TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

90 Persen Biro Travel di Jateng Bangkrut, Beralih Buka Warung Makan

2 kebijakan pemerintah dituding jadi penyebab kerugian

Ilustrasi obyek wisata. ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Semarang, IDN Times - Sejumlah pelaku usaha biro perjalanan atau travel di Jawa Tengah merugi hingga ratusan juta rupiah karena terdampak pandemik COVID-19. Hampir 90 persen biro travel yang ada saat ini bangkut lantaran tidak mendapat pekerjaan di sektor pariwisata lokal.

"Dari 360 biro travel yang selama ini beroperasi di 35 kabupaten/kota, kalau dihitung-hitung cuma 10 perusahaan yang masih bertahan. Mayoritas lainnya sudah bangkrut," kata Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Jateng, Joko Suratno kepada IDN Times, Senin (8/2/2021). 

Baca Juga: Dibuat Kecewa, Asita: Kebijakan Ganjar Mematikan Pariwisata di Jateng

1. Biro travel di Jateng merugi ratusan juta selama masa pandemik COVID-19

ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Para pelaku usaha biro travel rata-rata harus menanggung kerugian besar mengingat sampai saat ini jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Tengah menurun drastis. Kerugian yang ditanggung antara lain berupa biaya operasional kantor yang tinggi ditambah harus membayar gaji setiap bulan para karyawannya selama masa pandemik virus corona.

"Kita tidak bisa menghindari biaya operasional dan gaji pegawai saat ini tidak seimbang dengan pemasukan yang kita dapatkan. Karena kita menanggung kerugian sampai ratusan juta, maka jalan satu-satunya sebagian besar pegawai harus kita rumahkan. Tenggat waktunya kita gak tahu sampai kapan karena situasinya sekarang malah semakin tidak menentu," ujar Joko.

2. Asita menuding dua kebijakan dari pemerintah merugikan biro travel

Infografis PPKM Jawa-Bali pada 11-25 Januari 2021. IDN Times/Rikha Khunaifah Mastutik

Pihaknya menyatakan saat ini bisa dikatakan aktivitas pariwisata lokal terhenti imbas dari sejumlah kebijakan yang merugiakan para biro travel.

"Ya karena ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan ada gerakan Jateng di Rumah Saja otomatis turis jadi pikir ulang. Yang paling dirugikan adalah pelaku usaha biro travel," jelasnya.

Baca Juga: Jateng di Rumah Saja, Pasar-Obyek Wisata Ditutup 6-7 Februari

Berita Terkini Lainnya