TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pialang Saham, Profesi yang Dibutuhkan Tapi Tak Banyak Dilirik Orang

Peluangnya masih terbuka lebar di Semarang

Ilustrasi memantau pergerakan saham. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Semarang, IDN Times - Profesi sebagai pialang saham di Semarang, Jawa Tengah masih kurang lantaran tak banyak diminati dan digeluti. Padahal keberadaan mereka sangat diperlukan seiring bertambahnya investor baru di pasar saham.

Baca Juga: Ibu Kota Pindah, Yuk Koleksi Saham-Saham Ini!

1. Masih sedikit jumlahnya

Ilustrasi penawaran saham. ANTARA FOTO/Audy Alwi

Pialang saham di Semarang jumlahnya masih kurang. Satu sisi, kebutuhan mereka masih diperlukan. BEI Semarang mencatat sejak Januari hingga Desember 2019, jumlah mereka hanya 150 orang.

"Keberadaan mereka masih kurang di tengah meningkatnya investor di pasar modal," kata Kepala Kantor BEI Perwakilan Semarang, Fanny Rifqi dalam sesi konferensi pers akhir tahun di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (17/12).

2. Peluangnya masih terbuka lebar

Ilustrasi memantau pergerakan saham. ANTARA FOTO/Reno Esnir

Jumlah tersebut dirasakan masih kurang karena saat ini terdapat 23 ribu investor saham yang memerlukan jasa serta tenaga mereka.

"Jika dengan proporsi jumlah investor 1/10, maka paling tidak dengan jumlah investor 23 ribu masih dibutuhkan sekitar 500 orang pialang saham di Semarang," imbuh Fanny.

3. Harus lulus persyaratan dari TICMI

Pengunjungi berjalan di samping layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Fanny mengurai bahwa kendala masih sedikitnya sumber daya manusia (SDM) yang berprofesi sebagai pialang saham ditengarai ketatnya persyaratan untuk menjadi seorang pialang yang tidak mudah. Kondisi tersebut membuat jumlah SDM tidak seimbang dengan

Sebab mereka dituntut harus lulus ujian yang digelar oleh The Indonesia Capital Market Institute (TICMI), yaitu sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan profesi pasar modal yang didirikan oleh Perhimpunan Pendidikan Pasar Modal Indonesia (P3MI).

4. Menjadi pialang memerlukan kompetensi lebih

Pengunjungi mengamati layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Fanny mengaku bahwa untuk menjadi seorang pialang memang dibutuhkan kompetensi sesuai yang disyaratkan TICMI dan telah bersertifikasi. Kondisi itu mengakibatkan jumlah SDM di pasar modal belum maksimal.

“Ada soal-soal yang tidak bisa diselesaikan dan dijawab benar oleh para peserta ujian sertifikasi pasar modal, sehingga tingkat kelulusannya masih rendah,” jelasnya.

Baca Juga: Ari Ashkara Dicopot Erick Thohir, Harga Saham Garuda Naik Tipis 

Berita Terkini Lainnya