OJK Catat Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran di Jateng Naik
Penyaluran KUR dan kredit perbankan tumbuh positif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Pandemik COVID-19 memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sejumlah sektor ekonomi pun masih terkontraksi, khususnya sektor industri, perdagangan, dan konstruksi.
Baca Juga: Kian Terpuruk, Hotel di Jateng Merugi, Karyawan Jadi Korban PHK
1. Penurunan konsumsi masyarakat picu kontraksi di sektor industri, perdagangan, dan konstruksi
Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Aman Santosa mengatakan, Provinsi Jawa Tengah masih menghadapi beberapa tantangan, salah satunya yaitu tingginya kontraksi di sektor perdagangan, industri dan konstruksi yang disebabkan menurunnya konsumsi masyarakat.
Kondisi itu juga karena negara tujuan ekspor belum pulih sepenuhnya, sehingga permintaan barang dan jasa saat ini masih lemah.
‘’Dalam catatan kami di tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Jateng terkontraksi menjadi -3,34 persen. Sektor ekonomi yang terkontraksi khususnya sektor industri, perdagangan dan konstruksi masing-masing sebesar -6.10 persen, -2,27 persen dan -4,40 persen,’’ ungkapnya dalam keterangan resmi pada sarasehan bersama industri jasa keuangan dan pemangku kepentingan yang memiliki peran strategis dalam upaya percepatan pemulihan ekonomi khususnya di Provinsi Jawa Tengah, Senin (8/3/2021).
Baca Juga: Restrukturisasi Kredit Perbankan di Jateng Capai Rp60 Triliun