TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pembangunan Pipa Gas Cirebon-Semarang, Bisa Tekan Harga Gas Domestik

Karena pemerintah akan menyetop ekspor gas ke Singapura

Dok. IDN Times

Batang, IDN Times - Setelah mandek selama 14 tahun, pembangunan proyek pipa gas Cirebon-Semarang dimulai kembali pada Jumat (7/2). Hal itu ditandai dengan groundbreaking di rest area 379A jalan tol Semarang-Batang.

Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Tidak Akan Cabut Subsidi Gas Melon 

1. Pipa gas melintas di sepanjang Pantura Jateng

jatengprov.go.id

Jalur pipa gas tersebut bakal melintasi sepanjang tol pantura Jawa Tengah. Mulai dari Brebes hingga Semarang.

Nilai proyek pipa tersebut senilai US$169,41 juta dengan toll fee 0,36 dolar AS/ MMBTU (Million British Thermal Unit).

“Pembangunan pipa gas ini seperti terskenario karena Jawa Tengah menerima Perpres 79 tahun 2019 untuk pengembangan kawasan industri di Jateng, sebagai penopang pertumbuhan ekonomi tujuh persen,” kata Plh Sekda Provinsi Jawa Tengah Herru Setiadhie.

2. Turut membantu percepatan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah

ANTARA FOTO/Rahmad

Ia berharap jaringan pipa gas tersebut dapat berdampak positif yang signifikan bagi industri di Jawa Tengah. Sehingga membantu percepatan pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen.

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mempunyai komitmen tinggi untuk mendukung pembangunan trasmisi pipa gas yang ditargetkan selesai dalam dua tahun itu.

3. Mendukung rencana pemerintah menghentikan ekspor gas

jatengprov.go.id

Plt Dirjen Migas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ego Syahrial berterima kasih kepada pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat yang memberikan dukungan terealisasinya proyek transmisi pipa gas tersebut. Ia berharap keberadaan pipa gas tersebut dapat mendorong pembangunan ekonomi Indonesia serta meningkatkan pemanfaatan gas domestik.

“Pemerintah berencana menghentikan ekspor gas ke Singapura pada 2023 dan berencana menurunkan harga gas untuk industri menjadi sebesar 6 dolar AS per MMBTU, sesuai Perpres Nomor 40 tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi,” terangnya.

4. Nilai tambah transmisi pipa gas sangat besar

jatengprov.go.id

Kepala BPH Migas, M Fanshurullah Asa mengungkapkan jika selama ini gas Indonesia yang diekspor ke Singapura tidak memiliki nilai tambah. Meski tetap menjadi pemasukan, tetapi belum mampu untuk menggerakkan perekonomian secara optimal.

“Kalau gas ini dibuat sebagai faktor produksi, maka dia bisa menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Nilai tambah akan jadi luar biasa,” jelasnya.

Baca Juga: Dirut PGN Buka Opsi Impor Gas untuk Stabilkan Harga

Berita Terkini Lainnya