TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dihantam Pandemik, Pedagang Love Bird di Semarang Kehilangan Omzet 50 Persen 

Biasanya bisa laku puluhan ekor sehari

Seorang pedagang burung love bird saat memberikan pakan burung di lapaknya. IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Masa pandemik COVID-19 yang telah berlangsung selama tujuh bulan terakhir telah menyebabkan kondisi perekonomian di tiap daerah turun drastis. Bahkan, penurunan pendapatan sangat dirasakan oleh para pedagang burung di Pasar Karimata, Jalan RA Kartini, Kota Semarang.

Baca Juga: 7 Penyakit yang Paling Banyak Dialami Love Bird, Pemilik Wajib Tahu!

1. Selama pandemik pedagang hanya bisa jual 10 love bird

Deretan burung love bird yang dijual di Pasar Karimata Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Wahyu Wantoro, seorang pedagang burung love bird di Pasar Karimata mengaku pandemik COVID-19 yang muncul sejak tujuh bulan terakhir telah berdampak terhadap kelangsungan usahanya.

Para pelanggannya kini memilih menahan diri lantaran kasus penularan COVID-19 di Semarang semakin merebak.

"Pas kondisi normal saya bisa jual 20-25 ekor love bird. Tapi sekarang permintaannya turun drastis jadi 10 ekor sehari saja," kata Wahyu kepada IDN Times, Rabu (16/9/2020).

2. Omzet pedagang love bird turun drastis

goodfon.com

Ia bilang dengan harga love bird yang dipatok kisaran Rp40 ribu per ekor, saat ini kondisinya menjadi sepi pembeli. Malahan akhir-akhir ini omzetnya drop sampai 50 persen ketimbang kondisi normal.

"Biasanya yang pesan kemari itu dari Bengkulu, Kalimantan, Kaliwungu Kendal dan kota-kota besar lainnya. Tapi sekarang benar-benar sepi. Omzetnya yang saya dapat turun sampai 50 persen," akunya.

"Kalau penurunan sejak awal pandemi sudah terasa. Makanya kaget pas kondisinya sepi seperti sekarang. Awal-awal pandemik pengunjungnya bisa dihitung jari saja," ujarnya.

Ia menuturkan para pelanggannya biasanya berburu love bird jenis kepala pastel, love bird biru dan sejumlah jenis lainnya.

Untuk menyiasati anjloknya penjualan selama pandemik, Wahyu terpaksa menyesuaikannya dengan harga pakan. "Sehari pasti habis 25 kilo pakan burung. Tapi kalau harganya naik, ya kepaksa harga burungnya juga dinaikan. Biar gak ruginya gak banyak," terangnya.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik tentang Secretary Bird Si Burung "Sekretaris Memesona"

Berita Terkini Lainnya