TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terdampak PPKM, Pusat Perbelanjaan Pulih 2022, Perilaku Konsumen Beda

Mal gak perlu khawatir sama e-commerce

Ilustrasi Mal yang diperbolehkan buka pada masa PPKM (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Semarang, IDN Times - Usai terdampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), kondisi mal dan pusat perbelanjaan diprediksi pulih pada tahun 2022. Kendati demikian, jumlah pengunjung tidak bisa kembali normal seperti kondisi sebelum pandemik COVID-19

Baca Juga: Status PPKM Semarang di Level 1, Mal Buka dengan Kapasitas 100 Persen 

1. Jumlah pengunjung akan beda dengan sebelum pandemik

Suasana Mal Ciputra Semarang yang diperbolehkan buka pada masa pandemik COVID-19 dan PPKM Level 4 (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Ketua Umum DPP Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja mengatakan, pihaknya optimistis bahwa operasional mal akan pulih tahun depan.

‘’Sektor wisata dan mal akan booming tahun depan, karena selama dua tahun ini orang jenuh di rumah terus,” ungkapnya di sela acara pelantikan pengurus DPD APPBI Jawa Tengah, Jumat (12/11/2021).

Akan tetapi, jumlah pengunjung mal akan berbeda dengan masa sebelum pandemik COVID-19.

‘’Akan ada sekitar 20 pengunjung yang tidak kembali lagi ke mal karena sudah terbiasa belanja online. Ini menjadi tantangan bagi pengelola mal untuk mengembalikan jumlah pengunjung yang berkurang,’’ tuturnya.

2. Pengelola mal dituntut berinovasi

Ilustrasi masyarakat berbelanja di mal. IDN Times/Besse Fadhilah

Ke depan, pengelola mal dituntut untuk berinovasi agar pusat perbelanjaan tidak hanya sebagai tujuan untuk berbelanja tapi juga berfungsi menjadi tempat bersosialisasi dan interaksi yang nonvirtual.

‘’Jadi kita balik nanti, mal jadi tempat bersosialisasi seperti nongkron, meeting, dan lainnya. Baru setelah itu fungsi keduanya masuk, yaitu belanja,” imbuh Alphon.

Pada kondisi pandemik, lanjutnya, mayoritas masyarakat telah beradaptasi dengan kehidupan baru dengan berbelanja secara online. Sehingga, e-commerce juga tumbuh subur pada masa ini.

3. Perilaku konsumen mal berubah dari tahun ke tahun

Suasana Mal Ciputra Semarang yang diperbolehkan buka pada masa pandemik COVID-19 dan PPKM Level 4 (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Ketua Dewan Pembina DPP APPBI, Sugwantono Tanto mengatakan, dalam kondisi itu mal tidak perlu khawatir berkompetisi e-commerce yang tumbuh subur selama pandemik. Sebab, selama 30 tahun bergelut di dunia mal, pihaknya menganalisis bahwa mal selalu berevolusi.

“Pada 30 tahun lalu jumlah resto di mal hanya lima persen. Namun, saat ini untuk ukuran mal dengan luasan kecil pun, resto bisa sampai 25--40 persen. Bahkan, ada yang 100 persen. Ini menunjukkan tujuan orang ke mal berubah dari masa ke masa. Dulu hanya belanja fashion, sekarang jadi tujuan makan,” katanya.

Pada masa mendatang, pengelola mal harus rutin mengevaluasi, tidak hanya setiap lima tahun, tapi harus lebih sering. Upaya itu wajib dilakukan agar pengelola mal dapat sewaktu-waktu memperhatikan perilaku konsumen, tenant, maupun event dengan tujuan untuk menciptakan trafik.

Baca Juga: PPKM Semarang Turun Level 2: Operasional Mal Dilonggarkan Bioskop Buka

Berita Terkini Lainnya