya di Indonesia Belajar Sejarah Rokok di Museum Kretek Kudus

Terjadi lonjakan wisatawan hingga 300 persen

Kudus, IDN Times - Museum Kretek yang tertelak di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati, Kudus saat musim liburan dipadati pengunjung. Dalam sehari museum satu-satunya di Indonesia ini didatangi ratusan wisatawan yang berasal dari Kudus hingga luar kota.

Baca Juga: 10 Potret Keseruan Mengunjungi Museum Jenang dan Gusjigang Kudus

1.Museum berdiri sejak 1986

Satu-satunya di Indonesia Belajar Sejarah Rokok di Museum Kretek KudusIDN Times/Aji

Museum yang diresmikan Gubernur Jawa Tengah Soepardjo Roestam pada 3 Oktober 1986 ini menjadi museum rokok satu-satunya di Indonesia.  Museum yang memiliki luas sekitar 2,5 hektar ini  menyajikan jejak kekayaan nusantara berupa produk rokok yang ada di kota Kretek.

Di museum itu, ada ribuan koleksi tentang sejarah panjang rokok kretek yang mendunia. Koleksi itu meliputi, gambar dokumentasi, alat giling cengkeh, alat giling tembakau, alat perajang tembakau, hingga miniatur produk rokok kretek dari zaman ke zaman.

 

2. Kunjungan melonjak hingga 300 persen selama liburan

Satu-satunya di Indonesia Belajar Sejarah Rokok di Museum Kretek KudusIDN Times/Aji

Salah satu pengunjung, Anita mengatakan, untuk mengisi musim liburan ini sengaja datang ke Museum Kretek. Di museum itu, menurutnya banyak ilmu yang didapatkan. Terlebih bisa belajar tentang sejarah pembuatan rokok dari zaman ke zaman.

“Ya seru. Mengisi liburan dengan wisata edukasi. Belajar tentang sejarah pembuatan rokok dari zaman ke zaman,” ungkapnya, Senin (30/12).

Kepala Unit Pelaksana Teknis Museum Kretek Kasman Sutiyono mengungkapkan, sejak sepekan yang lalu Museum Kretek sudah ramai wisatawan. Mereka datang untuk mengisi liburan. Peningkatan, wisatawan pun mencapai sekitar 300 persen.

“Biasanya hanya 100 orang perhari. Ini bisa mencapai 400 perharinya,” kata dia.

3. Penambahan koleksi jadi daya tarik menggaet wisatawan

Satu-satunya di Indonesia Belajar Sejarah Rokok di Museum Kretek KudusIDN Times/Aji

Menurutnya, museum kretek buka setiap hari. Mulai pagi hingga sore. Pengunjung dapat menikmati dan belajar tentang sejarah rokok di Kudus.

Terkait dengan jumlah koleksi, di Museum Kretek ada ribuan koleksi. Saat ini ada penambahan koleksi di museum kretek. Hanya ada beberapa koleksi yang belum dipasang. Karena masih perlu untuk dikaji dan diseminarkan di muka umum.

“Ada catatan buku Nitisemito, timbangan tembakau, invetarisasi perusahaan rokok dari masa kemasa, dan juga logo perusahaan rokok. Yang sudah dipasang baru timbangan tembakau,” ungkapnya.

Ia berharap, agar jumlah wisatawan selalu meningkat. Kedepan agar museum kretek dapat dikenal masyarakat secara luas.

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya