TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Imbas PPKM Darurat, Permintaan Jasa Keuangan di Jawa Tengah Turun

"Yang penting jangan sampai melebihi batas, bisa krisis."

Endang (kiri) memproses transaksi cashless perbankan konsumen di Toko Alpido yang juga sebagai Agen Batara Bank BTN di Kendal, Jawa Tengah, 11 Februari 2021 (IDN Times/Dhana Kencana)

Semarang, IDN Times - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang berlangsung pada 3--20 Juli 2021 diprediksi memengaruhi sektor ekonomi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah dan DIY memperkirakan terjadinya penurunan permintaan jasa keuangan dari masyarakat kepada industri jasa keuangan (IJK). 

Baca Juga: 4 Program Kolaborasi Akselerasi OJK Untuk Pemulihan Ekonomi Jateng

1. Aktivitas ekonomi bakal menurun saat PPKM Darurat

Ilustrasi aktivitas perbankan secara digital (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Pelaksanaan PPKM Darurat membatasi ruang gerak masyarakat. Kondisi tersebut mengakibatkan aktivitas ekonomi menurun.

‘’Maka, kalau mobilitas menurun tentunya aktivitas ekonomi juga bakal turun. Dan tentunya permintaan akan jasa keuangan juga turun, seperti simpan pinjam. Ini membuat kinerja perbankan mengalami penurunan,’’ ujar Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY, Aman Santosa saat dikonfirmasi IDN Times, Jumat (2/7/2021).

Meski demikian, menurut Aman, bantalan atau kekuatan sektor perbankan di Jateng masih terjaga dengan baik. Capital adequacy ratio atau kecukupan modal perbankan di Jateng masih tinggi.

‘’Ini patut disyukuri. Sehingga, masih bisa menahan krisis ekonomi dan penurunan aktivitas lending (pinjaman dana) yang diberikan pada bank. Namun, jangan sampai IJK menyentuh pertahanan minimal. Sebab, kalau sudah diatas batas itu, bank akan kolaps. Kalau sampai kolaps akan membuat krisis lebih dahsyat lagi,’’ jelasnya.

2. Program vaksinasi mendorong pemulihan ekonomi

Ilustrasi aktivitas perbankan sebelum pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Seiring dengan pelaksanaan program vaksinasi yang bertahap dilakukan pemerintah dan otoritas terkait, bagi Aman patut disyukuri. Sebab hal itu berdampak pada kinerja ekonomi di Jawa Tengah dan DIY yang mengalami perbaikan bila dibandingkan akhir tahun lalu.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah meningkat dari posisi akhir tahun Desember 2020 sebesar minus 3,34 persen year on year (yoy) menjadi sebesar minus 0,87 persen (yoy) pada Maret 2021.

Sejalan dengan dimulainya masa pemulihan perekonomian, kinerja perbankan di Jawa Tengah masih terjaga dan menunjukkan tren positif. Bahkan capaiannya melebihi capaian perbankan nasional pada sisi aset, kredit, dan dana pihak ketiga (DPK).

Baca Juga: Harga Daging Ayam Turun, Jateng Deflasi Minus 0,17 Persen di Juni 2021

Berita Terkini Lainnya